Dana Kemiskinan Rp500 Triliun, MenpanRB: Tapi ke Rakyat Hanya 1 Mangkuk Bubur Kacang Hijau

Kamis, 02 Maret 2023 - 20:39 WIB
Dana kemiskinan Rp500 triliun, MenPANRB, Abdullah Azwar Anas mengatakan, tapi dampaknya hanya 0,6% sampai 0,5%. Foto/Dok
JAKARTA - Dana kemiskinan Rp500 triliun hanya habis buat rapat di hotel dan studi banding, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia ( MenpanRB ), Abdullah Azwar Anas mengatakan, Pemerintah Daerah (Pemda) tidak usah lagi datang ke Jakarta.



MenPANRB, Abdullah Azwar Anas mengatakan, dampak yang diberikan dari program pengentasan kemiskinan oleh Kementerian/Lembaga belum maksimal. Padahal anggaran program tersebut mencapai Rp500 Triliun



“Ada banyak program K/L dan pemerintah daerah yang menghabiskan anggaran besar, tapi sebagian tidak sejalan dengan target prioritas Bapak Presiden. Ini bisa kita lihat melalui anggaran kemiskinan yang tersebar kurang lebih Rp500 triliun, tapi dampaknya hanya 0,6% sampai 0,5%,” ujar MenpanRB Anas dalam acara Talkshow RB Tematik di Universitas Indonesia, Kamis (2/3/2023).

Anas mengatakan, pihaknya berkomitmen untuk menyelesaikan tata kelola dari program tersebut. Ia menambahkan, program pengentasan kemiskinan dimasukan sebagai salah satu program prioritas reformasi birokrasi (RB) tematik yang tujuannya adalah menjadikan program ini memiliki dampak langsung dengan penurunan angka kemiskinan.

“Jadi pemda tidak perlu lagi datang ke Jakarta untuk lobi, tidak perlu undang konsultan dan rapat di hotel - hotel. Cukup kurangi saja angka kemiskinan di kabupatennya, angka RB-nya otomatis melompat naik. Begitu juga terkait K/L sesuai program prioritasnya," papar Anas.



Menurut Anas, saat ini anggaran kemiskinan sebagian besar dihabiskan pada program-program yang tidak memiliki relevansi terhadap penurunan angka kemiskinan.

"Kadang sosialisasi dan rapatnya lebih tinggi dibandingkan biaya untuk memberikan telur dan gizi. Jaman saya kecil ya, dikasih satu mangkok bubur kacang hijau dengan perjalanan dinas menggunakan bus. Sekarang perjalanan dinas sudah pakai pesawat, masih satu mangkok juga, kira-kira gitu," ujarnya.

Sambung Anas menambahkan, ke depannya anggaran program pengentasan kemiskinan tidak dihabiskan untuk sesuatu yang tidak relevan, melainkan difokuskan pada indikator-indikator konkrit, dilihat dari kebijakannya, dukungan anggaran, perintah harian atau instruksi pimpinan dan pelaksanaannya di lapangan.

"Jangan sampai penyampaiannya bagus, tapi intervensi anggaran tidak jelas. Programnya kemiskinan, sosialisasinya banyak, tapi yang dibagi gizi untuk rakyat miskin masih satu mangkuk (bubur) kacang hijau," pungkasnya.
(akr)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More