Hadiri Champion for ASEAN Economic Future, Menko Airlangga Bahas Digitalisasi Hingga Ketahanan Energi
Senin, 04 September 2023 - 18:15 WIB
JAKARTA - Dihadapkan dengan berbagai tantangan global mulai dari perubahan iklim, isu ketahanan pangan, hingga hambatan pertumbuhan ekonomi, ASEAN kian menjelma sebagai kawasan yang memiliki resiliensi ekonomi ditandai dengan capaian tingkat pertumbuhan ekonomi sebesar 5,7% pada tahun 2022 didukung oleh penguatan konsumsi domestik, perdagangan, dan investasi.
Dipercaya untuk mengemban Keketuaan ASEAN 2023, Indonesia mengangkat tema 'ASEAN Matters: Epicentrum of Growth' serta menetapkan 16 Priority Economic Deliverables yang terbagi dalam tiga usulan strategis. Melalui tema tersebut, ASEAN diharapkan mampu menjadi kawasan ekonomi yang inklusif, berkelanjutan, serta dinamis dalam merespons berbagai potensi hambatan mendatang.
“Yang pertama kita mengamankan sektor pangan untuk Asia Tenggara dengan memiliki protokol, yang kedua untuk masa depan ASEAN kita mengadopsi ekonomi biru dan hijau, dan yang juga paling penting adalah memperkuat konektivitas yang meghubungkan regional ASEAN,” ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat menyampaikan Closing Remarks dalam acara Champion for ASEAN Economic Future Breakfast pada Senin (4/9/2023).
Selanjutnya, digitalisasi juga menjadi isu penting yang terus dikembangkan hingga saat ini. Untuk itu, Menko Airlangga menyampaikan bahwa telah dilakukan peluncuran ASEAN Digital Economy Framework Agreement (DEFA) yang menjadi upaya kolaborasi antar negara anggota ASEAN dalam mengoptimalisasi potensi ekonomi digital yang terintegrasi.
Sebagai kerangka yang dipersiapkan untuk digitalisasi lintas sektor, ASEAN DEFA juga menjadi kerangka yang komperhensif dalam mendorong perkembangan dunia usaha melalui percepatan pertumbuhan perdagangan, peningkatan interoprabilitas, penciptaan lingkungan online yang aman, dan peningkatan partisipasi UMKM.
Penerapan ASEAN DEFA tersebut diharapkan juga mampu menjadi role model terkait dengan transaksi digital. Selain itu, keamanan dalam transfer data juga menjadi perhatian terkait dengan penguatan digitalisasi tersebut.
Dalam kesempatan tersebut, Menko Airlangga juga membahas mengenai upaya dalam menjaga ketahanan energi yang saat ini dilakukan dengan penggunaan energi terbarukan serta penerapan elektrifikasi transportasi melalui penggunaan Electric Vehicle (EV) atau kendaraan listrik. ASEAN dinilai memiliki potensi yang unggul dalam mengembangkan ekosistem EV dengan adanya sumber daya yang memadai serta menguatnya industri hilirisasi.
“Ini merupakan momentum yang tepat untuk ASEAN, saya yakin ASEAN dapat menjadi kunci dan berperan strategis dalam Indo-Pasifik,” tutur Menko Airlangga.
Turut hadir dalam kesempatan tersebut diantaranya yakni Founder and Executive Chairman of the World Economic Forum dan Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.
Dipercaya untuk mengemban Keketuaan ASEAN 2023, Indonesia mengangkat tema 'ASEAN Matters: Epicentrum of Growth' serta menetapkan 16 Priority Economic Deliverables yang terbagi dalam tiga usulan strategis. Melalui tema tersebut, ASEAN diharapkan mampu menjadi kawasan ekonomi yang inklusif, berkelanjutan, serta dinamis dalam merespons berbagai potensi hambatan mendatang.
“Yang pertama kita mengamankan sektor pangan untuk Asia Tenggara dengan memiliki protokol, yang kedua untuk masa depan ASEAN kita mengadopsi ekonomi biru dan hijau, dan yang juga paling penting adalah memperkuat konektivitas yang meghubungkan regional ASEAN,” ungkap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto saat menyampaikan Closing Remarks dalam acara Champion for ASEAN Economic Future Breakfast pada Senin (4/9/2023).
Selanjutnya, digitalisasi juga menjadi isu penting yang terus dikembangkan hingga saat ini. Untuk itu, Menko Airlangga menyampaikan bahwa telah dilakukan peluncuran ASEAN Digital Economy Framework Agreement (DEFA) yang menjadi upaya kolaborasi antar negara anggota ASEAN dalam mengoptimalisasi potensi ekonomi digital yang terintegrasi.
Sebagai kerangka yang dipersiapkan untuk digitalisasi lintas sektor, ASEAN DEFA juga menjadi kerangka yang komperhensif dalam mendorong perkembangan dunia usaha melalui percepatan pertumbuhan perdagangan, peningkatan interoprabilitas, penciptaan lingkungan online yang aman, dan peningkatan partisipasi UMKM.
Penerapan ASEAN DEFA tersebut diharapkan juga mampu menjadi role model terkait dengan transaksi digital. Selain itu, keamanan dalam transfer data juga menjadi perhatian terkait dengan penguatan digitalisasi tersebut.
Dalam kesempatan tersebut, Menko Airlangga juga membahas mengenai upaya dalam menjaga ketahanan energi yang saat ini dilakukan dengan penggunaan energi terbarukan serta penerapan elektrifikasi transportasi melalui penggunaan Electric Vehicle (EV) atau kendaraan listrik. ASEAN dinilai memiliki potensi yang unggul dalam mengembangkan ekosistem EV dengan adanya sumber daya yang memadai serta menguatnya industri hilirisasi.
“Ini merupakan momentum yang tepat untuk ASEAN, saya yakin ASEAN dapat menjadi kunci dan berperan strategis dalam Indo-Pasifik,” tutur Menko Airlangga.
Turut hadir dalam kesempatan tersebut diantaranya yakni Founder and Executive Chairman of the World Economic Forum dan Sekretaris Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian.
(dsa)
tulis komentar anda