Menkeu dan Gubernur Bank Sentral se-ASEAN Bertemu, Sri Mulyani Ungkap Apa yang Dibahas

Jum'at, 25 Agustus 2023 - 18:57 WIB
Menkeu, Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan, apa yang menjadi diskusi saat pertemuan antar Menkeu dan Gubernur Bank Sentral se-ASEAN atau AFMGM ketua tahun ini. Foto/Dok
JAKARTA - Menteri Keuangan atau Menkeu, Sri Mulyani Indrawati menyebut bahwa pertemuan antar Menkeu dan Gubernur Bank Sentral se- ASEAN atau AFMGM kedua tahun ini mendiskusikan kemajuan kerja agenda kerja sama keuangan dan memperbarui informasi perkembangan perekonomian kawasan dan global yang menjadi sangat dinamis.



Agenda pertemuan kedua ini mencakup tiga target strategis, yang pertama adalah recovery dan rebuilding. Kedua, ekonomi digital, dan yang ketiga adalah sustainability atau keberlanjutan.



"Timing dari penyelenggaraan pertemuan ini menjadi sangat penting. Ini juga untuk menunjukkan solidaritas dan solidnya kehadiran ASEAN sebagai entitas regional. Pesan tentang kerja sama kawasan ini menjadi sangat penting, mengingat tantangan dan dinamika global," ujar Sri Mulyani dalam Konferensi Pers AFMGM ke-10 di Jakarta, Jumat (25/8/2023).



Dia mengatakan, sebagaimana telah disebutkan oleh sejumlah lembaga keuangan internasional, termasuk ADB, IMF, World Bank, dan AMRO, pertumbuhan ekonomi ASEAN terus menjadi titik terang di ekonomi global. Ekonomi ASEAN diramal akan tumbuh di 4,5% tahun ini, lebih tinggi daripada pertumbuhan global. Tentu saja komposisi dari tiap negara pastinya akan berbeda.

Di sisi inflasi, diekspektasikan akan tetap tinggi di beberapa negara anggota ASEAN, tapi tetap lebih rendah secara komparatif daripada kawasan lain. ASEAN telah berhasil menjaga level suku bunganya dan apresiasi mata uangnya, meskipun suku bunga global terus bereskalasi.

"Fundamental ekonomi menggaris bawahi resiliensi ASEAN terhadap tantangan global, melanjutkan jalannya sebagai episentrum pertumbuhan," sambung Sri.

Dalam diskusi hari ini, AFMGM mendiskusikan bagaimana ASEAN secara strategis bisa menjaga momentum ini dan juga resiliensinya, secara berlanjut dan kolektif menavigasi tantangan-tantangan yang ada. Hal ini termasuk tekanan geopolitik yang semakin intens, meningkatnya tekanan utang dan ruang kebijakan yang terbatas.
Halaman :
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More