Kredit Perbankan Melambat Hanya 11,1%
A
A
A
JAKARTA - Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Tirta Segara melaporkan, kredit yang disalurkan perbankan pada Maret 2015 sebesar Rp3.713,7 triliun atau hanya tumbuh 11,1% (yoy), melambat dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 12,0% (yoy).
Dia menjelaskan, perlambatan pertumbuhan kredit tersebut terutama terjadi pada kredit modal kerja yang ditengarai terkait dengan masih lambatnya kinerja bisnis dan industri nasional.
Penyaluran kredit modal kerja pada Maret 2015 tercatat sebesar Rp1.736,6 triliun, atau tumbuh 9,6% (yoy), lebih rendah dibanding Februari 2015 (12,0% yoy). "Secara sektoral, perlambatan pertumbuhan kredit modal kerja terutama terjadi pada sektor Industri pengolahan dan sektor perdagangan, hotel, dan restoran," ujarnya, Jumat (8/5/2015).
Sementara itu, kredit yang diberikan pada sektor Industri pengolahan tumbuh 15,8% (yoy), melambat dibanding Februari 2015 (16,4% yoy). Demikian pula kredit di sektor perdagangan, hotel dan restoran mengalami perlambatan pertumbuhan dari 13,0% (yoy) menjadi 10,8% (yoy) pada Maret 2015.
"Kredit yang disalurkan kepada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), pada Maret 2015 mencapai Rp684,5 triliun tumbuh 10,5% (yoy), meningkat dibandingkan Februari 2015 (9,6% yoy).
Menurutnya, peningkatan tersebut terutama terjadi pada kredit yang disalurkan untuk skala usaha mikro dan menengah.
Selanjutnya, penyaluran kredit di sektor properti sedikit mengalami perlambatan. "Posisi penyaluran kredit properti pada Maret 2015 tercatat sebesar Rp559,9 triliun, atau tumbuh 16,7% (yoy), sedikit lebih rendah dibanding Februari 2015 (16,9%;yoy)," paparnya.
Perlambatan pertumbuhan kredit properti terutama terjadi pada kredit kepada sektor real estate, yang pada Maret 2015 tumbuh 14,2% (yoy), lebih rendah dibanding Februari 2015 (16,5% yoy).
Dia menjelaskan, perlambatan pertumbuhan kredit tersebut terutama terjadi pada kredit modal kerja yang ditengarai terkait dengan masih lambatnya kinerja bisnis dan industri nasional.
Penyaluran kredit modal kerja pada Maret 2015 tercatat sebesar Rp1.736,6 triliun, atau tumbuh 9,6% (yoy), lebih rendah dibanding Februari 2015 (12,0% yoy). "Secara sektoral, perlambatan pertumbuhan kredit modal kerja terutama terjadi pada sektor Industri pengolahan dan sektor perdagangan, hotel, dan restoran," ujarnya, Jumat (8/5/2015).
Sementara itu, kredit yang diberikan pada sektor Industri pengolahan tumbuh 15,8% (yoy), melambat dibanding Februari 2015 (16,4% yoy). Demikian pula kredit di sektor perdagangan, hotel dan restoran mengalami perlambatan pertumbuhan dari 13,0% (yoy) menjadi 10,8% (yoy) pada Maret 2015.
"Kredit yang disalurkan kepada Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), pada Maret 2015 mencapai Rp684,5 triliun tumbuh 10,5% (yoy), meningkat dibandingkan Februari 2015 (9,6% yoy).
Menurutnya, peningkatan tersebut terutama terjadi pada kredit yang disalurkan untuk skala usaha mikro dan menengah.
Selanjutnya, penyaluran kredit di sektor properti sedikit mengalami perlambatan. "Posisi penyaluran kredit properti pada Maret 2015 tercatat sebesar Rp559,9 triliun, atau tumbuh 16,7% (yoy), sedikit lebih rendah dibanding Februari 2015 (16,9%;yoy)," paparnya.
Perlambatan pertumbuhan kredit properti terutama terjadi pada kredit kepada sektor real estate, yang pada Maret 2015 tumbuh 14,2% (yoy), lebih rendah dibanding Februari 2015 (16,5% yoy).
(dmd)