Dukung Digitalisasi Keuangan, Bank DKI Hadir di FEKDI 2023
Rabu, 10 Mei 2023 - 19:45 WIB
JAKARTA - Bank DKI menunjukkan dukungan terhadap program inklusi keuangan digital yang dicanangkan pemerintah, dengan turut serta pada Festival Ekonomi Keuangan Digital Indonesia (FEKDI) tahun 2023 yang diadakan di Jakarta Convention Center (JCC) pada 8–10 Mei 2023. Bank DKI berkomitmen penuh untuk mendorong digitalisasi dalam sektor keuangan untuk inklusi keuangan.
"Sebagai BUMD, Bank DKI menjalankan peran sebagai kolaborator pertumbuhan ekonomi khususnya DKI Jakarta, yang kami wujudkan melalui pengembangan dan inovasi produk dan layanan berbasis digital untuk perluasan aksesibilitas produk dan layanan keuangan kepada masyarakat," ujar Direktur Utama Bank DKI, Fidri Arnaldy dalam seremonial pembukaan FEKDI 2023 di Jakarta Convention Center, Jakarta, Senin (8/5/2023).
Lebih lanjut, Fidri menambahkan dalam momentum transformasi perseroan, Bank DKI secara aktif menghadirkan inovasi produk dan layanan berbasis digital melalui sinergi dan kolaborasi sebagai upaya mewujudkan Transformasi Menuju Ekosistem Digital dan mendorong Sukses Jakarta Untuk Indonesia. Acara tersebut turut dihadiri Menko Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, dan Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo.
FEKDI 2023 yang diinisiasi oleh Bank Indonesia bersama Kementerian Perekonomian, dengan tema “Synergy and Innovation of Digital Economy: Fostering Growth”. FEKDI 2023 merupakan bagian dari rangkaian acara Keketuaan ASEAN Indonesia 2023 pada segmen keuangan, menjadi ajang etalase inovasi produk dan layanan serta sinergi kebijakan ekonomi dan keuangan digital, guna mempercepat pemulihan ekonomi nasional.
Hal ini sejalan dengan agenda prioritas ekonomi digital dalam keketuaan Indonesia di ASEAN 2023, yang berfokus pada kemajuan konektivitas sistem pembayaran, literasi, serta inklusi keuangan digital untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif.
Pada kesempatan yang sama, Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo menyampaikan melalui FEKDI 2023, setiap pihak memperkuat akselerasi sinergi dan inovasi menuju Indonesia Maju. Perry mengajak seluruh masyarakat untuk berpartisipasi dalam transformasi digital untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia.
“Bank Indonesia berkomitmen untuk menjadikan ekosistem sistem pembayaran menjadi episentrum ekonomi keuangan digital Indonesia, melalui Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI). Hadirnya QRIS, BI-FAST, dan Standar Nasional Open API (SNAP) menyatukan satu nusa dan bahasa konektivitas pembayaran, serta dalam semangat satu bangsa Indonesia melalui konsolidasi antara industri pembayaran dan e-commerce membentuk bangsa digital.” ujar Perry.
Menko Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto juga menyampaikan bahwa Indonesia memiliki potensi ekonomi digital yang signifikan, ditandai dengan nilai ekonomi digital tahun 2022 yang mencapai angka USD 77 miliar atau tumbuh 22% (yoy) dan diproyeksikan akan meningkat hampir 2 kali lipat hingga USD 130 miliar pada tahun 2025. Untuk itu, Pemerintah dinilai perlu mendorong berbagai upaya dalam mengakselerasi potensi ekonomi digital tersebut melalui berbagai inovasi kebijakan. “Yang perlu kita ingat bahwa 10 hingga 13 tahun ke depan adalah momentum yang sangat penting bagi Indonesia karena bonus demografi hanya akan berlangsung sampai tahun 2038," ungkap Menko Airlangga.
"Sebagai BUMD, Bank DKI menjalankan peran sebagai kolaborator pertumbuhan ekonomi khususnya DKI Jakarta, yang kami wujudkan melalui pengembangan dan inovasi produk dan layanan berbasis digital untuk perluasan aksesibilitas produk dan layanan keuangan kepada masyarakat," ujar Direktur Utama Bank DKI, Fidri Arnaldy dalam seremonial pembukaan FEKDI 2023 di Jakarta Convention Center, Jakarta, Senin (8/5/2023).
Lebih lanjut, Fidri menambahkan dalam momentum transformasi perseroan, Bank DKI secara aktif menghadirkan inovasi produk dan layanan berbasis digital melalui sinergi dan kolaborasi sebagai upaya mewujudkan Transformasi Menuju Ekosistem Digital dan mendorong Sukses Jakarta Untuk Indonesia. Acara tersebut turut dihadiri Menko Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, dan Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo.
FEKDI 2023 yang diinisiasi oleh Bank Indonesia bersama Kementerian Perekonomian, dengan tema “Synergy and Innovation of Digital Economy: Fostering Growth”. FEKDI 2023 merupakan bagian dari rangkaian acara Keketuaan ASEAN Indonesia 2023 pada segmen keuangan, menjadi ajang etalase inovasi produk dan layanan serta sinergi kebijakan ekonomi dan keuangan digital, guna mempercepat pemulihan ekonomi nasional.
Hal ini sejalan dengan agenda prioritas ekonomi digital dalam keketuaan Indonesia di ASEAN 2023, yang berfokus pada kemajuan konektivitas sistem pembayaran, literasi, serta inklusi keuangan digital untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif.
Pada kesempatan yang sama, Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo menyampaikan melalui FEKDI 2023, setiap pihak memperkuat akselerasi sinergi dan inovasi menuju Indonesia Maju. Perry mengajak seluruh masyarakat untuk berpartisipasi dalam transformasi digital untuk mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia.
“Bank Indonesia berkomitmen untuk menjadikan ekosistem sistem pembayaran menjadi episentrum ekonomi keuangan digital Indonesia, melalui Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia (BSPI). Hadirnya QRIS, BI-FAST, dan Standar Nasional Open API (SNAP) menyatukan satu nusa dan bahasa konektivitas pembayaran, serta dalam semangat satu bangsa Indonesia melalui konsolidasi antara industri pembayaran dan e-commerce membentuk bangsa digital.” ujar Perry.
Menko Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto juga menyampaikan bahwa Indonesia memiliki potensi ekonomi digital yang signifikan, ditandai dengan nilai ekonomi digital tahun 2022 yang mencapai angka USD 77 miliar atau tumbuh 22% (yoy) dan diproyeksikan akan meningkat hampir 2 kali lipat hingga USD 130 miliar pada tahun 2025. Untuk itu, Pemerintah dinilai perlu mendorong berbagai upaya dalam mengakselerasi potensi ekonomi digital tersebut melalui berbagai inovasi kebijakan. “Yang perlu kita ingat bahwa 10 hingga 13 tahun ke depan adalah momentum yang sangat penting bagi Indonesia karena bonus demografi hanya akan berlangsung sampai tahun 2038," ungkap Menko Airlangga.
tulis komentar anda