Boncos Tiga Tahun Beruntun, Bos Hutama Karya: Beban Bunga Pinjaman
Selasa, 19 September 2023 - 12:46 WIB
JAKARTA - Perusahaan konstruksi pelat merah, PT Hutama Karya (Persero) membukukan laba rugi sepanjang tiga tahun berturut-turut atau periode 2020-2021-2022. Kerugian itu disebabkan oleh tingginya beban bunga pinjaman dan amortisasi dari operasional Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) .
Kerugian tersebut dilaporkan Direktur Utama Hutama Karya, Budi Harto, kepada Komisi VI DPR RI saat rapat dengar pendapat (RDP). Menurutnya, tingginya beban bunga pinjaman dan amortisasi dari operasional Jalan Tol Trans Sumatera menyebabkan perseroan mencatatkan laba rugi sepanjang tiga tahun.
“Laba rugi kami di 2020 sampai 2021 dan 2022 karena masih tingginya bunga pinjaman untuk jalan tol ini (JTTS),” ungkap Budi Harto dalam forum RDP, Selasa (19/9/2023).
Untuk dua tahun berturut-turut atau periode 2020-2021, Hutama Karya mengalami kerugian sebesar Rp4 triliun. Jumlah itu akumulasi dari laba rugi 2020 sebesar Rp2 triliun dan laba rugi 2021 senilai Rp2 triliun.
Menurutnya, operasional sejumlah ruas Tol Trans Sumatera belum layak secara komersial. Kondisi itu lalu diperparah dengan beban utang perusahaan. Budi Harto sendiri belum mengkonfirmasi nilai pinjaman Hutama Karya.
Meski demikian, kinerja keuangan perusahaan mulai kembali positif pada tahun ini. Tercatat pada semester I/2023 Hutama Karya meraup laba bersih senilai Rp33,73 miliar. Untuk pendapatan dibukukan senilai Rp12,48 triliun atau naik 54% dari periode yang sama di tahun lalu.
“Untuk tahun 2023 sudah mulai positif, total aset HK terus tumbuh seiring dengan pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera, kinerja keuangan HK mengalami kerugian pada 2020 sampai 2022 disebabkan oleh beban bunga dan amortisasi dari operasinya jalan tol yang belum layak secara komersial,” kata dia.
Kerugian tersebut dilaporkan Direktur Utama Hutama Karya, Budi Harto, kepada Komisi VI DPR RI saat rapat dengar pendapat (RDP). Menurutnya, tingginya beban bunga pinjaman dan amortisasi dari operasional Jalan Tol Trans Sumatera menyebabkan perseroan mencatatkan laba rugi sepanjang tiga tahun.
“Laba rugi kami di 2020 sampai 2021 dan 2022 karena masih tingginya bunga pinjaman untuk jalan tol ini (JTTS),” ungkap Budi Harto dalam forum RDP, Selasa (19/9/2023).
Untuk dua tahun berturut-turut atau periode 2020-2021, Hutama Karya mengalami kerugian sebesar Rp4 triliun. Jumlah itu akumulasi dari laba rugi 2020 sebesar Rp2 triliun dan laba rugi 2021 senilai Rp2 triliun.
Menurutnya, operasional sejumlah ruas Tol Trans Sumatera belum layak secara komersial. Kondisi itu lalu diperparah dengan beban utang perusahaan. Budi Harto sendiri belum mengkonfirmasi nilai pinjaman Hutama Karya.
Meski demikian, kinerja keuangan perusahaan mulai kembali positif pada tahun ini. Tercatat pada semester I/2023 Hutama Karya meraup laba bersih senilai Rp33,73 miliar. Untuk pendapatan dibukukan senilai Rp12,48 triliun atau naik 54% dari periode yang sama di tahun lalu.
“Untuk tahun 2023 sudah mulai positif, total aset HK terus tumbuh seiring dengan pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera, kinerja keuangan HK mengalami kerugian pada 2020 sampai 2022 disebabkan oleh beban bunga dan amortisasi dari operasinya jalan tol yang belum layak secara komersial,” kata dia.
(akr)
tulis komentar anda