Startup Tanda Tangan Digital Indonesia Ekspansi ke Australia
Selasa, 04 Juli 2023 - 15:11 WIB
JAKARTA - Perusahaan rintisan ( startup ) asal Indonesia mulai melakukan ekspansi ke luar negeri. Privy, penyedia tanda tangan digital dan identitas digital asal Indonesia, meresmikan kantor cabang di Sydney, Australia, Senin kemarin (3/7/2023).
Pembukaan kantor cabang di Australia ini merupakan langkah awal Privy untuk berekspansi ke luar Indonesia. Kantor cabang pertama di Sydney yang merupakan pusat perdagangan dan bisnis di Australia diharapkan dapat memperlancar kegiatan bisnis dan perdagangan menggunakan identitas digital dan tanda tangan elektronik tersertifikasi buatan anak bangsa.
“Identitas digital tepercaya dan tanda tangan elektronik tersertifikasi adalah infrastruktur dasar perdagangan di dunia digital. Semoga ekspansi pertama kami ke Australia ini menjadi awalan agar Privy dapat memfasilitasi perdagangan elektronik di seluruh dunia,” kata Marshall Pribadi, CEO Privy, dalam keterangannya, Selasa (4/7/2023).
Acara peresmian turut dihadiri oleh Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, Duta Besar RI untuk Australia Siswo Pramono, Konsul Jenderal Indonesia di Melbourne Kuncoro Giri Waseso, Konsul Jenderal Indonesia di Sydney Vedi Kurnia Buana, dan Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Djatmiko Bris Witjaksono.
Sementara itu, Mendag berharap Indonesia dapat dikenal sebagai eksportir jasa berteknologi tinggi. Pasalnya di masa mendatang, jasa berteknologi tinggi akan sangat berperan memfasilitasi kegiatan bisnis dan perdagangan.
"Melalui Privy, Indonesia tidak hanya dapat dikenal sebagai eksportir komoditas, tetapi juga sebagai pengekspor jasa berteknologi tinggi. Peresmian kantor pertama Privy di luar negeri merupakan kisah sukses ekspor jasa Indonesia ke Australia. Sydney memiliki ekonomi terbesar di Australia dan merupakan hub yang terintegrasi erat dengan ekonomi global,” ujar Mendag.
Kementerian Perdagangan sudah lama mendukung Privy melalui Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA CEPA) dengan program Katalis. Katalis adalah program pengembangan perdagangan dan investasi unik yang didukung pemerintah untuk membuka potensi besar kemitraan ekonomi antara Indonesia dan Australia.
Kementerian Perdagangan juga mendukung penggunaan tanda tangan elektronik melalui Peraturan Pemerintah No. 80 Tahun 2019 tentang Perdagangan Melalui Sistem Elektronik, sehingga transaksi PMSE dapat dijadikan bukti yang autentik jika menggunakan tanda tangan elektronik tersertifikasi melalui PSrE sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
Saat ini Privy menjadi salah satu perusahaan penyedia sertifikat elektronik (PSrE) di Tanah Air dengan 40 juta pengguna terverifikasi. "Sydney menjadi kota yang tepat bagi Privy untuk mendirikan cabang mengingat penggunanya bahkan lebih besar dari seluruh penduduk Australia yang berjumlah 26 juta jiwa," tandas Mendag.
Lihat Juga: Curi Perhatian Ratusan Investor, 4 Startup Finalis Grab Ventures Velocity Ikuti Coaching Intensif
Pembukaan kantor cabang di Australia ini merupakan langkah awal Privy untuk berekspansi ke luar Indonesia. Kantor cabang pertama di Sydney yang merupakan pusat perdagangan dan bisnis di Australia diharapkan dapat memperlancar kegiatan bisnis dan perdagangan menggunakan identitas digital dan tanda tangan elektronik tersertifikasi buatan anak bangsa.
“Identitas digital tepercaya dan tanda tangan elektronik tersertifikasi adalah infrastruktur dasar perdagangan di dunia digital. Semoga ekspansi pertama kami ke Australia ini menjadi awalan agar Privy dapat memfasilitasi perdagangan elektronik di seluruh dunia,” kata Marshall Pribadi, CEO Privy, dalam keterangannya, Selasa (4/7/2023).
Acara peresmian turut dihadiri oleh Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan, Duta Besar RI untuk Australia Siswo Pramono, Konsul Jenderal Indonesia di Melbourne Kuncoro Giri Waseso, Konsul Jenderal Indonesia di Sydney Vedi Kurnia Buana, dan Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Djatmiko Bris Witjaksono.
Sementara itu, Mendag berharap Indonesia dapat dikenal sebagai eksportir jasa berteknologi tinggi. Pasalnya di masa mendatang, jasa berteknologi tinggi akan sangat berperan memfasilitasi kegiatan bisnis dan perdagangan.
"Melalui Privy, Indonesia tidak hanya dapat dikenal sebagai eksportir komoditas, tetapi juga sebagai pengekspor jasa berteknologi tinggi. Peresmian kantor pertama Privy di luar negeri merupakan kisah sukses ekspor jasa Indonesia ke Australia. Sydney memiliki ekonomi terbesar di Australia dan merupakan hub yang terintegrasi erat dengan ekonomi global,” ujar Mendag.
Kementerian Perdagangan sudah lama mendukung Privy melalui Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA CEPA) dengan program Katalis. Katalis adalah program pengembangan perdagangan dan investasi unik yang didukung pemerintah untuk membuka potensi besar kemitraan ekonomi antara Indonesia dan Australia.
Kementerian Perdagangan juga mendukung penggunaan tanda tangan elektronik melalui Peraturan Pemerintah No. 80 Tahun 2019 tentang Perdagangan Melalui Sistem Elektronik, sehingga transaksi PMSE dapat dijadikan bukti yang autentik jika menggunakan tanda tangan elektronik tersertifikasi melalui PSrE sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.
Saat ini Privy menjadi salah satu perusahaan penyedia sertifikat elektronik (PSrE) di Tanah Air dengan 40 juta pengguna terverifikasi. "Sydney menjadi kota yang tepat bagi Privy untuk mendirikan cabang mengingat penggunanya bahkan lebih besar dari seluruh penduduk Australia yang berjumlah 26 juta jiwa," tandas Mendag.
Lihat Juga: Curi Perhatian Ratusan Investor, 4 Startup Finalis Grab Ventures Velocity Ikuti Coaching Intensif
(uka)
tulis komentar anda