Komitmen ESG di Tiga Pilar Medco Energi untuk Perkuat Bisnis Berkelanjutan
Rabu, 26 Juli 2023 - 06:16 WIB
Upaya dan komitmen MedcoEnergi dalam membangun bisnis dengan pertumbuhan berkelanjutan, bertujuan untuk memberikan nilai dan imbal hasil jangka panjang bagi para pemegang saham. Juga berkontribusi terhadap pemberdayaan masyarakat di sekitar wilayah operasi. “Kami akan tetap fokus pada peningkatan ESG dengan target terukur sesuai strategi perubahan iklim kami dan memperluas portofolio energi terbarukan demi mencapai Net Zero Emissions untuk Cakupan 1 dan 2 pada 2050 dan Cakupan 3 pada 2060,” ucap Ridho.
MedcoEnergi terus melakukan pengembangan usaha dengan fokus terhadap tiga segmen bisnis utama Perseroan yaitu minyak dan gas, ketenagalistrikan yang bersih dan berkelanjutan serta pertambangan tembaga dan emas. Pada bidang minyak dan gas, MedcoEnergi terus melanjutkan proyek-proyek utama, yaitu lapangan Forel dan Bronang di PSC South Natuna Sea Block B, lapangan Suban di PSC Corridor dan pengembangan fase 2 PSC Senoro-Toili. Pengembangan-pengembangan baru tersebut juga didukung dengan perpanjangan kontrak jual beli gas di Blok Natuna dan Blok Corridor yang memperpanjang umur cadangan (reserve life) dan keberlanjutan dari blok-blok tersebut.
Di bidang pertambangan tembaga dan emas, melalui Amman Mineral Nusa Tenggara, MedcoEnergi juga berkomitmen untuk membangun bisnis yang berkelanjutan dengan mengonversi energi dari pembangkit listrik tenaga batubara 112 MW dan diesel 45 MW menjadi PLTGU berkapasitas 450 MW dengan terminal penyimpanan dan regasifikasi LNG di Teluk Benete. Kapasitas sebesar itu didukung PLTS Sumbawa 26 MWp akan dipakai untuk mendukung kegiatan pertambangan yang nantinya akan meningkat dengan dioperasikannya smelter dan perluasan pabrik konsentrator.
Sementara di ketenagalistrikan, melalui anak usahanya PT Medco Power Indonesia, MedcoEnergi berkomitmen untuk menyediakan energi bersih dan terbarukan dengan mengembangkan pembangkit listrik tenaga gas, geothermal, surya dan mini hidro. Setelah sukses menuntaskan proyek PLTGU Riau 275 MW dan PLTS Sumbawa 26MWp pada tahun 2022, Perseroan melanjutkan pengembangan proyek geothermal 34 MW fase 1 di Blawan-Ijen, Jawa Timur dan pengembangan PLTS 2x25 MWp di Bali sehingga ditargetkan kapasitas terpasang dari energi terbarukan mencapai 26% di tahun 2025 dan 30% di tahun 2030.
Direktur Utama PT Medco Power Indonesia, Eka Satria dikutip dari keterangan resminya mengatakan, sebagai perusahaan energi bersih dan terbarukan terkemuka di Indonesia, Medco Power Indonesia melakukan studi bersama untuk mendukung strategi perubahan iklim. Medco Power Indonesia memperluas portofolio energi terbarukan dan mencapai Net Zero Emissions untuk Scope 1, Scope 2 pada 2050 dan Scope 3 pada tahun 2060, yang sejalan dengan program transisi energi pemerintah.
Medco Power telah menandatangani beberapa perjanjian yang terkait dengan studi bersama terkait implementasi Solar PV untuk Grup MedcoEnergi dan Pusat Data di Batam dengan PT PLN (Persero), kepentingan bersama di area panas bumi di Sumatera dengan MOECO, potensi penerapan teknologi maju pada proyek panas bumi dengan GreenFire Energy. Juga potensi pengembangan nergy n hijau dengan ACWA Power dan nota kesepahaman terkait studi bersama atas solusi nergy listrik hijau untuk kebutuhan pusat data PT Telkom Data Ekosistem (NEUTRADC) di Batam dan kebutuhan listrik di wilayah Indonesia dan Asia Tenggara.
Komaidi memperkirakan, kedepan MedcoEnergi juga sudah siap dengan visi elektrifikasi dengan mengintegrasikan tiga pilar bisnis yang dimiliki. “Sepertinya Medco sudah melihat trennya sudah kearah sana (elektrifikasi) sehingga maka mereka sudah siap,” paparnya. Hal itu akan memberikan pengaruh positif bagi kinerja perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) itu.
Kinerja MEdcoEnergi juga diperkirakan semakin baik karena dalam beberapa waktu ke depan saat masa transisi, penggunaan energi fosil masih diperlukan. “Terkait migas, tak melulu soal minyak dan gas. Ada produk turunannya yang bisa digunakan industri petrokimia, dan pupuk, juga industry kendaraan bermotor. Ini akan mempekuat kinerja keuangan MedcoEnergi,” katanya.
Menteri ESDM Arifin Tasrif saat membuka IPA Convex 2023 mengatakan, kebutuhan energi yang meningkat juga diiringi dengan tuntutan perbaikan kualitas lingkungan salah satunya dengan menekan emisi karbon yang dihasilkan dari kegiatan operasi produksi migas. Ketahanan energi tidak hanya tentang kepastian pasokan serta keterjangkauannya namun juga harus lebih aman dan berkelanjutan serta rendah emisi karbon.
