Kiamat Properti Singapura di Depan Mata, Penyewa Berteriak Lonjakan Harga

Selasa, 16 Mei 2023 - 14:21 WIB
Wanita asal Singapura mendapati harga sewa bulanan yang harus dibayar terdongkrak naik menjadi lebih mahal. Mereka kaget dan tidak menduga jika kenaikannya mencapai 60%. Foto/Dok
SINGAPURA - Kontrak sewa apartemen Eva di pusat Singapura mengalami perubahan pada akhir tahun lalu. Wanita asal Singapura mendapati harga sewa bulanan yang harus dibayar terdongkrak naik menjadi lebih mahal. Mereka kaget dan tidak menduga jika kenaikannya mencapai 60%.

"Kami segera pergi mencari apartemen lain yang tersedia. Apa yang kami temukan, ternyata memberi kami kejutan lain. Harga sewa melonjak," katanya seperti dilansir BBC, Selasa (16/5/2023).

"Pikiran tidak mampu membeli tempat tinggal membuat kami takut. Rasanya seperti hari kiamat," tambahnya.





Ia mengaku, tidak punya banyak pilihan selain bernegosiasi dengan pemiliknya untuk kesepakatan yang lebih baik. Saat ini mereka membayar 2.900 dolar Singapura (setara USD2.185 atau Rp32 juta dengan Kurs Rp14.652) sebulan untuk rumah dengan satu kamar. Harga itu naik dari sebelumnya 1.950 dolar Singapura.

"Untuk mengatasi kenaikan sewa, saya memaksa diri saya untuk bekerja lebih keras sehingga saya dapat menghasilkan lebih banyak uang," kata wanita bernama Teh, yang merupakan pekerja lepas media.

"Dalam bulan-bulan di mana saya tidak dapat memenuhi kebutuhan, saya harus merogoh lebih dalam ke tabungan saya. Untungnya, kami memiliki dana darurat untuk saat-saat seperti ini," bebernya.



Dia tidak sendirian. Melonjaknya harga sewa telah menjadi masalah besar di salah satu negara Asia Tenggara tersebut. Sewa perumahan pribadi naik tahun lalu pada laju tercepat dalam lebih dari satu dekade, dan terus terdongkrak dalam beberapa bulan terakhir.
Halaman :
Lihat Juga :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More