Gunakan APBN Rp510 Miliar, Pengamat Duga Pembagian Rice Cooker hanya Urusan Cuan
Senin, 09 Oktober 2023 - 16:55 WIB
JAKARTA - Pengamat ekonomi energi Universitas Gadjah Mada Fahmy Radhi mengkritik rencana Kementerian ESDM yang akan membagikan alat masak berbasis listrik (AML) gratis kepada masyarakat. Rencana itu tercantum dalam Permen No. 11 Tahun 2023 tentang Penyediaan Alat Memasak Berbasis Listrik bagi Rumah Tangga.
Menurutnya, penggunaan rice cooker listrik memang merupakan bagian dari energi bersih, namun pemakaian rice cooker itu dinilainya hampir tidak memberikan kontribusi terhadap pengurangan emisi karbon lantaran kapasitasnya yang sangat kecil.
"Apalagi, listrik yang digunakan dihasilkan dari pembangkit listrik yang masih menggunakan energi kotor batu bara. Pembagian rice cooker juga tidak bisa menggantikan gas LPG 3 kg," jelas Fahmy, Senin (9/10/2023).
Fahmy melanjutkan, rice cooker hanya untuk menanak nasi, mengukus dan memanaskan. Sedangkan memasak lauk dan lainnya masih menggunakan kompor gas dengan LPG 3 kg.
"Dengan demikian, program pembagian rice cooker tidak efektif sama sekali dalam menggantikan LPG," imbuhnya.
Berhubung kedua tujuan itu mustahil dicapai, Fahmy pun menduga, jangan-jangan tujuan pembagian rice cooker gratis hanya untuk memberikan cuan kepada perusahaan yang ditunjuk dalam pengadaan dan pembagian alat masak itu.
Ia melanjutkan, berlakunya Permen 11 Tahun 2023 bersamaan dengan tahun politik ini patut diduga cuan tersebut akan mengalir untuk pemenangan pilpres dan pileg.
"Kalau dugaan tersebut benar, maka Menteri ESDM harus didesak untuk membatalkan permen pembagian rice cooker gratis. Jangan sampai dana APBN digunakan untuk bagi-bagi cuan kepada perusahaan yang berkedok pembagian rice cooker gratis," pungkasnya.
Sebagaimana diketahui, setelah ditentang banyak kalangan, Kementerian ESDM akhirnya menerbitkan Peraturan Menteri No. 11 Tahun 2023 tentang Penyediaan Alat Memasak Berbasis Listrik bagi Rumah Tangga berupa pembagian rice cooker gratis.
Tujuan pembagian rice cooker itu di antaranya untuk mendorong penggunaan energi bersih dan menggantikan LPG 3 kg. ESDM rencananya akan membagikan 680 ribu rice cooker gratis kepada masyarakat. Kalau harga rice cooker sekitar Rp750 ribu per unit, maka total anggaran pembagian rice mencapai minimal sebesar Rp510 miliar.
Baca Juga
Menurutnya, penggunaan rice cooker listrik memang merupakan bagian dari energi bersih, namun pemakaian rice cooker itu dinilainya hampir tidak memberikan kontribusi terhadap pengurangan emisi karbon lantaran kapasitasnya yang sangat kecil.
"Apalagi, listrik yang digunakan dihasilkan dari pembangkit listrik yang masih menggunakan energi kotor batu bara. Pembagian rice cooker juga tidak bisa menggantikan gas LPG 3 kg," jelas Fahmy, Senin (9/10/2023).
Fahmy melanjutkan, rice cooker hanya untuk menanak nasi, mengukus dan memanaskan. Sedangkan memasak lauk dan lainnya masih menggunakan kompor gas dengan LPG 3 kg.
"Dengan demikian, program pembagian rice cooker tidak efektif sama sekali dalam menggantikan LPG," imbuhnya.
Berhubung kedua tujuan itu mustahil dicapai, Fahmy pun menduga, jangan-jangan tujuan pembagian rice cooker gratis hanya untuk memberikan cuan kepada perusahaan yang ditunjuk dalam pengadaan dan pembagian alat masak itu.
Ia melanjutkan, berlakunya Permen 11 Tahun 2023 bersamaan dengan tahun politik ini patut diduga cuan tersebut akan mengalir untuk pemenangan pilpres dan pileg.
"Kalau dugaan tersebut benar, maka Menteri ESDM harus didesak untuk membatalkan permen pembagian rice cooker gratis. Jangan sampai dana APBN digunakan untuk bagi-bagi cuan kepada perusahaan yang berkedok pembagian rice cooker gratis," pungkasnya.
Sebagaimana diketahui, setelah ditentang banyak kalangan, Kementerian ESDM akhirnya menerbitkan Peraturan Menteri No. 11 Tahun 2023 tentang Penyediaan Alat Memasak Berbasis Listrik bagi Rumah Tangga berupa pembagian rice cooker gratis.
Tujuan pembagian rice cooker itu di antaranya untuk mendorong penggunaan energi bersih dan menggantikan LPG 3 kg. ESDM rencananya akan membagikan 680 ribu rice cooker gratis kepada masyarakat. Kalau harga rice cooker sekitar Rp750 ribu per unit, maka total anggaran pembagian rice mencapai minimal sebesar Rp510 miliar.
(uka)
tulis komentar anda