Bisnis Batu Bara Lesu, KOPI Beralih ke Gas
A
A
A
JAKARTA - PT Mitra Energi Persada Tbk (KOPI) menyatakan meninggalkan bisnis lamanya di tambang batu bara karena harganya yang terus lesu dan memulai fokus energi gas.
Direktur Utama KOPI Ivo wongkaren menjelaskan perseroan tidak melakukan ekspor ke luar negeri, keseluruhan akan diserap pasar Tanah Air.
"Reorganisasi perusahaan, kami lepaskan usaha kami batu bara waktu itu, fokuskan ke logistik energi dan penyaluran gas. Tahun 2014 lebih fokus di gas, mendorong peningkatan laba dan penjualan," ujarnya di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (4/5/2015).
Dia menyampaikan, untuk meningkatkan suplai, perseroan sudah melakukan beberapa memorandum of understanding (MoU) dengan supplier penghasil gas.
"Ajukan penambahan suplai volume dari eksisting suppliers kami karena di Sumatera Selatan banyak perusahaan yang membutuhkan gas. Fokus ke sana dalam lima tahun ke depan," jelas Ivo.
Adapun harga gas yang didistribusikan ke konsumen berada di angka USD10 per million metric British thermal unit (MMBTU), sudah termasuk komponen biaya tol yang diserahkan kepada Pertagas selaku pemilik pipa.
Ivo meyakini pada tahun ini dan tahun depan, perseroan akan mendapatkan tambahan suplai gas dengan volume yang akan disetujui pemerintah.
"Kami yakin tahun ini dan tahun depan dapatkan tambahan suplai gas. Besarannya bukan perusahaan yang setujui tapi pemerintah lewat SKK Migas. Bicara berapa banyak yang boleh didapatkan, harus ajukan ke pemerintah," pungkasnya.
(Baca: Kembali Melantai di Bursa, Saham KOPI Kian Harum)
Direktur Utama KOPI Ivo wongkaren menjelaskan perseroan tidak melakukan ekspor ke luar negeri, keseluruhan akan diserap pasar Tanah Air.
"Reorganisasi perusahaan, kami lepaskan usaha kami batu bara waktu itu, fokuskan ke logistik energi dan penyaluran gas. Tahun 2014 lebih fokus di gas, mendorong peningkatan laba dan penjualan," ujarnya di Gedung Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Senin (4/5/2015).
Dia menyampaikan, untuk meningkatkan suplai, perseroan sudah melakukan beberapa memorandum of understanding (MoU) dengan supplier penghasil gas.
"Ajukan penambahan suplai volume dari eksisting suppliers kami karena di Sumatera Selatan banyak perusahaan yang membutuhkan gas. Fokus ke sana dalam lima tahun ke depan," jelas Ivo.
Adapun harga gas yang didistribusikan ke konsumen berada di angka USD10 per million metric British thermal unit (MMBTU), sudah termasuk komponen biaya tol yang diserahkan kepada Pertagas selaku pemilik pipa.
Ivo meyakini pada tahun ini dan tahun depan, perseroan akan mendapatkan tambahan suplai gas dengan volume yang akan disetujui pemerintah.
"Kami yakin tahun ini dan tahun depan dapatkan tambahan suplai gas. Besarannya bukan perusahaan yang setujui tapi pemerintah lewat SKK Migas. Bicara berapa banyak yang boleh didapatkan, harus ajukan ke pemerintah," pungkasnya.
(Baca: Kembali Melantai di Bursa, Saham KOPI Kian Harum)
(rna)