Harga Pertamax Turun Jadi Rp12.500 per Liter, Masyarakat Akan Tinggalkan Pertalite?
Jum'at, 02 Juni 2023 - 16:15 WIB
JAKARTA - PT Pertamina (Persero) telah menurunkan sejumlah harga bahan bakar minyak ( BBM ) non-subsidinya pada 1 Juni kemarin. Harga Pertamax, Pertamax Turbo, Dexlite, hingga Pertamina Dex turun.
Harga Pertamax turun Rp800 dari Rp13.300 menjadi Rp12.500 per liter. Kini selisih harga Pertamax dengan Pertalite yang dibanderol Rp10.000 per liter hanya Rp2.500.
Pengamat ekonomi energi dari Universitas Gadjah Mada Fahmy Radhi mengungkapkan penurunan harga Pertamax tidak akan berpengaruh besar untuk membuat konsumen Pertalite beralih ke bensin dengan RON 92 itu. Pasalnya, selisih harga keduanya dinilai masih cukup lebar.
"Tapi kalau selisihnya tidak terlalu 'menganga' atau taruhlah Rp500-Rp1.000, maka akan mendorong konsumen, utamanya yang mampu untuk pindah ke Pertamax," ungkap Fahmy kepada MNC Portal Indonesia, Jumat (2/6/2023).
Ia meyakini, dengan selisih harga yang tipis, maka konsumen Pertalite akan beralih menggunakan BBM non-subsidi mengingat keunggulan Pertamax yang lebih baik untuk mesin kendaraan.
"Dengan migrasi, Pertamax itu kan lebih baik untuk mesin, jadi pemilik mobil pribadi akan pindah ke Pertamax. Tapi kalau selisih harga masih lebar, penurunan Pertamax tidak akan berpengaruh," imbuhnya.
Menurutnya, konsumen Pertamax sudah terbiasa dengan kenaikan ataupun penurunan harga dalam jangka waktu yang tidak begitu lama, sebab harganya tergantung dengan kondisi minyak dunia.
Variabel yang mempengaruhi harga Pertamax, sambungnya, terdiri dari Indonesian Crude Price (ICP), penguatan kurs Rupiah terhadap dolar, hingga tingkat inflasi di dalam negeri.
"Jadi variabel yang paling besar adalah harga minyak dunia. Andai harga minyak dunia naik atau turun, maka Pertamax harus menyesuaikan," tukasnya.
Harga Pertamax turun Rp800 dari Rp13.300 menjadi Rp12.500 per liter. Kini selisih harga Pertamax dengan Pertalite yang dibanderol Rp10.000 per liter hanya Rp2.500.
Pengamat ekonomi energi dari Universitas Gadjah Mada Fahmy Radhi mengungkapkan penurunan harga Pertamax tidak akan berpengaruh besar untuk membuat konsumen Pertalite beralih ke bensin dengan RON 92 itu. Pasalnya, selisih harga keduanya dinilai masih cukup lebar.
"Tapi kalau selisihnya tidak terlalu 'menganga' atau taruhlah Rp500-Rp1.000, maka akan mendorong konsumen, utamanya yang mampu untuk pindah ke Pertamax," ungkap Fahmy kepada MNC Portal Indonesia, Jumat (2/6/2023).
Ia meyakini, dengan selisih harga yang tipis, maka konsumen Pertalite akan beralih menggunakan BBM non-subsidi mengingat keunggulan Pertamax yang lebih baik untuk mesin kendaraan.
"Dengan migrasi, Pertamax itu kan lebih baik untuk mesin, jadi pemilik mobil pribadi akan pindah ke Pertamax. Tapi kalau selisih harga masih lebar, penurunan Pertamax tidak akan berpengaruh," imbuhnya.
Menurutnya, konsumen Pertamax sudah terbiasa dengan kenaikan ataupun penurunan harga dalam jangka waktu yang tidak begitu lama, sebab harganya tergantung dengan kondisi minyak dunia.
Variabel yang mempengaruhi harga Pertamax, sambungnya, terdiri dari Indonesian Crude Price (ICP), penguatan kurs Rupiah terhadap dolar, hingga tingkat inflasi di dalam negeri.
"Jadi variabel yang paling besar adalah harga minyak dunia. Andai harga minyak dunia naik atau turun, maka Pertamax harus menyesuaikan," tukasnya.
(uka)
tulis komentar anda