Waskita Jajaki Bangun 4 Ruas Tol di Bali
A
A
A
JAKARTA - PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) tengah menjajaki pembangunan empat ruas jalan tol di wilayah Bali dengan total investasi mencapai Rp35 triliun.
Direktur Operasional I Waskita Karya Desi Arryani mengatakan, saat ini perseroan masih menunggu izin dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Sambil menunggu regulasinya diterbitkan, perseroan telah melakukan prastudi kelayakan (feasibility study).
”Tol baru ini inisiasi Waskita sebagai pemrakarsa. Kami usulkan ada empat ruas tol yang akan dibangun sepanjang 150 kilometer (km) dengan investasi sekitar Rp35 triliun,” kata Desi dalam paparan publik perseroan di Jakarta kemarin. Dia memaparkan, empat ruas tersebut yaitu Kuta-Canggu-Tanah Lot-Soka, Soka-Pekutatan, Pekutatan-Gilimanuk, dan Pekutatan-Lovina.
Empat ruas tol tersebut akan dioperasikan oleh anak usaha perseroan yaitu PT Waskita Toll Road. ”Jalan tol ini bagian dari rencana pembangunan jalan tol nasional sepanjang 1.562 km di seluruh Indonesia yang telah diprogramkan pemerintah,” paparnya. Lebih lanjut Desi menjelaskan, jika izin pengelolaannya cepat selesai, perseroan memproyeksikan empat ruas tol tersebut dapat beroperasi pada akhir 2019.
Pembangunan tol tersebut diharapkan dapat menghubungkan bandara baru diwilayah utara Bali. ”Dari hasil survei yang telah kami lakukan menunjukkan kawasan selatan Bali sudah sangat padat dan terjadi ketimpangan pembangunan dengan kawasan utara,” tandasnya.
Total panjang empat ruas jalan tol ini mencapai 156,7 km. Rinciannya adalah Kuta-Canggu- Tanah Lot-Soka 28 km, Soka- Pekutatan 25,1 km, Pekutatan- Gilimanuk 54,4 km, dan Pekutatan- Lovina 46,7 km. Direktur Keuangan Waskita Karya Tunggul Rajaguguk menambahkan, untuk pendanaan proyek tersebut, perseroan berencana menerbitkan saham baru (rights issue ) sebesar Rp5,3 triliun.
Pemerintah telah menambah kepemilikan saham melalui setoran modal Rp3,5 triliun. Sisanya yang diserap publik sebesar Rp1,8 triliun. ”Saat ini ekuitas kita ada Rp2,8 triliun, melalui penerbitan rights issue ekuitas pada Desember 2015 akan me-leverage bisa sampai dua kali menjadi Rp8,1 triliun,” kata Tunggul.
Dengan ekuitas yang besar, emiten konstruksi pelat merah tersebut bisa mendanai proyek pembangunan infrastruktur melalui pinjaman perbankan dan juga penerbitan surat utang (obligasi). ”Kebutuhan dana untuk mempercepat pembangunan infrastruktur sangat besar sehingga tahun ini pembagian dividen hanya 20%.
Sisanya digunakan untuk laba ditahan,” ungkap dia. Waskita tahun ini memberikan dividen tunai sebesar 20% atau sekitar Rp100,31 miliar yang berasal dari laba bersih pada tahun lalu sebesar Rp501 miliar.
Heru febrianto
Direktur Operasional I Waskita Karya Desi Arryani mengatakan, saat ini perseroan masih menunggu izin dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Sambil menunggu regulasinya diterbitkan, perseroan telah melakukan prastudi kelayakan (feasibility study).
”Tol baru ini inisiasi Waskita sebagai pemrakarsa. Kami usulkan ada empat ruas tol yang akan dibangun sepanjang 150 kilometer (km) dengan investasi sekitar Rp35 triliun,” kata Desi dalam paparan publik perseroan di Jakarta kemarin. Dia memaparkan, empat ruas tersebut yaitu Kuta-Canggu-Tanah Lot-Soka, Soka-Pekutatan, Pekutatan-Gilimanuk, dan Pekutatan-Lovina.
Empat ruas tol tersebut akan dioperasikan oleh anak usaha perseroan yaitu PT Waskita Toll Road. ”Jalan tol ini bagian dari rencana pembangunan jalan tol nasional sepanjang 1.562 km di seluruh Indonesia yang telah diprogramkan pemerintah,” paparnya. Lebih lanjut Desi menjelaskan, jika izin pengelolaannya cepat selesai, perseroan memproyeksikan empat ruas tol tersebut dapat beroperasi pada akhir 2019.
Pembangunan tol tersebut diharapkan dapat menghubungkan bandara baru diwilayah utara Bali. ”Dari hasil survei yang telah kami lakukan menunjukkan kawasan selatan Bali sudah sangat padat dan terjadi ketimpangan pembangunan dengan kawasan utara,” tandasnya.
Total panjang empat ruas jalan tol ini mencapai 156,7 km. Rinciannya adalah Kuta-Canggu- Tanah Lot-Soka 28 km, Soka- Pekutatan 25,1 km, Pekutatan- Gilimanuk 54,4 km, dan Pekutatan- Lovina 46,7 km. Direktur Keuangan Waskita Karya Tunggul Rajaguguk menambahkan, untuk pendanaan proyek tersebut, perseroan berencana menerbitkan saham baru (rights issue ) sebesar Rp5,3 triliun.
Pemerintah telah menambah kepemilikan saham melalui setoran modal Rp3,5 triliun. Sisanya yang diserap publik sebesar Rp1,8 triliun. ”Saat ini ekuitas kita ada Rp2,8 triliun, melalui penerbitan rights issue ekuitas pada Desember 2015 akan me-leverage bisa sampai dua kali menjadi Rp8,1 triliun,” kata Tunggul.
Dengan ekuitas yang besar, emiten konstruksi pelat merah tersebut bisa mendanai proyek pembangunan infrastruktur melalui pinjaman perbankan dan juga penerbitan surat utang (obligasi). ”Kebutuhan dana untuk mempercepat pembangunan infrastruktur sangat besar sehingga tahun ini pembagian dividen hanya 20%.
Sisanya digunakan untuk laba ditahan,” ungkap dia. Waskita tahun ini memberikan dividen tunai sebesar 20% atau sekitar Rp100,31 miliar yang berasal dari laba bersih pada tahun lalu sebesar Rp501 miliar.
Heru febrianto
(bbg)