Villatel di Kawasan Wisata
A
A
A
PT The One Partners, anak perusahaan dari TheVoo Architect & Engineers Group dari Korea, mengembangkan villa hotel (villatel ) Royal Tulip Resort & Spa di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB).
Saat ini Lombok mempunyai daya tarik yang mirip dengan Bali 10 tahun lalu. Memiliki pantaipantai yang bersih dengan pasirnya yang putih dan laut yang jernih biru kehijauan, bukit dan pegunungan hijau masih alami.
Sebaliknya, Bali semakin padat dan ramai, potensi area yang dapat dikembangkan di Bali juga semakin terbatas. Kunjungan wisatawan ke Lombok kini terus meningkat. Sejak 2010 hingga 2014 jumlah wisatawan ke Lombok tercatat per tahun meningkat rata-rata 20%. Terus bertambahnya wisatawan membuat tingkat hunian rata-rata hotel dan vila yang sudah beroperasi mencapai 50%, bahkan untuk hotel dan vila bintang 5 mencapai 70-80%.
Selain itu, karena meningkatnya pembangunan kompleks vila dan hotel skala menengah dan menengah atas di Senggigi dan sekitarnya, serta rencana pembangunan megaproyek Mandalika yang merupakan proyek pemerintah, Mekaki Bay Resort, proyek hotel resor dan theme park dari perusahaan nasional terkemuka, juga berbagai vila skala kecil sedang banyak dibangun.
Kemudian, pada April 2015 lalu Presiden Jokowi juga menyatakan dukungan pemerintah untuk pengembangan pariwisata di Lombok dengan pengembangan infrastruktur yang alokasi dananya mencapai Rp1,8 triliun. “Bandar udara internasional Lombok yang baru kini memiliki penerbangan langsung dari Singapura dan Australia.
Sebentar lagi juga akan ada penerbangan langsung dari Hong Kong dan dari Australia timur,” kata Chief Executive Officer The One Partners, Eric Kim, di Jakarta kemarin. Royal Tulip Resort & Spa dikembangkan di atas lahan seluas 20.263 m2 dengan luas bangunan 7.328 m2. Ada 61 unit vila tipe 1, 2, dan 3 kamar tidur dengan luas unit mulai dari 175.72 / 99.12 m2 sampai 582.68 / 270.39 m2.
“Total unit vila yang dijual 45 unit, dengan rincian 10 unit telah dibeli oleh investor dari Shanghai dan Beijing, sehingga hanya 35 unit vila yang akan ditawarkan kepada para investor di Indonesia. Sebanyak 16 unit akan dimiliki oleh pengembang dan tidak untuk dipasarkan,” ujar Kim Min Sung, Vice President The One Partners. Untuk unit 1 kamar tidur ditawarkan mulai dari USD375,480 setelah diskon dengan pembayaran 10% down payment dan 60% pembayaran dilakukan secara bertahap (cicilan), sedangkan pelunasan dilakukan pada saat pembangunan selesai.
Pelunasan dapat dilakukan dengan fasilitas kredit dari Bank Hana. “Kami membidik para investor menengah atas. Mengingat unit yang terbatas, penjualan akan dilakukan dengan pendekatan yang lebih personal kepada investor dengan melakukan private gathering bekerja sama dengan agen properti Pro/Max Real Estate,” ujar Kim Min Sung.
Kim Min Sung menambahkan, keuntungan yang ditawarkan kepada investor antara lain 40% return guarantee untuk lima tahun, buy back system pada tahun kelima, gratis 30 poin untuk menginap, switching system antarhotel yang dikelola oleh Louvre di dalam Asia Tenggara, investasi yang aman dengan Escrow Account, jaminan konstruksi dari induk perusahaan pengembang, pembayaran yang fleksibel dengan cicilan dan pelunasan dilakukan pada saat pembangunan selesai, pelunasan dengan tunai atau menggunakan fasilitas kredit dari Hana Bank.
“Kami optimis Royal Tulip Resort & Spa akan diminati para investor karena memiliki banyak keunggulan,” katanya. Keunggulan Royal Tulip Resort & Spa antara lain akan dikelola oleh Louvre Hotels Group, satu dari 10 operator hotel bertaraf internasional. Tercatat grup pengelola hotel ini menduduki posisi nomor dua di Eropa.
Louvre Group telah mengembangkan jaringannya di Indonesia melalui brand Golden Tulip untuk hotel bintang empat, sedangkan brand Royal Tulip merupakan brand untuk hotel bintang lima, di mana Royal Tulip Lombok merupakan satusatunya hotel bintang lima yang disetujui oleh Louvre Hotels Group untuk dipasarkan sebagai villatel.
