Sri Mulyani Optimistis Ekonomi Indonesia Bisa Tembus 5,3% di 2023
Senin, 08 Mei 2023 - 18:33 WIB
JAKARTA - Menteri Keuangan Sri Mulyani optimistis bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2023 diperkirakan akan bias ke atas dalam kisaran 4,5% sampai 5,3%. Perkiraan itu salah satunya tecermin dari pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tetap kuat.
"Seperti disampaikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi Indonesia di triwulan I-2023 tercatat 5,03% year-on-year (yoy), sedikit meningkat dibandingkan pertumbuhan triwulan IV-2022 yang levelnya 5,01%," ungkap Sri dalam Konferensi Pers Hasil Rapat Berkala Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Jakarta, Senin (8/5/2023).
Dia menyebut, tetap kuatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia didorong oleh kinerja ekspor yang tetap tumbuh tinggi, konsumsi swasta yang membaik, konsumsi pemerintah yang tumbuh positif, dan pertumbuhan investasi non-bangunan yang tetap baik.
"Ke depannya, pertumbuhan ekonomi diperkirakan tetap kuat. Perkiraan ini didukung oleh konsumsi swasta yang diperkirakan akan makin membaik seiring dengan meningkatnya mobilitas masyarakat," lanjut Sri.
Tak hanya itu, optimisme juga didukung dengan membaiknya keyakinan konsumen, menguatnya daya beli, sehingga dampaknya juga dari penurunan inflasi yang terjadi di Indonesia. Investasi tetap berlanjut didukung investasi non-bangunan yang kuat, sejalan dengan perbaikan konsumsi domestik dan dampak dari kebijakan hilirisasi.
"Kinerja ekspor tetap kuat didorong oleh ekspor non-migas yang tumbuh tinggi dengan negara tujuan utama, yakni China, Amerika Serikat (AS), dan Jepang," pungkas Sri.
"Seperti disampaikan oleh Badan Pusat Statistik (BPS), pertumbuhan ekonomi Indonesia di triwulan I-2023 tercatat 5,03% year-on-year (yoy), sedikit meningkat dibandingkan pertumbuhan triwulan IV-2022 yang levelnya 5,01%," ungkap Sri dalam Konferensi Pers Hasil Rapat Berkala Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) di Jakarta, Senin (8/5/2023).
Dia menyebut, tetap kuatnya pertumbuhan ekonomi Indonesia didorong oleh kinerja ekspor yang tetap tumbuh tinggi, konsumsi swasta yang membaik, konsumsi pemerintah yang tumbuh positif, dan pertumbuhan investasi non-bangunan yang tetap baik.
"Ke depannya, pertumbuhan ekonomi diperkirakan tetap kuat. Perkiraan ini didukung oleh konsumsi swasta yang diperkirakan akan makin membaik seiring dengan meningkatnya mobilitas masyarakat," lanjut Sri.
Tak hanya itu, optimisme juga didukung dengan membaiknya keyakinan konsumen, menguatnya daya beli, sehingga dampaknya juga dari penurunan inflasi yang terjadi di Indonesia. Investasi tetap berlanjut didukung investasi non-bangunan yang kuat, sejalan dengan perbaikan konsumsi domestik dan dampak dari kebijakan hilirisasi.
"Kinerja ekspor tetap kuat didorong oleh ekspor non-migas yang tumbuh tinggi dengan negara tujuan utama, yakni China, Amerika Serikat (AS), dan Jepang," pungkas Sri.
(uka)
tulis komentar anda