36 Bulan Beruntun, Neraca Dagang RI Kembali Cetak Surplus USD3,94 Miliar di April
Senin, 15 Mei 2023 - 13:07 WIB
JAKARTA - Neraca perdagangan Indonesia kembali mencatatkan surplus. Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan, neraca perdagangan pada April 2023 mengalami surplus USD3,94 miliar.
Surplus tersebut berasal dari sektor nonmigas senilai USD5,64 miliar, namun tereduksi oleh defisit di sektor migas sebesar USD1,70 miliar.
"Neraca perdagangan Indonesia sampai April 2023 surplus selama 36 bulan berturut-turut, sejak Mei 2020,” ujar Deputi Bidang Metodologi dan Informasi Statistik BPS, Imam Machdi dalam rilis resmi BPS di Jakarta, Senin (15/5/2023).
Menurut dia, surplus neraca dagang pada April 2023 ini menguat dibandingkan dengan bulan sebelumnya, meskipun tercatat lebih rendah dari April 2022.
Sementara itu, terkait neraca perdagangan komoditas nonmigas yang tercatat surplus USD5,64 miliar, Imam merinci komoditas yang menjadi penyumbang surplus utama di antaranya bahan bakar mineral, lemak dan minyak hewan/nabati, serta besi dan baja.
Adapun neraca perdagangan komoditas migas terjadi defisit USD1,70 miliar dengan komoditas penyumbang defisit yaitu minyak mentah dan hasil minyak.
Lebih lanjut, dilihat dari asal negara, terdapat tiga negara yang menjadi penyumbang surplus nonmigas terbesar pada April 2023 yaitu India, Amerika Serikat, dan Filipina.
"Untuk negara India surplus sebesar USD1,116 juta, terbesar pada komoditas bahan bakar mineral, lemak dan minum nabati, serta besi dan baja," urainya.
Surplus tersebut berasal dari sektor nonmigas senilai USD5,64 miliar, namun tereduksi oleh defisit di sektor migas sebesar USD1,70 miliar.
"Neraca perdagangan Indonesia sampai April 2023 surplus selama 36 bulan berturut-turut, sejak Mei 2020,” ujar Deputi Bidang Metodologi dan Informasi Statistik BPS, Imam Machdi dalam rilis resmi BPS di Jakarta, Senin (15/5/2023).
Menurut dia, surplus neraca dagang pada April 2023 ini menguat dibandingkan dengan bulan sebelumnya, meskipun tercatat lebih rendah dari April 2022.
Sementara itu, terkait neraca perdagangan komoditas nonmigas yang tercatat surplus USD5,64 miliar, Imam merinci komoditas yang menjadi penyumbang surplus utama di antaranya bahan bakar mineral, lemak dan minyak hewan/nabati, serta besi dan baja.
Adapun neraca perdagangan komoditas migas terjadi defisit USD1,70 miliar dengan komoditas penyumbang defisit yaitu minyak mentah dan hasil minyak.
Lebih lanjut, dilihat dari asal negara, terdapat tiga negara yang menjadi penyumbang surplus nonmigas terbesar pada April 2023 yaitu India, Amerika Serikat, dan Filipina.
"Untuk negara India surplus sebesar USD1,116 juta, terbesar pada komoditas bahan bakar mineral, lemak dan minum nabati, serta besi dan baja," urainya.
tulis komentar anda