Geger! Bankir Masyhur China Dikabarkan Menghilang, Ikuti Jejak Jack Ma?
Jum'at, 17 Februari 2023 - 14:11 WIB
JAKARTA - Dunia perbankan dan investasi China geger. Gara-garanya, salah satu bankir investasi paling masyhur di Negeri Tirai Bambu itu dilaporkan telah hilang dari peredaran aktivitasnya. Bao Fan, kepala eksekutif China Renaissance Holdings, tidak dapat dihubungi dalam beberapa hari terakhir, demikian laporan China Renaissance, perusahaan yang didirikan oleh Bao, pada Kamis kemarin (16/2/2023).
Bao adalah dealbroker terkemuka di China yang memiliki banyak klien papan atas, seperti perusahaan teknologi top Didi dan Meituan. Pengumuman perusahaannya itu telah menimbulkan kekhawatiran tentang potensi tindakan keras Beijing terhadap para pemimpin bisnis dan teknologi.
Saham China Renaissance anjlok di perdagangan Hong Kong pada hari Jumat, setelah perusahaan menginformasikan ke bursa dengan mengatakan "tidak dapat menghubungi Tuan Bao Fan", tulis BBC, Jumat (17/2/2023).
Laporan perusahaan menambahkan bahwa pihaknya tidak mengetahui "informasi apa pun yang menunjukkan bahwa hilangnya Bao mungkin terkait dengan bisnis dan/atau operasi grup". Sayangnya, perusahaan tidak merinci berapa lama Bao telah hilang.
Kantor berita bisnis China Caixin mengutip sumber yang mengatakan bahwa staf tidak dapat menghubunginya selama dua hari.
Bao, yang merupakan ketua dan kepala eksekutif, mendirikan China Renaissance pada tahun 2005 sebagai perusahaan penasihat investasi butik. Sejak itu, perusahaanya tumbuh menjadi salah satu lembaga keuangan top China dengan melaksanakan kesepakatan bisnis dan merger antara beberapa perusahaan teknologi.
Bank besar tersebut telah menjabat sebagai penasihat untuk penawaran umum perdana JD.com dan Kuashou, serta pencatatan Didi di Bursa Efek New York pada tahun 2021.
Hilangnya Bao mengungkit kembali ingatan publik China terhadap Jack Ma, konglomerat pemilik Ali Baba Group. Jack Ma dikabarkan hilang pada Oktober 2020 usai mengkritik keras kebijakan keuangan negaranya. Usai dua tahun menghilang, Jack Ma perlahan mulai terlihat kembali di beberpa negara.
Entah, apakah kehilangan Bao mirip dengan hilangnya Jack Ma?
Bao adalah dealbroker terkemuka di China yang memiliki banyak klien papan atas, seperti perusahaan teknologi top Didi dan Meituan. Pengumuman perusahaannya itu telah menimbulkan kekhawatiran tentang potensi tindakan keras Beijing terhadap para pemimpin bisnis dan teknologi.
Saham China Renaissance anjlok di perdagangan Hong Kong pada hari Jumat, setelah perusahaan menginformasikan ke bursa dengan mengatakan "tidak dapat menghubungi Tuan Bao Fan", tulis BBC, Jumat (17/2/2023).
Laporan perusahaan menambahkan bahwa pihaknya tidak mengetahui "informasi apa pun yang menunjukkan bahwa hilangnya Bao mungkin terkait dengan bisnis dan/atau operasi grup". Sayangnya, perusahaan tidak merinci berapa lama Bao telah hilang.
Kantor berita bisnis China Caixin mengutip sumber yang mengatakan bahwa staf tidak dapat menghubunginya selama dua hari.
Bao, yang merupakan ketua dan kepala eksekutif, mendirikan China Renaissance pada tahun 2005 sebagai perusahaan penasihat investasi butik. Sejak itu, perusahaanya tumbuh menjadi salah satu lembaga keuangan top China dengan melaksanakan kesepakatan bisnis dan merger antara beberapa perusahaan teknologi.
Bank besar tersebut telah menjabat sebagai penasihat untuk penawaran umum perdana JD.com dan Kuashou, serta pencatatan Didi di Bursa Efek New York pada tahun 2021.
Hilangnya Bao mengungkit kembali ingatan publik China terhadap Jack Ma, konglomerat pemilik Ali Baba Group. Jack Ma dikabarkan hilang pada Oktober 2020 usai mengkritik keras kebijakan keuangan negaranya. Usai dua tahun menghilang, Jack Ma perlahan mulai terlihat kembali di beberpa negara.
Entah, apakah kehilangan Bao mirip dengan hilangnya Jack Ma?
(uka)
tulis komentar anda