Bank Dunia Sebut Indonesia Belum Aman dari Ancaman Resesi
Kamis, 16 Juli 2020 - 11:54 WIB
JAKARTA - Bank Dunia memperingatkan setiap negara agar mewaspadai dampak resesi yang bakal terjadi. Pasalnya, Bank Dunia memproyeksi kontraksi ekonomi secara global sebesar minus 5,2% terhadap produk domestik bruto (PDB) di 2020.
Country Director Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor Leste, Satu Kahkonen, mengatakan pertumbuhan ekonomi akan turun dengan cukup signifikan. Adapun, pertumbuhan ekonomi Indonesia akan berada di kisaran 0%, sehingga bisa berpotensi menimbulkan resesi. ( Baca juga: Meski Beda Mesin, Sri Mulyani Tetap Waspadai Resesi Singapura )
"Proyeksi ekonomi Indonesia akan turun (0% atau tidak minus) karena didasari beberapa faktor. Pertama kontraksi ekonomi global, kedua ekonomi Indonesia akan terbuka kembali per Agustus, dan ketiga tidak ada gelombang kedua dari pandemi," ujar Satu dalam video virtual di Jakarta, Kamis (16/7/2020).
Dia melanjutkan, Asia dan wilayah pasifik diproyeksikan akan terkontraksi semakin tajam, yakni minus 6 persen pada 2020. Itu terjadi akibat sebagian besar negara harus lockdown untuk bisa kontrol pandemi Covid-19.
"Namun tergantung penatalaksana waktu dan tentu ini pengaruhi tingkat PDB di negara tersebut," katanya.
Dia menambahkan, Indonesia belum aman dari ancaman resesi. Dalam laporan proyeksi ekonomi Indonesia edisi Juli 2020, Bank Dunia mengatakan, pemulihan ekonomi nasional akan tergantung pada kuartal III dan IV 2020.
"Tidak ada negara di dunia yang bisa capai pendapatan tinggi jika rasio pajaknya per PDB hanya satu digit saja," tandasnya.
Country Director Bank Dunia untuk Indonesia dan Timor Leste, Satu Kahkonen, mengatakan pertumbuhan ekonomi akan turun dengan cukup signifikan. Adapun, pertumbuhan ekonomi Indonesia akan berada di kisaran 0%, sehingga bisa berpotensi menimbulkan resesi. ( Baca juga: Meski Beda Mesin, Sri Mulyani Tetap Waspadai Resesi Singapura )
"Proyeksi ekonomi Indonesia akan turun (0% atau tidak minus) karena didasari beberapa faktor. Pertama kontraksi ekonomi global, kedua ekonomi Indonesia akan terbuka kembali per Agustus, dan ketiga tidak ada gelombang kedua dari pandemi," ujar Satu dalam video virtual di Jakarta, Kamis (16/7/2020).
Dia melanjutkan, Asia dan wilayah pasifik diproyeksikan akan terkontraksi semakin tajam, yakni minus 6 persen pada 2020. Itu terjadi akibat sebagian besar negara harus lockdown untuk bisa kontrol pandemi Covid-19.
"Namun tergantung penatalaksana waktu dan tentu ini pengaruhi tingkat PDB di negara tersebut," katanya.
Dia menambahkan, Indonesia belum aman dari ancaman resesi. Dalam laporan proyeksi ekonomi Indonesia edisi Juli 2020, Bank Dunia mengatakan, pemulihan ekonomi nasional akan tergantung pada kuartal III dan IV 2020.
"Tidak ada negara di dunia yang bisa capai pendapatan tinggi jika rasio pajaknya per PDB hanya satu digit saja," tandasnya.
(uka)
tulis komentar anda