Instagram Live: Unboxing Fixed Income 2023 – MNC Asset X Endito Prasetio
Kamis, 26 Januari 2023 - 11:01 WIB
Simak OBRAL (Obrolan Seputar Finansial) di IG Live @mncasset @enditoprasetio yang akan dilaksanakan pada Kamis, 26 Januari 2023 pukul 19.00 WIB – 20.00 WIB. Jangan sampai ketinggalan ya!. Foto/Dok
JAKARTA - Beberapa waktu lalu, tahun 2023 diprediksi oleh banyak kalangan sebagai tahun resesi global. Hal ini juga diikuti dengan maraknya PHK besar-besarnya yang dilakukan oleh banyak perusahaan besar di dunia.
Sebuah situasi yang sangat meresahkan bagi kita, apalagi para karyawan yang hanya memiliki single income dari gaji yang dibayarkan perusahaan tempat bekerja.Namun di sisi lain, kini muncul optimisme baru diawal tahun 2023 ini, bahwa inflasi akan melandai dan kenaikan suku bunga The Fed tidak akan agresif lagi. Ini artinya iklim investasi akan meriah lagi, terutama di Surat Berharga Negara (SBN) .
Di sisi lain, walaupun varian baru Covid-19 masih terus bermunculan, namun kebijakan pemerintah Indonesia untuk menghapus PPKM seakan memberikan angin segar bagi roda ekonomi nasional.
Selain apresiasi nilai tukar mata uang Garuda, kembali naiknya harga Obligasi Pemerintah Indonesia yang ditandai dengan turunnya yield SBN juga merupakan sinyal positif bagi laju pertumbuhan ekonomi negara kita di 2023 ini.
Terkhusus di SBN, optimisme dapat dilihat dari meningkatnya (kembali) minat investor asing terhadap lelang Surat Utang Negara sejak awal 2023 yang menembus angka Rp10,74 Triliun, tertinggi dalam 3,5 tahun terakhir.
Melihat kondisi optimisme pasar dan berbagai indikator ekonomi yang positif tersebut, sepertinya jenis investasi reksa dana pada instrumen pendapatan tetap, akan tetap menjadi primadona bagi para investor dalam pemilihan tempat penyimpanan dana.
Karena selain indikasi imbal hasil yang lebih menarik daripada pasar uang ataupun instrumen konvesional lainnya (seperti tabungan dan deposito), berinvestasi di reksa dana pendapatan tetap juga memiliki tingkat risiko yang lebih terukur dibandingkan dengan saham. Sangat cocok untuk tipe investor yang memiliki tujuan keuangan jangkan menengah.
Sebuah situasi yang sangat meresahkan bagi kita, apalagi para karyawan yang hanya memiliki single income dari gaji yang dibayarkan perusahaan tempat bekerja.Namun di sisi lain, kini muncul optimisme baru diawal tahun 2023 ini, bahwa inflasi akan melandai dan kenaikan suku bunga The Fed tidak akan agresif lagi. Ini artinya iklim investasi akan meriah lagi, terutama di Surat Berharga Negara (SBN) .
Di sisi lain, walaupun varian baru Covid-19 masih terus bermunculan, namun kebijakan pemerintah Indonesia untuk menghapus PPKM seakan memberikan angin segar bagi roda ekonomi nasional.
Selain apresiasi nilai tukar mata uang Garuda, kembali naiknya harga Obligasi Pemerintah Indonesia yang ditandai dengan turunnya yield SBN juga merupakan sinyal positif bagi laju pertumbuhan ekonomi negara kita di 2023 ini.
Terkhusus di SBN, optimisme dapat dilihat dari meningkatnya (kembali) minat investor asing terhadap lelang Surat Utang Negara sejak awal 2023 yang menembus angka Rp10,74 Triliun, tertinggi dalam 3,5 tahun terakhir.
Melihat kondisi optimisme pasar dan berbagai indikator ekonomi yang positif tersebut, sepertinya jenis investasi reksa dana pada instrumen pendapatan tetap, akan tetap menjadi primadona bagi para investor dalam pemilihan tempat penyimpanan dana.
Karena selain indikasi imbal hasil yang lebih menarik daripada pasar uang ataupun instrumen konvesional lainnya (seperti tabungan dan deposito), berinvestasi di reksa dana pendapatan tetap juga memiliki tingkat risiko yang lebih terukur dibandingkan dengan saham. Sangat cocok untuk tipe investor yang memiliki tujuan keuangan jangkan menengah.
tulis komentar anda