Pemerintah Dorong Investasi Industri Baterai Kendaraan Listrik
Rabu, 29 Juli 2020 - 10:27 WIB
JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) akan mendorong tumbuhnya investasi di sektor industri pengembangan baterai untuk kendaraan listrik.
Langkah strategis ini dinilai dapat mengakselerasi upaya mewujudkan Indonesia sebagai salah satu pemain utama dalam memproduksi kendaraan yang ramah lingkungan, termasuk berbasis listrik (electric vehicle).
“Teknologi baterai untuk kendaraan listrik merupakan kunci utama bagi Indonesia untuk menjadi pemain utama di sektor electric vehicle yang ramah lingkungan. Oleh karena itu, investasi dalam pengembangan baterai kendaraan listrik menjadi sebuah hal yang perlu terus kami dorong,” kata Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan (IMATAP) Kemenperin, Putu Juli Ardika di Jakarta, Rabu (29/7). (Baca juga: Bahan Baku Melimpah, Indonesia Berpeluang Jadi Produsen Mobil Listrik )
Putu menyampaikan, Indonesia memiliki ketersediaan sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan guna menciptakan kemandirian dalam pengembangan baterai kendaraan listrik.
“Untuk memproduksi baterai kendaraan listrik, dibutuhkan bahan baku yang jumlahnya mencukupi di Indonesia, seperti nikel dan kobalt. Selain itu, industri kendaraan listrik juga mulai berkembang dan memiliki pondasi pasar di dalam negeri hingga potensi ekspor,” ungkapnya.
Untuk sektor refinery bahan baku baterai kendaraan listrik, Putu mengemukakan, Kemenperin telah menerima berbagai komitmen investasi. Di Morowali, Sulawesi Tengah misalnya, PT QMB New Energy Minerals telah berinvestasi sebesar USD700 juta.
Selain itu, PT Halmahera Persada Lygend juga telah berkomitmen menggelontorkan dananya sebesar Rp14,8 triliun di Halmahera, Maluku Utara. (Baca juga: Gugus Tugas Maluku Utara Terima Bantuan 6 Unit Ventilator )
Selanjutnya, untuk produksi baterai cell lithium ion, terdapat investasi sebesar Rp207,5 miliar yang dikucurkan oleh PT International Chemical Industry. Perusahaan ini akan memproduksi sebanyak 25 juta buah baterai cell lithium ion yang setara dengan 256 MWh per tahun.
“PT International Chemical Industry akan mulai masuk tahap pra-produksi komersial pada akhir tahun 2020 dan mulai masuk tahap produksi komersial di tahun 2021,” imbuhnya.
Selain itu, pemerintah telah membentuk tim untuk mendorong dan mengakselerasi keterlibatan industri dalam negeri agar bisa mengembangkan baterai kendaraan listrik. Tim ini terdiri dari BUMN di sektor tambang dan energi seperti Mind.id, PT Antam, PT PLN, dan PT Pertamina. (Baca juga: Salut, di Tengah Pandemi Pertamina EP Mampu Tingkatkan Produksi )
“Mind.Id dan PT Antam akan fokus ke raw material dan refinery. Sementara itu, PT PLN dan PT Pertamina nanti fokus pada sektor hilirnya,” jelas Putu.
Langkah strategis ini dinilai dapat mengakselerasi upaya mewujudkan Indonesia sebagai salah satu pemain utama dalam memproduksi kendaraan yang ramah lingkungan, termasuk berbasis listrik (electric vehicle).
“Teknologi baterai untuk kendaraan listrik merupakan kunci utama bagi Indonesia untuk menjadi pemain utama di sektor electric vehicle yang ramah lingkungan. Oleh karena itu, investasi dalam pengembangan baterai kendaraan listrik menjadi sebuah hal yang perlu terus kami dorong,” kata Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan (IMATAP) Kemenperin, Putu Juli Ardika di Jakarta, Rabu (29/7). (Baca juga: Bahan Baku Melimpah, Indonesia Berpeluang Jadi Produsen Mobil Listrik )
Putu menyampaikan, Indonesia memiliki ketersediaan sumber daya alam yang dapat dimanfaatkan guna menciptakan kemandirian dalam pengembangan baterai kendaraan listrik.
“Untuk memproduksi baterai kendaraan listrik, dibutuhkan bahan baku yang jumlahnya mencukupi di Indonesia, seperti nikel dan kobalt. Selain itu, industri kendaraan listrik juga mulai berkembang dan memiliki pondasi pasar di dalam negeri hingga potensi ekspor,” ungkapnya.
Untuk sektor refinery bahan baku baterai kendaraan listrik, Putu mengemukakan, Kemenperin telah menerima berbagai komitmen investasi. Di Morowali, Sulawesi Tengah misalnya, PT QMB New Energy Minerals telah berinvestasi sebesar USD700 juta.
Selain itu, PT Halmahera Persada Lygend juga telah berkomitmen menggelontorkan dananya sebesar Rp14,8 triliun di Halmahera, Maluku Utara. (Baca juga: Gugus Tugas Maluku Utara Terima Bantuan 6 Unit Ventilator )
Selanjutnya, untuk produksi baterai cell lithium ion, terdapat investasi sebesar Rp207,5 miliar yang dikucurkan oleh PT International Chemical Industry. Perusahaan ini akan memproduksi sebanyak 25 juta buah baterai cell lithium ion yang setara dengan 256 MWh per tahun.
“PT International Chemical Industry akan mulai masuk tahap pra-produksi komersial pada akhir tahun 2020 dan mulai masuk tahap produksi komersial di tahun 2021,” imbuhnya.
Selain itu, pemerintah telah membentuk tim untuk mendorong dan mengakselerasi keterlibatan industri dalam negeri agar bisa mengembangkan baterai kendaraan listrik. Tim ini terdiri dari BUMN di sektor tambang dan energi seperti Mind.id, PT Antam, PT PLN, dan PT Pertamina. (Baca juga: Salut, di Tengah Pandemi Pertamina EP Mampu Tingkatkan Produksi )
“Mind.Id dan PT Antam akan fokus ke raw material dan refinery. Sementara itu, PT PLN dan PT Pertamina nanti fokus pada sektor hilirnya,” jelas Putu.
(ind)
tulis komentar anda