Mengenal Dedolarisasi, Manfaat dan Dampaknya untuk Negara Berkembang

Kamis, 10 Agustus 2023 - 17:07 WIB
Dedolarisasi belakangan ini ramai diperbincangkan para pemangku kebijakan di berbagai negara. Foto/Dok SINDOnews
JAKARTA - Dedolarisasi belakangan ini ramai diperbincangkan para pemangku kebijakan di berbagai negara. Terlebih setelah negara yang tergabung dalam aliansi BRICS yang akan menciptakan mata uang baru.

Motivasi dibalik upaya dedolarisasi ini bermacam-macam. Misalnya negara-negara BRICS yang ingin mengurangi pengaruh dolar AS sebagai cara melawan hegemoni Amerika.

Negara-negara lain, khususnya di zona euro telah mengejar dedolarisasi untuk mempromosikan penggunaan internasional mata uang mereka dalam upaya meningkatkan kedudukan ekonomi global mereka dan mengamankan otonomi keuangan.



Terdapat pula motivasi untuk untuk mengurangi risiko ketergantungan yang berlebihan pada dolar AS, sekaligus meningkatkan stabilitas dan mengurangi potensi penularan ekonomi.

Pengertian Dedolarisasi

Dedolarisasi merupakan pengurangan dominasi dolar AS di pasar global dengan menggantikannya dengan mata uang utama yang dimiliki oleh suatu negara. Dilansir dari laman Investing News Network, peran utama dolar AS dalam ekonomi global memberi AS pengaruh signifikan atas negara lain.

Akibatnya, beberapa negara ingin mengurangi ketergantungan mereka pada dolar dan menantang dominasinya untuk melindungi bank sentral mereka dari risiko geopolitik.



Selain itu, dominasi dolar juga membuat negara-negara lain rentan terhadap fluktuasi kebijakan moneter AS, yang sering kali menimbulkan efek limpahan yang mungkin tidak sejalan dengan kondisi ekonomi domestik mereka.

Negara-negara dengan utang besar dalam dominasi dolar kemungkinan besar menghadapi kerentanan yang tinggi terhadap fluktuasi mata uang dan pembalikan aliran modal. Ini bisa memperburuk risiko krisis keuangan.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More