Jelang Ramadan MinyaKita Makin Langka, Pedagang: Terakhir 2 Minggu Lalu

Selasa, 14 Maret 2023 - 15:05 WIB
Stok MinyaKita di rak penyimpanan di sejumlah lapak pedagang di Pasar Minggu, Jakarta Selatan terlihat kosong, yang tersedia hanya minyak goreng kemasan premium. Foto/MPI/Advenia Elisabeth
JAKARTA - Pedagang pasar tradisional mengeluhkan minimnya pasokan MinyaKita . Padahal, permintaan minyak goreng subsidi tersebut semakin meningkat jelang Ramadan.

Berdasarkan pantauan MNC Portal Indonesia (MPI) di pasar tradisional Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Selasa (14/3), stok MinyaKita di rak penyimpanan di sejumlah lapak pedagang terlihat kosong.

Adapun yang tersedia hanyalah minyak goreng kemasan jenis premium. Menurut Hendra, salah seorang pedagang, stok MinyaKita terakhir tersedia dua minggu yang lalu.

"Kosong (MinyaKita). Terakhir ada tuh dua minggu lalu. Sekarang belum ada lagi barangnya. Padahal kalau dekat Ramadan gini yang minat banyak," ujarnya kepada MNC Portal Indonesia (MPI), Selasa (14/3/2023).



Menurut dia, pembelian MinyaKita ke distributor pun dibatasi. Tiap pedagang hanya bisa mendapat jatah 7 dus dalam seminggu. Padahal, sebelumnya dia bisa mendapat jatah 10 dus. Untuk harga 1 dus isi 12 pieces dihargai Rp156.000 atau harga satuannya Rp13.000 per liter.

Lantaran minimnya stok tersebut, harga MinyaKita yang dia jual kini dibanderol Rp15.000-16.000 per liter, tergantung sasaran pembelinya. "Kalau untuk dijual lagi Rp15.000, kalau buat konsumsi pribadi Rp16.000," terang dia.



Sementara itu, untuk jenis minyak goreng kemasan premium, Hendra menyebut harganya juga merangkak naik di kisaran Rp2.000-3.000, tergantung mereknya.

Sebelumnya, Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan menegaskan bahwa MinyaKita sudah dipersiapkan oleh produsen minyak goreng sebanyak 450.000 ton per bulan dan akan fokus disebarkan di pasar tradisional.



Artinya, tidak disebar lagi di ritel ataupun marketplace (e-commerce). Hal ini guna mengantisipasi kelangkaan stok seperti yang terjadi saat ini.

"Sekarang saya sudah bilang, langkah pertama tambah dulu, kemarin 300.000 ton per bulan sekarang tambah jadi 50% jadi 450.000 ton. Kedua, MinyaKita sudah nggak boleh lagi dijual di online kita suruh jualnya di pasar," ujar Mendag, Kamis (2/2/2023).
(ind)
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More