Muhammad marwan
Saat ini Lombok mempunyai daya tarik yang mirip dengan Bali 10 tahun lalu. Memiliki pantaipantai yang bersih dengan pasirnya yang putih dan laut yang jernih biru kehijauan, bukit dan pegunungan hijau masih alami.
Sebaliknya, Bali semakin padat dan ramai, potensi area yang dapat dikembangkan di Bali juga semakin terbatas. Kunjungan wisatawan ke Lombok kini terus meningkat. Sejak 2010 hingga 2014 jumlah wisatawan ke Lombok tercatat per tahun meningkat rata-rata 20%. Terus bertambahnya wisatawan membuat tingkat hunian rata-rata hotel dan vila yang sudah beroperasi mencapai 50%, bahkan untuk hotel dan vila bintang 5 mencapai 70-80%.
Selain itu, karena meningkatnya pembangunan kompleks vila dan hotel skala menengah dan menengah atas di Senggigi dan sekitarnya, serta rencana pembangunan megaproyek Mandalika yang merupakan proyek pemerintah, Mekaki Bay Resort, proyek hotel resor dan theme park dari perusahaan nasional terkemuka, juga berbagai vila skala kecil sedang banyak dibangun.
Kemudian, pada April 2015 lalu Presiden Jokowi juga menyatakan dukungan pemerintah untuk pengembangan pariwisata di Lombok dengan pengembangan infrastruktur yang alokasi dananya mencapai Rp1,8 triliun. “Bandar udara internasional Lombok yang baru kini memiliki penerbangan langsung dari Singapura dan Australia.
Sebentar lagi juga akan ada penerbangan langsung dari Hong Kong dan dari Australia timur,” kata Chief Executive Officer The One Partners, Eric Kim, di Jakarta kemarin. Royal Tulip Resort & Spa dikembangkan di atas lahan seluas 20.263 m2 dengan luas bangunan 7.328 m2. Ada 61 unit vila tipe 1, 2, dan 3 kamar tidur dengan luas unit mulai dari 175.72 / 99.12 m2 sampai 582.68 / 270.39 m2.
“Total unit vila yang dijual 45 unit, dengan rincian 10 unit telah dibeli oleh investor dari Shanghai dan Beijing, sehingga hanya 35 unit vila yang akan ditawarkan kepada para investor di Indonesia. Sebanyak 16 unit akan dimiliki oleh pengembang dan tidak untuk dipasarkan,” ujar Kim Min Sung, Vice President The One Partners. Untuk unit 1 kamar tidur ditawarkan mulai dari USD375,480 setelah diskon dengan pembayaran 10% down payment dan 60% pembayaran dilakukan secara bertahap (cicilan), sedangkan pelunasan dilakukan pada saat pembangunan selesai.
Pelunasan dapat dilakukan dengan fasilitas kredit dari Bank Hana. “Kami membidik para investor menengah atas. Mengingat unit yang terbatas, penjualan akan dilakukan dengan pendekatan yang lebih personal kepada investor dengan melakukan private gathering bekerja sama dengan agen properti Pro/Max Real Estate,” ujar Kim Min Sung.
Kim Min Sung menambahkan, keuntungan yang ditawarkan kepada investor antara lain 40% return guarantee untuk lima tahun, buy back system pada tahun kelima, gratis 30 poin untuk menginap, switching system antarhotel yang dikelola oleh Louvre di dalam Asia Tenggara, investasi yang aman dengan Escrow Account, jaminan konstruksi dari induk perusahaan pengembang, pembayaran yang fleksibel dengan cicilan dan pelunasan dilakukan pada saat pembangunan selesai, pelunasan dengan tunai atau menggunakan fasilitas kredit dari Hana Bank.
“Kami optimis Royal Tulip Resort & Spa akan diminati para investor karena memiliki banyak keunggulan,” katanya. Keunggulan Royal Tulip Resort & Spa antara lain akan dikelola oleh Louvre Hotels Group, satu dari 10 operator hotel bertaraf internasional. Tercatat grup pengelola hotel ini menduduki posisi nomor dua di Eropa.
Louvre Group telah mengembangkan jaringannya di Indonesia melalui brand Golden Tulip untuk hotel bintang empat, sedangkan brand Royal Tulip merupakan brand untuk hotel bintang lima, di mana Royal Tulip Lombok merupakan satusatunya hotel bintang lima yang disetujui oleh Louvre Hotels Group untuk dipasarkan sebagai villatel.
Muhammad marwan
(ars)