IPO Subholding Pertamina Tak Perlu Dipersoalkan, Pakar: Salah Satu Cara Pendanaan

Senin, 27 Juli 2020 - 21:31 WIB
Dalam enam tahun ke depan, selain memperkuat bisnis, Pertamina diharapkan juga bisa beralih ke energi terbarukan yang membutuhkan belanja modal USD133 miliar.

Terkait kebutuhan capex tersebut, imbuh Nicke, Pertamina sudah melakukan pemetaan, yang hasilnya, 47% bisa diperoleh dari kemampuan internal, 15% dengan equity financing, 10% dari project financing, dan 28% dari external fund.

"Untuk yang eksternal ini ada berbagai cara, yaitu bond, pinjaman perbankan dan IPO. Jadi IPO hanya salah satu cara, dengan plus dan minusnya," katanya.

Menurut dia, untuk bond berpotensi mengalami hit pada debt to equity ratio dan yang namanya pinjaman harus dikembalikan. Sedangkan IPO lebih fleksibel, karena Pertamina tidak terdampak dari dept to equity ratio tadi. Jadi tidak harus mengembalikan pokok dari pinjaman.

Rencana IPO tersebut, menurut dia, tak lepas dari restrukturisasi bisnis Pertamina guna menjawab tuntutan global megatrend di bidang energi. Untuk itu, lanjut Nicke, Pertamina menetapkan strategi jangka panjang yaitu akan mengoptimalkan potensi-potensi sumber daya yang dimiliki Indonesia dan menggunakan pasar domestik sebagai tulang punggung pertumbuhan Pertamina ke depan.
(akr)
Halaman :
tulis komentar anda
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More