Harga Emas Naik Stabil, Bagaimana Proyeksi untuk Saham ANTM
Minggu, 24 September 2023 - 07:45 WIB
JAKARTA - Harga emas diprediksi akan bergerak di range USD1.940 hingga 1.980/ troy ounces dengan memperhitungkan efek negatif dari kenaikan harga minyak yang berkelanjutan. Dengan harga emas yang stabil, saham PT Aneka Tambang ( ANTM ) dinilai prospektif.
"Berdasarkan performa earnings yang masih di atas rata-rata dan harga emas yang cenderung stabil yang dengan estimasi EPS FY23 di angka Rp 174 per saham dan PE Ratio 11.2x maka rekomendasi BUY untuk ANTM dengan target price Rp1.920 per saham," jelas Senior Equity Analyst PT Jasa Utama Capital Sekuritas, Samuel Glenn Tanuwidjaa.
Secara rinci, dia menjelaskan kinerja emiten BUMN di sektor tambang tersebut cukup stabil. Pendapatan ANTM tetap stabil dengan rata-rata pertumbuhan 15% yoy. Namun di bawah rata-rata pertumbuhan lima tahuhn sebelumnya (periode yang sama), hal ini didukung oleh kenaikan harga jual emas rata-rata.
"Selain itu di sisi operasional, penjualan volume logam emas naik ke 13.508 kg atau tumbuh 0,3%. Saya melihat juga kenaikan laba usaha dan laba bersih ANTM naik 59% yoy dan 24% yoy," rinci Samuel.
Menurut Jasa Utama Capital Sekuritas, hal ini juga melebihi rata-rata kenaikan selama 5 tahun terakhir, didukung oleh penurunan beban umum dan administrasi sebanyak 30,4% dan penurunan beban penjualan sebanyak 3%. Selain itu Ia melihat adanya peningkatan net profit margin ANTM di semester 1 2023, sebanyak 0,4% ke level 8,7% dibanding rata-rata di sepanjang tahun 2022 yakni 8,3%.
"Mengingat 62% pendapatan ANTM berasal dari penjualan emas, saya melihat pendapatan dari segmen emas akan tetap meningkat," kata Samuel.
Adapun faktornya antara lain, kondisi ekonomi di China yang di kabarkan menurun, dengan kinerja PMI manufaktur, kinerja retail, dan properti sales. Ditambah serta kinerja ekspor dan impor yang menurun selama beberapa kuartal di 2023 turut meningkatkan demand investors untuk emas sebagai safe haven Instrument.
Selain itu economy outlook yang volatile karena peningkatan harga minyak WTI dan Brent yang naik ke level tertinggi semenjak maret 2022 juga dinilai dapat membebankan transportation costs pada emiten emiten domestik dan internasional.
Hal itu meningkatkan kekhawatiran investor akan penurunan kinerja marjin profitabilitas emiten dan mengubah nilai valuasi harga saham emiten emiten menjadi lebih rendah, khususnya di sektor manufaktur, perhotelan & restoran, retail consumer goods dan pertambangan.
Untuk diketahui, harga emas global sudah naik 1.6% dalam sebulan ini dan mendekati level resistance USD1.944/ounce.
"Berdasarkan performa earnings yang masih di atas rata-rata dan harga emas yang cenderung stabil yang dengan estimasi EPS FY23 di angka Rp 174 per saham dan PE Ratio 11.2x maka rekomendasi BUY untuk ANTM dengan target price Rp1.920 per saham," jelas Senior Equity Analyst PT Jasa Utama Capital Sekuritas, Samuel Glenn Tanuwidjaa.
Secara rinci, dia menjelaskan kinerja emiten BUMN di sektor tambang tersebut cukup stabil. Pendapatan ANTM tetap stabil dengan rata-rata pertumbuhan 15% yoy. Namun di bawah rata-rata pertumbuhan lima tahuhn sebelumnya (periode yang sama), hal ini didukung oleh kenaikan harga jual emas rata-rata.
"Selain itu di sisi operasional, penjualan volume logam emas naik ke 13.508 kg atau tumbuh 0,3%. Saya melihat juga kenaikan laba usaha dan laba bersih ANTM naik 59% yoy dan 24% yoy," rinci Samuel.
Menurut Jasa Utama Capital Sekuritas, hal ini juga melebihi rata-rata kenaikan selama 5 tahun terakhir, didukung oleh penurunan beban umum dan administrasi sebanyak 30,4% dan penurunan beban penjualan sebanyak 3%. Selain itu Ia melihat adanya peningkatan net profit margin ANTM di semester 1 2023, sebanyak 0,4% ke level 8,7% dibanding rata-rata di sepanjang tahun 2022 yakni 8,3%.
"Mengingat 62% pendapatan ANTM berasal dari penjualan emas, saya melihat pendapatan dari segmen emas akan tetap meningkat," kata Samuel.
Adapun faktornya antara lain, kondisi ekonomi di China yang di kabarkan menurun, dengan kinerja PMI manufaktur, kinerja retail, dan properti sales. Ditambah serta kinerja ekspor dan impor yang menurun selama beberapa kuartal di 2023 turut meningkatkan demand investors untuk emas sebagai safe haven Instrument.
Selain itu economy outlook yang volatile karena peningkatan harga minyak WTI dan Brent yang naik ke level tertinggi semenjak maret 2022 juga dinilai dapat membebankan transportation costs pada emiten emiten domestik dan internasional.
Hal itu meningkatkan kekhawatiran investor akan penurunan kinerja marjin profitabilitas emiten dan mengubah nilai valuasi harga saham emiten emiten menjadi lebih rendah, khususnya di sektor manufaktur, perhotelan & restoran, retail consumer goods dan pertambangan.
Untuk diketahui, harga emas global sudah naik 1.6% dalam sebulan ini dan mendekati level resistance USD1.944/ounce.
(akr)
tulis komentar anda