Era Industri 4.0, Antara Ancaman 30% Pekerjaan Digantikan Robot dan Peluang
Selasa, 14 Juli 2020 - 12:47 WIB
JAKARTA - Seiring teknologi dan transisi ke era industri 4.0 akan membuat 30% pekerjaan di dunia akan digantikan oleh robot -robot yang bermesin canggih. Hal ini diungkapkan dalam webinar bertajuk "Eksistensi Rencana Tenaga Kerja Dalam Pelaksanaan Pembangunan Ketenagakerjaan Yang Berkelanjutan".
"Dengan adanya industri 4.0 ini akan berakibat pada 60% pekerjaan di dunia akan menggunakan otomasi. Dari 60% ini, sebesar 30% pekerjaan di dunia akan digantikan oleh mesin-mesin canggih," kata Kepala Badan Perencanaan dan Pengembangan (Kabarenbang) Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) Tri Retno Isnaningsih di Jakarta, Selasa (14/7/2020).
( )
Kendati demikian, diprediksi juga akan muncul peluang 26 juta pekerjaan baru yang tercipta dengan bangkitnya perdagangan elektronik atau online pada 2022. Untuk menangkap peluang kerja tersebut, butuh persiapan seperti hard skill dan soft skill.
"Kita harus paham di sini ada dua hal penting yang diperlukan oleh sumber daya manusia (SDM), yaitu SDM yang skill-nya mempunyai kapasitas di bidang pemecahan masalah, berpikir kritis, kreativitas, manajemen SDM, kemampuan berkoordinasi, kemampuan emosional, pengambilan keputusan, berorientasi pelayanan, negosiasi, berpikir cepat dan adaptif," papar Retno.
( )
Lanjut ia mengatakan, untuk hard skill yang harus dimiliki adalah kompetensi di bidang teknologi informasi dan matematika, arsitek, insinyur, dokter. Peluang kerja di masa depan yang dapat ditangkap dengan kemampuan di atas adalah pekerjaan yang berorientasi pada teknologi informasi, kesehatan, profesional, kreatif atau seni, pengajar, konstruksi dan manajer.
"Ini semua juga pastinya memerlukan pelatihan yang tepat untuk meningkatkan kompetensinya, di mana ini menjadi tanggung jawab kita bersama, baik dari pemerintah maupun dari swasta, dan dari masyarakat untuk meningkatkan kompetensi dalam menghadapi industri 4.0," pungkas Retno.
"Dengan adanya industri 4.0 ini akan berakibat pada 60% pekerjaan di dunia akan menggunakan otomasi. Dari 60% ini, sebesar 30% pekerjaan di dunia akan digantikan oleh mesin-mesin canggih," kata Kepala Badan Perencanaan dan Pengembangan (Kabarenbang) Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) Tri Retno Isnaningsih di Jakarta, Selasa (14/7/2020).
( )
Kendati demikian, diprediksi juga akan muncul peluang 26 juta pekerjaan baru yang tercipta dengan bangkitnya perdagangan elektronik atau online pada 2022. Untuk menangkap peluang kerja tersebut, butuh persiapan seperti hard skill dan soft skill.
"Kita harus paham di sini ada dua hal penting yang diperlukan oleh sumber daya manusia (SDM), yaitu SDM yang skill-nya mempunyai kapasitas di bidang pemecahan masalah, berpikir kritis, kreativitas, manajemen SDM, kemampuan berkoordinasi, kemampuan emosional, pengambilan keputusan, berorientasi pelayanan, negosiasi, berpikir cepat dan adaptif," papar Retno.
( )
Lanjut ia mengatakan, untuk hard skill yang harus dimiliki adalah kompetensi di bidang teknologi informasi dan matematika, arsitek, insinyur, dokter. Peluang kerja di masa depan yang dapat ditangkap dengan kemampuan di atas adalah pekerjaan yang berorientasi pada teknologi informasi, kesehatan, profesional, kreatif atau seni, pengajar, konstruksi dan manajer.
"Ini semua juga pastinya memerlukan pelatihan yang tepat untuk meningkatkan kompetensinya, di mana ini menjadi tanggung jawab kita bersama, baik dari pemerintah maupun dari swasta, dan dari masyarakat untuk meningkatkan kompetensi dalam menghadapi industri 4.0," pungkas Retno.
(akr)
Lihat Juga :
tulis komentar anda