Aktivitas Ekonomi Surabaya Diyakini Tetap Stabil
A
A
A
JAKARTA - Di tengah perlambatan kegiatan ekonomi Surabaya akibat lemahnya permintaan terhadap barang dan jasa, penjualan kelompok suku cadang serta barang budaya dan rekreasi Maret masih menunjukkan kenaikan dibanding bulan sebelumnya.
Penjualan barang budaya dan rekreasi juga diprediksi masih terus meningkat, mengingat penjualan alat tulis (sub kelompok barang budaya dan rekreasi) diyakini bertambah menjelang pelaksanaan ujian nasional (UN) pada April 2015.
Namun, persepsi masyarakat sudah mulai menunjukkan sikap pesimis terhadap aktivitas konsumsi pada April 2015, terlihat dari rendahnya Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Surabaya pada bulan berjalan.
"Meski demikian, masyarakat usia muda dan berpendidikan setingkat paska sarjana masih memperlihatkan sikap optimis terhadap kegiatan konsumsi April ditambah ekspektasi kegiatan konsumsi Mei 2015 yang juga menunjukkan sikap optimis," kata Direktur Deputi Kepala Perwakilan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur Syarifuddin Bassara dalam rilisnya, Rabu (29/4/2015).
Berdasarkan Survei Penjualan Eceran (SPE), konsumsi rumah tangga menunjukkan penurunan didorong oleh lemahnya permintaan terutama pada kelompok barang perlengkapan rumah tangga serta makanan, minuman dan tembakau. Pelemahan permintaan terindikasi disebabkan kebijakan penyesuaian harga BBM.
Di sisi lain, kenaikan harga BBM masih belum berpengaruh signifikan terhadap konsumsi BBM di masyarakat melihat penjualan BBM masih dalam batas normal dan diyakini meningkat pada April 2015 mengingat adanya perayaan Paskah (long weekend) pada bulan tersebut.
SPE juga mencatatkan peningkatan optimisme terhadap kenaikan harga pada periode tiga bulan mendatang. Permintaan diprediksi akan meningkat cukup signifikan menjelang bulan Ramadhan dan hari raya Lebaran.
Di sisi lain, tekanan terhadap kenaikan harga pada enam bulan yang akan datang diperkirakan menurun yang merupakan pola siklus ekonomi paska Lebaran, di mana tingkat harga biasanya mengalami penurunan.
Untuk ekspektasi total penjualan pada periode tiga bulan dan enam bulan yang akan datang, kata dia, diprediksi tetap akan meningkat, walaupun pada level yang lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya.
"Peningkatan ekspektasi terhadap kenaikan harga juga ditunjukkan pada Survei Konsumen (SK) baik pada periode tiga bulan maupun enam bulan yang akan datang," ujarnya.
Sementara, dari sisi konsumen, peningkatan ekspektasi harga bersumber dari efek penyesuaian harga BBM, TDL, elpiji dan tarif kereta api. Faktor pendukung tekanan pada perubahan harga tersebut adalah penguatan mata uang USD terhadap mata uang dunia dan penurunan subsidi dari pemerintah.
Selain itu, SK menunjukkan penurunan IKK ditujukkan menurunnya dua indikator pembentuknya yaitu Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK). IEK turun didorong oleh penurunan terhadap ekspektasi kondisi ekonomi dan ketersediaan tenaga kerja pada enam bulan mendatang.
Penjualan barang budaya dan rekreasi juga diprediksi masih terus meningkat, mengingat penjualan alat tulis (sub kelompok barang budaya dan rekreasi) diyakini bertambah menjelang pelaksanaan ujian nasional (UN) pada April 2015.
Namun, persepsi masyarakat sudah mulai menunjukkan sikap pesimis terhadap aktivitas konsumsi pada April 2015, terlihat dari rendahnya Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) Surabaya pada bulan berjalan.
"Meski demikian, masyarakat usia muda dan berpendidikan setingkat paska sarjana masih memperlihatkan sikap optimis terhadap kegiatan konsumsi April ditambah ekspektasi kegiatan konsumsi Mei 2015 yang juga menunjukkan sikap optimis," kata Direktur Deputi Kepala Perwakilan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jawa Timur Syarifuddin Bassara dalam rilisnya, Rabu (29/4/2015).
Berdasarkan Survei Penjualan Eceran (SPE), konsumsi rumah tangga menunjukkan penurunan didorong oleh lemahnya permintaan terutama pada kelompok barang perlengkapan rumah tangga serta makanan, minuman dan tembakau. Pelemahan permintaan terindikasi disebabkan kebijakan penyesuaian harga BBM.
Di sisi lain, kenaikan harga BBM masih belum berpengaruh signifikan terhadap konsumsi BBM di masyarakat melihat penjualan BBM masih dalam batas normal dan diyakini meningkat pada April 2015 mengingat adanya perayaan Paskah (long weekend) pada bulan tersebut.
SPE juga mencatatkan peningkatan optimisme terhadap kenaikan harga pada periode tiga bulan mendatang. Permintaan diprediksi akan meningkat cukup signifikan menjelang bulan Ramadhan dan hari raya Lebaran.
Di sisi lain, tekanan terhadap kenaikan harga pada enam bulan yang akan datang diperkirakan menurun yang merupakan pola siklus ekonomi paska Lebaran, di mana tingkat harga biasanya mengalami penurunan.
Untuk ekspektasi total penjualan pada periode tiga bulan dan enam bulan yang akan datang, kata dia, diprediksi tetap akan meningkat, walaupun pada level yang lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya.
"Peningkatan ekspektasi terhadap kenaikan harga juga ditunjukkan pada Survei Konsumen (SK) baik pada periode tiga bulan maupun enam bulan yang akan datang," ujarnya.
Sementara, dari sisi konsumen, peningkatan ekspektasi harga bersumber dari efek penyesuaian harga BBM, TDL, elpiji dan tarif kereta api. Faktor pendukung tekanan pada perubahan harga tersebut adalah penguatan mata uang USD terhadap mata uang dunia dan penurunan subsidi dari pemerintah.
Selain itu, SK menunjukkan penurunan IKK ditujukkan menurunnya dua indikator pembentuknya yaitu Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK). IEK turun didorong oleh penurunan terhadap ekspektasi kondisi ekonomi dan ketersediaan tenaga kerja pada enam bulan mendatang.
(izz)