Ekonom Fasial Basri Sebut Sulit Balik Modal, Partai Perindo: KCJB Jadi Transportasi Publik yang Untungkan Rakyat

Senin, 18 September 2023 - 18:21 WIB
Kereta cepat merupakan transportasi publik untuk rakyat. Foto/Dok
JAKARTA - Juru Bicara Nasional Partai Perindo Yusuf Lakaseng tidak sependapat dengan kritik yang disampaikan ekonom Faisal Basri terhadap mega-proyek Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB) yang dibangun pemerintah akan sulit balik modal. Yusuf mengatakan, kritik tersebut tidak tepat, bahkan keliru.



Menurut Yusuf, investasi untuk membangun KCJB itu tidak bisa sepenuhnya dihitung secara bisnis seperti investasi swasta murni pada sebuah proyek yang harus memberikan keuntungan besar secara nominal.



"Justru menurut saya keuntungan dari proyek KCJB ini adalah adanya KCJB itu sendiri, sebuah transportasi publik pertama di ASEAN yang akan dinikmati oleh rakyat selamanya," kata Yusuf kepada wartawan, Senin (18/9/2023).

Yusuf--yang juga merupakan Bacaleg DPR RI Partai Perindo Dapil Sulawesi Tengah itu--mengatakan, rakyat Indonesia dapat menikmati peradaban baru, teknologi baru dan efisiensi waktu tempuh yang signifikan. Artinya, rakyat bisa menikmati investasi kemajuan.

"Itu adalah investasi kemajuan yang diharapkan akan lahirnya kereta cepat-kereta cepat lainnya di Indonesia seperti rencana kereta cepat Jakarta-Surabaya," ujar dia.

Sebagaimana diketahui, sejak perencanaan proyek KCJB sampai pada pengerjaan sudah menjadi diskusi menarik. Meski demikian, Presiden Joko Widodo sudah bertekad kuat untuk mewujudkan proyek tersebut.



Rencananya, KCJB akan diresmikan pada Oktober 2023. Sebelum diresmikan dan dilakukan operasional secara Commercial Operation Date (COD) terlebih dahulu akan dikeluarkan sertifikat izin operasional Kereta Cepat Jakarta-Bandung yang akan keluar dalam bulan September ini.
(uka)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More