Perlu Konten Digital Buku Sekolah Tahun Ajaran Baru
Senin, 03 Agustus 2020 - 21:26 WIB
JAKARTA - Program tahun ajaran baru sekolah sudah dimulai. Nah salah satu yang paling disorot saat ajaran baru ini adalah pembelian buku-buku sekolah. Meski proses belajar-mengajar belum dilakukan secara tatap muka, alias masih belajar di rumah, pihak sekolah tetap meminta para orang tua untuk membeli buku-buku pelajaran.
Tentu saja itu memberatkan para orang tua siswa, apalagi di saat pandemi ini. Jadi harus ada semacam solusi agar penjualan buku tidak memberatkan orang tua siswa, dan sekaligus menjadikan buku itu sendiri menjadi efektif. ( Baca juga:FKM UI Luncurkan Buku Pencegahan Stunting )
Wakil Ketua Umum IKAPI Djadja Subagdja mengatakan, tantangan metode belajar online bagi penerbit adalah menambahkan konten digital pada buku-buku yang diterbitkannya. "Buku teks sebagai pegangan utama akan lebih menarik jika ditambahi konten-konten digital," ujar Djadja di Jakarta, Senin (3/08/2020).
Dia memberikan masukan inovasi tentunya bukan sekadar berbentuk PDF biasa. Minimal menurutnya dibutuhkan konten audio dan video yang memperjelas materi di buku. "Lebih menarik lagi jika materi tersebut memiliki fitur-fitur interaktif," ujarnya.
Salah satu orang tua murid di Bekasi mengaku sistem belajar dengan bahan digital sangat membantu sekali karena meringankan beban untuk membeli kuota internet. Selain itu, anaknya bisa belajar kapan pun tanpa harus daring.
Menurutnya ini menguntungkan karena bisa mengurangi beban buat beli kuota internet. Selain itu bisa juga dipindahkan ke ponsel. Beberapa sekolah telah memberikan materi berbentuk CD bersamaan dengan buku-buku pelajaran.
Tentu saja itu memberatkan para orang tua siswa, apalagi di saat pandemi ini. Jadi harus ada semacam solusi agar penjualan buku tidak memberatkan orang tua siswa, dan sekaligus menjadikan buku itu sendiri menjadi efektif. ( Baca juga:FKM UI Luncurkan Buku Pencegahan Stunting )
Wakil Ketua Umum IKAPI Djadja Subagdja mengatakan, tantangan metode belajar online bagi penerbit adalah menambahkan konten digital pada buku-buku yang diterbitkannya. "Buku teks sebagai pegangan utama akan lebih menarik jika ditambahi konten-konten digital," ujar Djadja di Jakarta, Senin (3/08/2020).
Dia memberikan masukan inovasi tentunya bukan sekadar berbentuk PDF biasa. Minimal menurutnya dibutuhkan konten audio dan video yang memperjelas materi di buku. "Lebih menarik lagi jika materi tersebut memiliki fitur-fitur interaktif," ujarnya.
Salah satu orang tua murid di Bekasi mengaku sistem belajar dengan bahan digital sangat membantu sekali karena meringankan beban untuk membeli kuota internet. Selain itu, anaknya bisa belajar kapan pun tanpa harus daring.
Menurutnya ini menguntungkan karena bisa mengurangi beban buat beli kuota internet. Selain itu bisa juga dipindahkan ke ponsel. Beberapa sekolah telah memberikan materi berbentuk CD bersamaan dengan buku-buku pelajaran.
(uka)
tulis komentar anda