Naik 230%, PAM Mineral Bukukan Laba Bersih Rp150 Miliar
Selasa, 04 April 2023 - 09:30 WIB
JAKARTA - PT PAM Mineral Tbk (NICL) produsen nikel mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar 230% menjadi Rp150 miliar sepanjang tahun 2022 meningkat dibandingkan periode sama tahun sebelumnya sebesar Rp45,5 miliar. Perolehan tersebut ditopang pertumbuhan penjualan 170% menjadi Rp1,13 triliun dibandingkan tahun sebelumnya Rp419 miliar.
"Kami bersyukur apa yang telah kami persiapkan dan kami usahakan di tahun 2022. Perseroan mencapai kinerja yang memuaskan. Peningkatan tersebut ditopang terutama oleh kenaikan volume penjualan dan harga nikel dunia," ujar Direktur Utama NICL Ruddy Tjanaka dalam siaran pers, Selasa (4/4/2023).
Total asset NICL mencatatkan pertumbuhan sebesar 44% dari Rp417 miliar menjadi sebesar Rp600 miliar tahun lalu. Pertumbuhan tersebut ditopang peningkatan ekuitas sebesar 43% dari Rp347 miliar menjadi sebesar Rp497 miliar. "Peningkatan kinerja operasional dan keuangan Perseroan ini akan menambah nilai bagi pemegang saham perseroan," ungkap Ruddy.
NICL juga melakukan diversifikasi produk dengan pembagian berdasarkan persentasi kadar nikel yang terkandung dalam bijih menjadi bijih kadar rendah, bijih kadar menengah dan bijih kadar tinggi. Perseroan juga melakukan pemanfaatan bijih kadar rendah dengan melakukan optimalisasi cut off grade sehingga bijih kadar rendah yang sebelumnya dianggap waste dapat diolah dan dipasarkan.
"Pada 2023, perseroan akan fokus untuk meningkatkan produksi nikel dari sebelumnya sebesar 2,1 juta ton menjadi sebesar 2,6 juta ton. Kami sudah memperoleh persetujuan RKAB dari ESDM untuk rencana peningkatan produksi kami," kata dia.
Ruddy mengungkapkan perusahaan akan fokus untuk menambah cadangan nikel baik melalui optimalisasikan dari di wilayah IUP Perseroan di Morowali maupun wilayah IUP anak perusahaan di Konawe. Selain itu, NICL juga akan mencari peluang IUP baru baik secara organic maupun an-organic untuk mendukung rencana Perseroan diatas.
"Dengan dukungan pemerintah pusat dan daerah terhadap hilirisasi nikel serta partisipasi aktif masyarakat lingkar tambang, kami yakin dapat mencapai rencana bisnis yang telah disusun tahun ini," jelasnya.
"Kami bersyukur apa yang telah kami persiapkan dan kami usahakan di tahun 2022. Perseroan mencapai kinerja yang memuaskan. Peningkatan tersebut ditopang terutama oleh kenaikan volume penjualan dan harga nikel dunia," ujar Direktur Utama NICL Ruddy Tjanaka dalam siaran pers, Selasa (4/4/2023).
Total asset NICL mencatatkan pertumbuhan sebesar 44% dari Rp417 miliar menjadi sebesar Rp600 miliar tahun lalu. Pertumbuhan tersebut ditopang peningkatan ekuitas sebesar 43% dari Rp347 miliar menjadi sebesar Rp497 miliar. "Peningkatan kinerja operasional dan keuangan Perseroan ini akan menambah nilai bagi pemegang saham perseroan," ungkap Ruddy.
NICL juga melakukan diversifikasi produk dengan pembagian berdasarkan persentasi kadar nikel yang terkandung dalam bijih menjadi bijih kadar rendah, bijih kadar menengah dan bijih kadar tinggi. Perseroan juga melakukan pemanfaatan bijih kadar rendah dengan melakukan optimalisasi cut off grade sehingga bijih kadar rendah yang sebelumnya dianggap waste dapat diolah dan dipasarkan.
"Pada 2023, perseroan akan fokus untuk meningkatkan produksi nikel dari sebelumnya sebesar 2,1 juta ton menjadi sebesar 2,6 juta ton. Kami sudah memperoleh persetujuan RKAB dari ESDM untuk rencana peningkatan produksi kami," kata dia.
Ruddy mengungkapkan perusahaan akan fokus untuk menambah cadangan nikel baik melalui optimalisasikan dari di wilayah IUP Perseroan di Morowali maupun wilayah IUP anak perusahaan di Konawe. Selain itu, NICL juga akan mencari peluang IUP baru baik secara organic maupun an-organic untuk mendukung rencana Perseroan diatas.
"Dengan dukungan pemerintah pusat dan daerah terhadap hilirisasi nikel serta partisipasi aktif masyarakat lingkar tambang, kami yakin dapat mencapai rencana bisnis yang telah disusun tahun ini," jelasnya.
(nng)
tulis komentar anda