Kunjungan Wisatawan Mancanegara Tumbuh 3,51%
A
A
A
JAKARTA - Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Indonesia pada Maret 2015 mencapai 789.596 atau tumbuh 3,51% dibandingkan Maret 2014 yang sebanyak 765.607 wisman.
Badan Pusat Statistik (BPS) dan Pusdatin Kementerian Pariwisata (Kemenpar) mencatat kunjungan wisman pada Maret 2015 didominasi sejumlah negara yang menjadi pasar utama di antaranya Malaysia, China, Jepang, Arab Saudi, dan Singapura. Kunjungan wisman dari China yang mencapai 26.647 wisman berada pada urutan kedua terbesar setelah wisman Malaysia sebanyak 28.384.
Posisi wisman China yang berada di urutan kedua ini menggeser posisi Singapura yang berada di urutan ke lima. Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya mengatakan, kunjungan wisatawan dari China terus didorong agar memberikan kontribusi yang besar terhadap kunjungan wisman ke Indonesia yang tahun ini ditargetkan sebanyak 12 juta wisman.
”Bila tahun lalu kunjungan wisman China sekitar 900.000, tahun ini kita dorong agar menjadi dua juta wisman,” ujarnya melalui keterangan tertulisnya kemarin. Sebelumnya di sela-sela Peringatan Konferensi Asia- Afrika (KAA) Ke-60 di Jakarta, 19-23 April lalu, Presiden Joko Widodo dan Presiden China Xi Jinping melakukan pertemuan bilateral.
Pada pertemuan tersebut, Xi Jinping berjanji akan mendorong wisatawan China untuk berkunjung ke Indonesia dengan target 10 juta wisatawan per tahun. Menurut Arief, turis asal China yang bepergian ke luar negeri (outbound ) jumlahnya paling banyak yaitu mencapai 100 juta orang per tahun. Karena itu, jika 10%-nya atau 10 juta di antaranya diarahkan untuk berkunjung ke Indonesia, masih masuk akal.
”Jadi itu permintaan presiden kedua negara agar kunjungan wisman China ke Indonesia dalam lima tahun bisa mencapai 10 juta wisman per tahun, artinya bisa tercapai mulai 2019. Kalau saat ini (tahun 2015) saya percaya diri untuk mendatangkan dua juta wisman China,” tutur Arief kepada KORAN SINDO di selasela Karnaval Asia-Afrika di Bandung pekan lalu.
Arief menuturkan, saat ini pemerintah juga tengah memproses fasilitas bebas visa kunjungan singkat (BVKS) tambahan untuk 30 negara yang nanti potensial mendongkrak wisman.
Inda susanti
Badan Pusat Statistik (BPS) dan Pusdatin Kementerian Pariwisata (Kemenpar) mencatat kunjungan wisman pada Maret 2015 didominasi sejumlah negara yang menjadi pasar utama di antaranya Malaysia, China, Jepang, Arab Saudi, dan Singapura. Kunjungan wisman dari China yang mencapai 26.647 wisman berada pada urutan kedua terbesar setelah wisman Malaysia sebanyak 28.384.
Posisi wisman China yang berada di urutan kedua ini menggeser posisi Singapura yang berada di urutan ke lima. Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya mengatakan, kunjungan wisatawan dari China terus didorong agar memberikan kontribusi yang besar terhadap kunjungan wisman ke Indonesia yang tahun ini ditargetkan sebanyak 12 juta wisman.
”Bila tahun lalu kunjungan wisman China sekitar 900.000, tahun ini kita dorong agar menjadi dua juta wisman,” ujarnya melalui keterangan tertulisnya kemarin. Sebelumnya di sela-sela Peringatan Konferensi Asia- Afrika (KAA) Ke-60 di Jakarta, 19-23 April lalu, Presiden Joko Widodo dan Presiden China Xi Jinping melakukan pertemuan bilateral.
Pada pertemuan tersebut, Xi Jinping berjanji akan mendorong wisatawan China untuk berkunjung ke Indonesia dengan target 10 juta wisatawan per tahun. Menurut Arief, turis asal China yang bepergian ke luar negeri (outbound ) jumlahnya paling banyak yaitu mencapai 100 juta orang per tahun. Karena itu, jika 10%-nya atau 10 juta di antaranya diarahkan untuk berkunjung ke Indonesia, masih masuk akal.
”Jadi itu permintaan presiden kedua negara agar kunjungan wisman China ke Indonesia dalam lima tahun bisa mencapai 10 juta wisman per tahun, artinya bisa tercapai mulai 2019. Kalau saat ini (tahun 2015) saya percaya diri untuk mendatangkan dua juta wisman China,” tutur Arief kepada KORAN SINDO di selasela Karnaval Asia-Afrika di Bandung pekan lalu.
Arief menuturkan, saat ini pemerintah juga tengah memproses fasilitas bebas visa kunjungan singkat (BVKS) tambahan untuk 30 negara yang nanti potensial mendongkrak wisman.
Inda susanti
(ftr)