Soal Kebakaran Hutan, Begini Kata Pengusaha Kelapa Sawit
Rabu, 28 Juni 2023 - 15:02 WIB
JAKARTA - Wakil Ketua Umum Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia ( Gapki ) Satrija B. Wibawa mengklaim, kebakaran hutan tidak identik dengan kebun sawit. Menurut Satrija, pengusaha yang tergabung dalam Gapki hanya fokus pada penanganan kebakaran lahan.
“Kebakaran hutan ada yang menangani sendiri, bukan domain GAPKI,” kata Satrija dalam keterangan tertulis, dikutip Rabu (28/6/2023).
Pernyataan itu disampaikan Satrija menjawab tudingan perkebunan sawit yang diduga sebagai penyebab kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Indonesia. Menurut Satria, tidak semua kebakaran lahan harus menjadi tanggung jawab Gapki, sebab hingga saat ini baru 25 persen perusahaan sawit yang tergabung sebagai anggota GAPKI.
Satrija memastikan bahwa semua anggota Gapki wajib menyiapkan sarana dan prasarana untuk mengantisipasi kebakaran lahan. Bahkan anggota Gapki rutin melakukan pelatihan dan apel siaga khususnya ketika datangnya peringatan El Nino.
“Anggota Gapki, punya komitmen kuat untuk patuh pada regulasi, sekaligus mencegah keamananan dari bahaya kebakaran,” kata Satrija.
Pernyataan itu dibenarkan Ketua GAPKI Kalimantan Selatan (Kalsel) Edy Sapta Binti. Gapki Kalsel bersama dengan para pemangku kepentingan kerap menggelar apel yang merupakan bentuk komitmen dari pengusaha untuk menjaga konsesinya dari kebakaran.
“Tahun 2020, Gapki punya MOU dengan Polda Kalsel untuk menjaga konsesi dari kebakaran lahan. Ini merupakan komitmen dan kepedulian pengusaha perkebunan sawit terhadap pencegahan kebakaran lahan,” kata Edy Sapta Binti.
Sementara itu, Direktur Astra Agro Lestari, Rujito Purnomo, mengatakan, kebakaran 2015 dan 2018 memberikan banyak pembelajaran penting. Dari sini pengusaha belajar bahwa konsep penanganan api tidak bisa dilakukan sendiri dan perlu kerja sama dengan banyak pihak.
Baca Juga
“Kebakaran hutan ada yang menangani sendiri, bukan domain GAPKI,” kata Satrija dalam keterangan tertulis, dikutip Rabu (28/6/2023).
Pernyataan itu disampaikan Satrija menjawab tudingan perkebunan sawit yang diduga sebagai penyebab kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Indonesia. Menurut Satria, tidak semua kebakaran lahan harus menjadi tanggung jawab Gapki, sebab hingga saat ini baru 25 persen perusahaan sawit yang tergabung sebagai anggota GAPKI.
Satrija memastikan bahwa semua anggota Gapki wajib menyiapkan sarana dan prasarana untuk mengantisipasi kebakaran lahan. Bahkan anggota Gapki rutin melakukan pelatihan dan apel siaga khususnya ketika datangnya peringatan El Nino.
“Anggota Gapki, punya komitmen kuat untuk patuh pada regulasi, sekaligus mencegah keamananan dari bahaya kebakaran,” kata Satrija.
Pernyataan itu dibenarkan Ketua GAPKI Kalimantan Selatan (Kalsel) Edy Sapta Binti. Gapki Kalsel bersama dengan para pemangku kepentingan kerap menggelar apel yang merupakan bentuk komitmen dari pengusaha untuk menjaga konsesinya dari kebakaran.
“Tahun 2020, Gapki punya MOU dengan Polda Kalsel untuk menjaga konsesi dari kebakaran lahan. Ini merupakan komitmen dan kepedulian pengusaha perkebunan sawit terhadap pencegahan kebakaran lahan,” kata Edy Sapta Binti.
Sementara itu, Direktur Astra Agro Lestari, Rujito Purnomo, mengatakan, kebakaran 2015 dan 2018 memberikan banyak pembelajaran penting. Dari sini pengusaha belajar bahwa konsep penanganan api tidak bisa dilakukan sendiri dan perlu kerja sama dengan banyak pihak.
tulis komentar anda