Inflasi Melandai, Pemerintah Antisipasi Lonjakan Harga Pangan Jelang Iduladha
Selasa, 06 Juni 2023 - 11:48 WIB
JAKARTA - Tren penurunan inflasi terus berlanjut hingga Mei 2023. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, inflasi pada Mei sebesar 4,0% secara tahunan (yoy), melandai dari April sebesar 4,3% yoy.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) , Febrio Kacaribu mengatakan, tren penurunan inflasi tersebut mencerminkan konsistensi pemerintah dalam mengendalikan inflasi. Perlambatan inflasi yang terjadi dipengaruhi oleh penurunan inflasi pada seluruh komponen pembentuknya.
"Pemerintah terus melakukan upaya stabilisasi harga pangan dalam rangka menjaga ketahanan pangan. Hal ini tercermin pada pergerakan inflasi harga pangan bergejolak (volatile food) yang melambat ke 3,3% (yoy), lebih rendah dari April 2023 (3,7% yoy)," paparnya di Jakarta, dikutip Selasa (6/6/2023).
Selain itu, sambung dia, terkendalinya harga pangan didukung oleh panen raya padi dan aneka cabai. Di sisi lain, beberapa komoditas seperti produk unggas dan aneka bawang cenderung mengalami peningkatan harga.
"Oleh karena itu, pemerintah terus sigap dalam merespons dan mengantisipasi peningkatan harga lebih lanjut dengan berbagai upaya, seperti penambahan stok di pasar, fasilitasi distribusi, dan gelar pangan murah,” tuturnya.
“Ke depan, pemerintah telah bersiap untuk menghadapi risiko peningkatan harga pangan menjelang Hari Raya Iduladha serta potensi dampak El Nino," imbuh Febrio.
Tren perlambatan inflasi juga terjadi pada komponen inti dan harga diatur pemerintah (administered price). Inflasi inti di bulan Mei tercatat sebesar 2,66% (yoy), lebih rendah dari April (2,83% yoy).
Semua kelompok pengeluaran mengalami perlambatan kecuali kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya. Sementara itu, inflasi administered price kembali melambat dari 10,32% (yoy) pada April menjadi 9,52% (yoy) di bulan Mei.
Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) , Febrio Kacaribu mengatakan, tren penurunan inflasi tersebut mencerminkan konsistensi pemerintah dalam mengendalikan inflasi. Perlambatan inflasi yang terjadi dipengaruhi oleh penurunan inflasi pada seluruh komponen pembentuknya.
"Pemerintah terus melakukan upaya stabilisasi harga pangan dalam rangka menjaga ketahanan pangan. Hal ini tercermin pada pergerakan inflasi harga pangan bergejolak (volatile food) yang melambat ke 3,3% (yoy), lebih rendah dari April 2023 (3,7% yoy)," paparnya di Jakarta, dikutip Selasa (6/6/2023).
Selain itu, sambung dia, terkendalinya harga pangan didukung oleh panen raya padi dan aneka cabai. Di sisi lain, beberapa komoditas seperti produk unggas dan aneka bawang cenderung mengalami peningkatan harga.
"Oleh karena itu, pemerintah terus sigap dalam merespons dan mengantisipasi peningkatan harga lebih lanjut dengan berbagai upaya, seperti penambahan stok di pasar, fasilitasi distribusi, dan gelar pangan murah,” tuturnya.
“Ke depan, pemerintah telah bersiap untuk menghadapi risiko peningkatan harga pangan menjelang Hari Raya Iduladha serta potensi dampak El Nino," imbuh Febrio.
Tren perlambatan inflasi juga terjadi pada komponen inti dan harga diatur pemerintah (administered price). Inflasi inti di bulan Mei tercatat sebesar 2,66% (yoy), lebih rendah dari April (2,83% yoy).
Semua kelompok pengeluaran mengalami perlambatan kecuali kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya. Sementara itu, inflasi administered price kembali melambat dari 10,32% (yoy) pada April menjadi 9,52% (yoy) di bulan Mei.
tulis komentar anda