Sri Mulyani Ungkap, Jokowi Targetkan 5,59 Juta Jiwa Tak Lagi Melarat di 2024
Senin, 20 Februari 2023 - 16:41 WIB
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menargetkan bahwa angka kemiskinan ekstrem harus mencapai 0% di 2024. Target itu disampaikan Menteri Keuangan Sri Mulyani usai rapat terbatas di Istana Negara pada sore hari ini.
"Pertama, penurunan kemiskinan ekstrem mencapai 0% akan diupayakan pada tahun 2024. Berarti keseluruhan total kemiskinan akan menurun. Kebutuhan untuk pendanaannya akan dilakukan prioritas untuk tahun ini dan tahun depan," ujar Sri dalam konferensi pers yang dipantau secara daring di Jakarta, Senin (20/2/2023).
Kedua, pihaknya juga akan meningkatkan alokasi dalam rangka penurunan stunting, sesuai arahan Jokowi kepada para kepala daerah untuk penurunan stunting menuju 3%.
"Ini tentunya akan menimbulkan implikasi terhadap anggaran yang harus disediakan pada tahun ini dan tahun depan. Jadi dua hal ini, kemiskinan ekstrem di tahun 2024 yang harus 0% dan kemiskinan headline adalah di 6,5-7,5%," ungkap Sri.
Angka stunting diharapkan untuk turun ke 3,8%. Menurut Sri, target itu perlu upaya tambahan yang keras dan alokasi anggaran yang disediakan untuk tahun ini dan tahun depan.
"Untuk itu, dari sisi investasi, pemerintah juga perlu meningkatkan dukungan agar investasi meningkat secara signifikan pada tahun ini dan tahun depan. Peningkatan investasi dilakukan melalui berbagai perubahan regulasi yang sudah dicapai sehingga fokusnya di tahun 2024 adalah pelaksanaan UU Cipta Kerja, UU P2SK, UU HPP, dan UU HKPD," jelas Sri.
Pihaknya juga akan menggunakan insentif fiskal dalam bentuk tax holiday, super deduction untuk research, untuk vokasi, dan juga tax allowance di dalam rangka untuk mendukung berbagai transformasi industri terutama yang berbasis sumber daya alam (SDA), yang memperkuat ekosistem industri otomotif yang berbasiskan elektrik dan baterai. Ini menjadi salah satu upaya yang akan dilakukan tahun ini dan tahun depan.
"Pemerintah juga akan terus memfokuskan pada infrastruktur karena ini akan meningkatkan produktivitas dan daya saing dari perekonomian kita," pungkas Sri.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan bahwa tingkat kemiskinan ekstrem di Indonesia pada Maret 2022 sebesar 2,04% atau 5,59 juta jiwa. Angka itu menurun dari data Maret 2021 yang sebesar 2,14% atau 5,8 juta jiwa.
"Pertama, penurunan kemiskinan ekstrem mencapai 0% akan diupayakan pada tahun 2024. Berarti keseluruhan total kemiskinan akan menurun. Kebutuhan untuk pendanaannya akan dilakukan prioritas untuk tahun ini dan tahun depan," ujar Sri dalam konferensi pers yang dipantau secara daring di Jakarta, Senin (20/2/2023).
Kedua, pihaknya juga akan meningkatkan alokasi dalam rangka penurunan stunting, sesuai arahan Jokowi kepada para kepala daerah untuk penurunan stunting menuju 3%.
"Ini tentunya akan menimbulkan implikasi terhadap anggaran yang harus disediakan pada tahun ini dan tahun depan. Jadi dua hal ini, kemiskinan ekstrem di tahun 2024 yang harus 0% dan kemiskinan headline adalah di 6,5-7,5%," ungkap Sri.
Angka stunting diharapkan untuk turun ke 3,8%. Menurut Sri, target itu perlu upaya tambahan yang keras dan alokasi anggaran yang disediakan untuk tahun ini dan tahun depan.
"Untuk itu, dari sisi investasi, pemerintah juga perlu meningkatkan dukungan agar investasi meningkat secara signifikan pada tahun ini dan tahun depan. Peningkatan investasi dilakukan melalui berbagai perubahan regulasi yang sudah dicapai sehingga fokusnya di tahun 2024 adalah pelaksanaan UU Cipta Kerja, UU P2SK, UU HPP, dan UU HKPD," jelas Sri.
Pihaknya juga akan menggunakan insentif fiskal dalam bentuk tax holiday, super deduction untuk research, untuk vokasi, dan juga tax allowance di dalam rangka untuk mendukung berbagai transformasi industri terutama yang berbasis sumber daya alam (SDA), yang memperkuat ekosistem industri otomotif yang berbasiskan elektrik dan baterai. Ini menjadi salah satu upaya yang akan dilakukan tahun ini dan tahun depan.
"Pemerintah juga akan terus memfokuskan pada infrastruktur karena ini akan meningkatkan produktivitas dan daya saing dari perekonomian kita," pungkas Sri.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan menyampaikan bahwa tingkat kemiskinan ekstrem di Indonesia pada Maret 2022 sebesar 2,04% atau 5,59 juta jiwa. Angka itu menurun dari data Maret 2021 yang sebesar 2,14% atau 5,8 juta jiwa.
(uka)
tulis komentar anda