MedcoEnergi terus melakukan pengembangan usaha dengan fokus terhadap tiga segmen bisnis utama Perseroan yaitu minyak dan gas, ketenagalistrikan yang bersih dan berkelanjutan serta pertambangan tembaga dan emas. Pada bidang minyak dan gas, MedcoEnergi terus melanjutkan proyek-proyek utama, yaitu lapangan Forel dan Bronang di PSC South Natuna Sea Block B, lapangan Suban di PSC Corridor dan pengembangan fase 2 PSC Senoro-Toili. Pengembangan-pengembangan baru tersebut juga didukung dengan perpanjangan kontrak jual beli gas di Blok Natuna dan Blok Corridor yang memperpanjang umur cadangan (reserve life) dan keberlanjutan dari blok-blok tersebut.
Di bidang pertambangan tembaga dan emas, melalui Amman Mineral Nusa Tenggara, MedcoEnergi juga berkomitmen untuk membangun bisnis yang berkelanjutan dengan mengonversi energi dari pembangkit listrik tenaga batubara 112 MW dan diesel 45 MW menjadi PLTGU berkapasitas 450 MW dengan terminal penyimpanan dan regasifikasi LNG di Teluk Benete. Kapasitas sebesar itu didukung PLTS Sumbawa 26 MWp akan dipakai untuk mendukung kegiatan pertambangan yang nantinya akan meningkat dengan dioperasikannya smelter dan perluasan pabrik konsentrator.
Sementara di ketenagalistrikan, melalui anak usahanya PT Medco Power Indonesia, MedcoEnergi berkomitmen untuk menyediakan energi bersih dan terbarukan dengan mengembangkan pembangkit listrik tenaga gas, geothermal, surya dan mini hidro. Setelah sukses menuntaskan proyek PLTGU Riau 275 MW dan PLTS Sumbawa 26MWp pada tahun 2022, Perseroan melanjutkan pengembangan proyek geothermal 34 MW fase 1 di Blawan-Ijen, Jawa Timur dan pengembangan PLTS 2x25 MWp di Bali sehingga ditargetkan kapasitas terpasang dari energi terbarukan mencapai 26% di tahun 2025 dan 30% di tahun 2030.
Direktur Utama PT Medco Power Indonesia, Eka Satria dikutip dari keterangan resminya mengatakan, sebagai perusahaan energi bersih dan terbarukan terkemuka di Indonesia, Medco Power Indonesia melakukan studi bersama untuk mendukung strategi perubahan iklim. Medco Power Indonesia memperluas portofolio energi terbarukan dan mencapai Net Zero Emissions untuk Scope 1, Scope 2 pada 2050 dan Scope 3 pada tahun 2060, yang sejalan dengan program transisi energi pemerintah.
Medco Power telah menandatangani beberapa perjanjian yang terkait dengan studi bersama terkait implementasi Solar PV untuk Grup MedcoEnergi dan Pusat Data di Batam dengan PT PLN (Persero), kepentingan bersama di area panas bumi di Sumatera dengan MOECO, potensi penerapan teknologi maju pada proyek panas bumi dengan GreenFire Energy. Juga potensi pengembangan nergy n hijau dengan ACWA Power dan nota kesepahaman terkait studi bersama atas solusi nergy listrik hijau untuk kebutuhan pusat data PT Telkom Data Ekosistem (NEUTRADC) di Batam dan kebutuhan listrik di wilayah Indonesia dan Asia Tenggara.
Adaptif dan Strategis
Semangat MedcoEnergi dalam memperkuat bisnis berkelanjutan itu dinilai Direktur Eksekutif ReforMiner Institute Komaidi Notonegoro menunjukkan perusahaan itu lebih siap, adaptif dalam proses transisi energi. “Langkah strategis yang dilakukan menunjukkan mereka sudah siap. Perfomanya semakin bagus. Medco ini dua langkah lebih cepat inovasinya. Dulu saat belum banyak yang membahas bahan bakar nabati, Medco sudah masuk duluan,” sebutnya.Komaidi memperkirakan, kedepan MedcoEnergi juga sudah siap dengan visi elektrifikasi dengan mengintegrasikan tiga pilar bisnis yang dimiliki. “Sepertinya Medco sudah melihat trennya sudah kearah sana (elektrifikasi) sehingga maka mereka sudah siap,” paparnya. Hal itu akan memberikan pengaruh positif bagi kinerja perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) itu.
Kinerja MEdcoEnergi juga diperkirakan semakin baik karena dalam beberapa waktu ke depan saat masa transisi, penggunaan energi fosil masih diperlukan. “Terkait migas, tak melulu soal minyak dan gas. Ada produk turunannya yang bisa digunakan industri petrokimia, dan pupuk, juga industry kendaraan bermotor. Ini akan mempekuat kinerja keuangan MedcoEnergi,” katanya.
Menteri ESDM Arifin Tasrif saat membuka IPA Convex 2023 mengatakan, kebutuhan energi yang meningkat juga diiringi dengan tuntutan perbaikan kualitas lingkungan salah satunya dengan menekan emisi karbon yang dihasilkan dari kegiatan operasi produksi migas. Ketahanan energi tidak hanya tentang kepastian pasokan serta keterjangkauannya namun juga harus lebih aman dan berkelanjutan serta rendah emisi karbon.
tulis komentar anda