Sri Mulyani Tarik Utang Rp194,9 Triliun per Juli 2023
Jum'at, 11 Agustus 2023 - 17:58 WIB
JAKARTA -
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menegaskan pembiayaan anggaran tetap dalam batas aman. Realisasi pembiayaan melalui penerbitan utang mencapai Rp194,9 triliun per Juli 2023.
"Antisipasi masih terus kami lakukan akibat pasar keuangan global yang masih dipenuhi ketidakpastian," ujar Sri dalam Konferensi Pers APBN KITA edisi Agustus 2023 di Jakarta, Jumat (11/8/2023).
Seiring kinerja positif APBN, defisit diproyeksikan lebih rendah, sehingga mengurangi kebutuhan pembiayaan utang. Jika dibandingkan dengan pembiayaan utang pada tahun lalu, maka pembiayaan utang mengalami penurunan sangat tajam hingga 17,8%. "Artinya kita baru mengeluarkan 28% dari total yang seharusnya ada di UU APBN," ucap Sri.
SBN yang seharusnya tahun ini secara netto diterbitkan Rp712,9 triliun, hingga akhir Juli 2023 hanya Rp184,1 triliun yang direalisasi, atau hanya 25,8% dari total. Angka ini juga turun tajam 17,8% dibandingkan tahun lalu.
"Sehingga, kalau kita lihat dari penerimaan negara yang masih baik, dan belanja kita yang tetap terjaga, maka kita bisa menurunkan penerbitan SBN atau SUN yang hanya 25,8% saja," tambah Sri.
Lembaga pemeringkat kredit R&I pada 25 Juli 2023 menaikkan outlook rating Indonesia dari stable menjadi positif. Hal ini didukung kinerja ekonomi yang kredibel di tengah ketidakpastian ekonomi global.
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menegaskan pembiayaan anggaran tetap dalam batas aman. Realisasi pembiayaan melalui penerbitan utang mencapai Rp194,9 triliun per Juli 2023.
"Antisipasi masih terus kami lakukan akibat pasar keuangan global yang masih dipenuhi ketidakpastian," ujar Sri dalam Konferensi Pers APBN KITA edisi Agustus 2023 di Jakarta, Jumat (11/8/2023).
Baca Juga
Seiring kinerja positif APBN, defisit diproyeksikan lebih rendah, sehingga mengurangi kebutuhan pembiayaan utang. Jika dibandingkan dengan pembiayaan utang pada tahun lalu, maka pembiayaan utang mengalami penurunan sangat tajam hingga 17,8%. "Artinya kita baru mengeluarkan 28% dari total yang seharusnya ada di UU APBN," ucap Sri.
SBN yang seharusnya tahun ini secara netto diterbitkan Rp712,9 triliun, hingga akhir Juli 2023 hanya Rp184,1 triliun yang direalisasi, atau hanya 25,8% dari total. Angka ini juga turun tajam 17,8% dibandingkan tahun lalu.
"Sehingga, kalau kita lihat dari penerimaan negara yang masih baik, dan belanja kita yang tetap terjaga, maka kita bisa menurunkan penerbitan SBN atau SUN yang hanya 25,8% saja," tambah Sri.
Baca Juga
Lembaga pemeringkat kredit R&I pada 25 Juli 2023 menaikkan outlook rating Indonesia dari stable menjadi positif. Hal ini didukung kinerja ekonomi yang kredibel di tengah ketidakpastian ekonomi global.
(nng)
tulis komentar anda