Kadin dan BEI Garap Warung Eceran untuk Perluas Inklusi Pasar Modal
Selasa, 28 Februari 2023 - 21:51 WIB
JAKARTA - Meningkatnya potensi dan minat investasi di pasar modal , membuat berbagai upaya dilakukan untuk semakin mengenalkan inklusi keuangan dan instrumen sektor keuangan yang berkelanjutan. Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM, sektor UMKM termasuk warung eceran tradisional, berkontribusi terhadap pendapatan domestik bruto (PDB) rata-rata sekitar 60% per tahun atau sekitar Rp8.100 triliun.
Ternyata, jika melihat berdasarkan jenisnya, warung eceran tradisional menjadi ritel yang paling banyak di Indonesia, yakni sebanyak 3,61 juta toko di akhir tahun 2021. PT Bursa Efek Indonesia ( BEI ) kemudian memanfaatkan jaringan ritel warung tradisional, UMKM, serta pelaku usaha skala masyarakat yang tergabung dalam 100.000 posko pangan.
Bekerja sama dengan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, BEI meluncurkan program penyebaran informasi pentingnya inklusi keuangan dan pasar modal yang dinamakan Duta Literasi Sahara (Sahabat Usaha Rakyat) pada Senin kemarin (27/2/2023). Upaya konkret ini sebagai bagian dari perluasan minat investasi pasar modal di seluruh wilayah posko pangan yang tersebar hingga ke pelosok daerah.
Di bawah koordinasi Kadin, Duta Literasi Sahara merupakan program lanjutan dari nota kesepahaman antara BEI dengan Kadin, yang merupakan ruang lingkup edukasi, sosialisasi dan pelatihan dalam rangka peningkatan pengetahuan serta keterampilan di bidang pasar modal.
Sharmila Yahya (kiri) saat berbincang dengan Iman Rachman (tengah). Foto/Ist
“Duta Literasi Sahara dapat membina sekaligus memperkuat warung tradisional, toko eceran, serta UMKM di wilayahnya. Nantinya, satu orang duta akan mengelola dua kelurahan. Masing-masing kelurahan terdapat 35 hingga 50 warung Sahara” ujar Sharmila Yahya, Ketua Komite Tetap Kewirausahaan Kadin, dalam keterangannya, Selasa (28/2/2023).
Sharmila, yang juga penanggung jawab program menambahkan, masyarakat berhak untuk turut serta mengembangkan program penguatan usaha melalui literasi Sahara, disertai dengan edukasi keuangan dan investasi di pasar modal. “Fokus Duta Literasi Sahara mengajak masyarakat sekitar untuk mengenalkan dan memotivasi edukasi keuangan dan investasi di pasar modal untuk masa depan,” Sharmila, yang juga Ketua Umum Induk Koperasi Wanita Pengusaha Indonesia (INKOWAPI).
Sementara itu, Direktur Utama BEI Iman Rachman mengatakan, Duta Literasi Sahara akan memberikan edukasi kepada kurang lebih 100.000 pelaku usaha mikro dan kecil yang tergabung dalam posko pangan sebagai agen literasi dan edukasi. “BEI mengajak ratusan ribu pelaku usaha posko pangan Sahara untuk mengikuti Sekolah Pasar Modal (SPM) yang diadakan bersama kantor perwakilan (KP) BEI di wilayah masing-masing. Nantinya duta yang dipilih oleh Kadin akan mendapatkan pelatihan khusus tentang investasi dan pasar modal,” jelas Iman.
Duta Literasi Sahara yang diinisiasi Kadin dan BEI ini merupakan tindak lanjut kerja sama dengan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian tentang kemitraan multi-pihak yang bertujuan untuk percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem melalui pembentukan posko pangan di setiap kelurahan untuk memperkuat warung tradisional, toko eceran serta UMKM di seluruh wilayah di Indonesia.
Baca Juga
Ternyata, jika melihat berdasarkan jenisnya, warung eceran tradisional menjadi ritel yang paling banyak di Indonesia, yakni sebanyak 3,61 juta toko di akhir tahun 2021. PT Bursa Efek Indonesia ( BEI ) kemudian memanfaatkan jaringan ritel warung tradisional, UMKM, serta pelaku usaha skala masyarakat yang tergabung dalam 100.000 posko pangan.
Bekerja sama dengan Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, BEI meluncurkan program penyebaran informasi pentingnya inklusi keuangan dan pasar modal yang dinamakan Duta Literasi Sahara (Sahabat Usaha Rakyat) pada Senin kemarin (27/2/2023). Upaya konkret ini sebagai bagian dari perluasan minat investasi pasar modal di seluruh wilayah posko pangan yang tersebar hingga ke pelosok daerah.
Di bawah koordinasi Kadin, Duta Literasi Sahara merupakan program lanjutan dari nota kesepahaman antara BEI dengan Kadin, yang merupakan ruang lingkup edukasi, sosialisasi dan pelatihan dalam rangka peningkatan pengetahuan serta keterampilan di bidang pasar modal.
Sharmila Yahya (kiri) saat berbincang dengan Iman Rachman (tengah). Foto/Ist
“Duta Literasi Sahara dapat membina sekaligus memperkuat warung tradisional, toko eceran, serta UMKM di wilayahnya. Nantinya, satu orang duta akan mengelola dua kelurahan. Masing-masing kelurahan terdapat 35 hingga 50 warung Sahara” ujar Sharmila Yahya, Ketua Komite Tetap Kewirausahaan Kadin, dalam keterangannya, Selasa (28/2/2023).
Sharmila, yang juga penanggung jawab program menambahkan, masyarakat berhak untuk turut serta mengembangkan program penguatan usaha melalui literasi Sahara, disertai dengan edukasi keuangan dan investasi di pasar modal. “Fokus Duta Literasi Sahara mengajak masyarakat sekitar untuk mengenalkan dan memotivasi edukasi keuangan dan investasi di pasar modal untuk masa depan,” Sharmila, yang juga Ketua Umum Induk Koperasi Wanita Pengusaha Indonesia (INKOWAPI).
Sementara itu, Direktur Utama BEI Iman Rachman mengatakan, Duta Literasi Sahara akan memberikan edukasi kepada kurang lebih 100.000 pelaku usaha mikro dan kecil yang tergabung dalam posko pangan sebagai agen literasi dan edukasi. “BEI mengajak ratusan ribu pelaku usaha posko pangan Sahara untuk mengikuti Sekolah Pasar Modal (SPM) yang diadakan bersama kantor perwakilan (KP) BEI di wilayah masing-masing. Nantinya duta yang dipilih oleh Kadin akan mendapatkan pelatihan khusus tentang investasi dan pasar modal,” jelas Iman.
Duta Literasi Sahara yang diinisiasi Kadin dan BEI ini merupakan tindak lanjut kerja sama dengan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian tentang kemitraan multi-pihak yang bertujuan untuk percepatan penghapusan kemiskinan ekstrem melalui pembentukan posko pangan di setiap kelurahan untuk memperkuat warung tradisional, toko eceran serta UMKM di seluruh wilayah di Indonesia.
(uka)
tulis komentar anda