Ekspor dan Impor China Secara Tak Terduga Jatuh

Jum'at, 08 Mei 2015 - 11:14 WIB
Ekspor dan Impor China...
Ekspor dan Impor China Secara Tak Terduga Jatuh
A A A
BEIJING - Ekspor dan impor China secara tak terduga jatuh pada April, mendorong kekhawatiran terhadap kinerja perdagangan di negara ekonomi kedua terbesar di dunia tersebut.

Ekspor turun 6,4% pada April dari periode tahun lalu, lebih buruk dari perkiraan dalam survei Reuters sebesar 2,4% setelah terjun 15% pada bulan Maret. Sementara impor menukik 16,2% pada tahun ini, turun 12% dari estimasi dan setelah jatuh 12,7% pada Maret.

Ini menyebabkan surplus perdagangan bulan April melebar menjadi USD34,13 miliar dari Maret sebesar USD30,8 miliar, namun turun dibandingkan proyeksi sebesar USD39,45 miliar.

Kondisi ini dipengaruhi prospek Australia, salah satu mitra dagang utama China, dan jatuhnya dolar Australia ke posisi terendah baru menjadi 0,7859/USD.

Pasar sebelumnya berharap angka perdagangan April akan pulih dari depresi pada Februari dan Maret pascaliburan Tahun Baru Imlek.

"Efek (Tahun Baru Imlek) sepenuhnya hilang bulan lalu, sehingga sedikit mengejutkan bahwa pertumbuhan ekspor tetap di wilayah negatif," kata ekonom China di Capital Economics Julian Evans-Pritchard dalam sebuah catatannya seperti dilansir dari CNBC, Jumat (8/5/2015).

Menurut dia, data perdagangan menunjukkan permintaan luar negeri dan dalam negeri melunak memasuki kuartal II/2015. Permintaan eksternal dan domestik yang lemah telah menjadi faktor utama melambatnya ekonomi China, yang diharapkan bisa tumbuh sekitar 7% tahun ini.

Sementara ekonomi China tumbuh 7,4% pada tahun lalu, pertumbuhan paling lambat dalam 24 tahun terakhir dan di bawah target pemerintah untuk kali pertama sejak 1998.

Bank Sentral China (PBOC) telah merespon kondisi ini dengan melakukan serangkaian langkah-langkah stimulus moneter, seperti mamangkas giro wajib minimum sebesar 100 basis poin menjadi 18,5% pada April.

Dengan langkah itu, Capital Economics memperkirakan angka perdagangan, terutama ekspor dapat meningkat. Pasalnya, pertumbuhan ekonomi di pasar negara maju relatif baik tahun ini. Selain itu, permintaan komponen pesanan ekspor untuk manufaktur juga tidak mengalami penurunan tajam.
(rna)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1030 seconds (0.1#10.140)