Defisit Diperlebar, Sektor-Sektor Ini Dapat Tambahan Belanja Tahun 2021
Selasa, 28 Juli 2020 - 12:04 WIB
JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan bahwa dengan pelebaran defisit menjadi 5,2%, maka cadangan belanja yang dimiliki pemerintah sebesar Rp179 triliun. Dia mengatakan bahwa hal ini akan digunakan untuk belanja-belanja yang mendukung pemulihan ekonomi tahun depan.
"Kita akan memiliki cadangan belanja sebesar Rp179 triliun. Yang presiden akan tetapkan prioritas belanja untuk betul-betul mendukung pemulihan ekonomi nasional tahun depan," katanya seusai rapat terbatas bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi), Selasa (28/7/2020).
(Baca Juga: Demi Pulihkan Ekonomi, Defisit APBN 2021 Akan Dimelarkan Jadi 5,2%)
Dia mengatakan ada prioritas-prioritas yang akan didukung untuk ada penambahan belanja. Sektor tersebut salah satunya adalah ketahanan pangan. Lalu pembangunan kawasan industri yang didukung infrastruktur. Kemudian bidang teknologi informasi untuk meningkatkan dan pemerataan konektivitas Indonesia dari sisi teknologi digital.
"Kemudian presiden menekankan bidang pendidikan dan kesehatan. Terutama untuk penanganan Covid pasca-2020. Dan dukungan untuk biaya vaksin," ujarnya.
Sri Mulyani mengatakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan kembali melakukan rapat untuk penggunaan anggaran tambahan dari adanya defisit ini. Hal ini untuk memastikan belanja benar-benar produktif dan didukung oleh rencana belanja yang baik.
(Baca Juga: Utang RI Menumpuk Akibat Pandemi, Rekomendasi Ini Bisa Diambil Pemerintah)
"Dan dimintakan bahwa belanja ini benar-benar bisa tingkatkan produktivitas, kurangi kemiskinan dan pengangguran. Dan juga menimbulkan dampak ekonomi atau manfaat yang paling tinggi. Itu yang ditekankan presiden," ungkapnya.
Dia mengaku Kemenkeu dan Bappenas sudah dapat banyak tambahan usulan belanja dari seluruh kementerian/lembaga. Dia mengatakan Presiden Jokowi memintanya untuk memfokuskan kembali belanja-belanja tersebut agar benar-benar dapat memulihkan perekonomian Indonesia.
"Bisa dilakukan untuk pulihkan ekonomi dan ciptakan kesempatan kerja. Serta kurangi kemiskinan secara lebih cepat. Untuk mengejar lagi dampak Covid tahun ini yang meningkatkan jumlah pengangguran atau kemiskinan," paparnya.
Sri Mulyani pun akan segera menuntaskan penyusunan program-program prioritas. Pasalnya Presiden Jokowi akan segera menyampaikannya dalam pidato tahunan di DPR tanggal 14 Agustus mendatang.
"Kita akan memiliki cadangan belanja sebesar Rp179 triliun. Yang presiden akan tetapkan prioritas belanja untuk betul-betul mendukung pemulihan ekonomi nasional tahun depan," katanya seusai rapat terbatas bersama Presiden Joko Widodo (Jokowi), Selasa (28/7/2020).
(Baca Juga: Demi Pulihkan Ekonomi, Defisit APBN 2021 Akan Dimelarkan Jadi 5,2%)
Dia mengatakan ada prioritas-prioritas yang akan didukung untuk ada penambahan belanja. Sektor tersebut salah satunya adalah ketahanan pangan. Lalu pembangunan kawasan industri yang didukung infrastruktur. Kemudian bidang teknologi informasi untuk meningkatkan dan pemerataan konektivitas Indonesia dari sisi teknologi digital.
"Kemudian presiden menekankan bidang pendidikan dan kesehatan. Terutama untuk penanganan Covid pasca-2020. Dan dukungan untuk biaya vaksin," ujarnya.
Sri Mulyani mengatakan Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan kembali melakukan rapat untuk penggunaan anggaran tambahan dari adanya defisit ini. Hal ini untuk memastikan belanja benar-benar produktif dan didukung oleh rencana belanja yang baik.
(Baca Juga: Utang RI Menumpuk Akibat Pandemi, Rekomendasi Ini Bisa Diambil Pemerintah)
"Dan dimintakan bahwa belanja ini benar-benar bisa tingkatkan produktivitas, kurangi kemiskinan dan pengangguran. Dan juga menimbulkan dampak ekonomi atau manfaat yang paling tinggi. Itu yang ditekankan presiden," ungkapnya.
Dia mengaku Kemenkeu dan Bappenas sudah dapat banyak tambahan usulan belanja dari seluruh kementerian/lembaga. Dia mengatakan Presiden Jokowi memintanya untuk memfokuskan kembali belanja-belanja tersebut agar benar-benar dapat memulihkan perekonomian Indonesia.
"Bisa dilakukan untuk pulihkan ekonomi dan ciptakan kesempatan kerja. Serta kurangi kemiskinan secara lebih cepat. Untuk mengejar lagi dampak Covid tahun ini yang meningkatkan jumlah pengangguran atau kemiskinan," paparnya.
Sri Mulyani pun akan segera menuntaskan penyusunan program-program prioritas. Pasalnya Presiden Jokowi akan segera menyampaikannya dalam pidato tahunan di DPR tanggal 14 Agustus mendatang.
(fai)
tulis komentar anda