Survei Seismik 2D Terpanjang di Asia Pasifik Tuntas, SKK Migas Bangga
Rabu, 05 Agustus 2020 - 17:39 WIB
JAKARTA - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) bersama Pertamina Hulu Energi Jambi Merang (PHE Jambi Merang) mengukuhkan sejarah baru dengan menyelesaikan pelaksanaan survei seismik 2D Komitmen Kerja Pasti (KKP) Wilayah Kerja Jambi Merang sepanjang 31.908 km.
Survei seismik 2D oleh PHE Jambi Merang tersebut mulai dilaksanakan pada 20 November 2019 dan selesai pada 3 Agustus 2020. Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan, keberhasilan ini patut menjadi kebanggaan karena 100% dilaksanakan oleh putra-putri Indonesia.
Tak hanya itu, kata dia, survei seismik 2D terpanjang di Asia-Pasifik ini dapat diselesaikan kurang dari setahun meski berada di tengah pandemi Covid-19. Survei seismik ini juga diselesaikan melebihi target yang ditetapkan sebelumnya, yaitu 30.000 km, atau mencapai 103,6% dari target dan tanpa kecelakaan kerja.
"Survei seismik ini menjadi yang terpanjang di Asia Pasifik dalam kurun waktu 10 tahun terakhir dan Indonesia mampu menyelesaikannya hanya dalam kurun waktu 261 hari," kata Dwi di Jakarta, Rabu (5/8/2020).
(Baca Juga: Tiga Cadangan Migas Ditemukan, Potensi Capai 136,5 Juta Barel)
Dwi menambahkan survei ini mencakup 35 cekungan dari 128 cekungan yang ada di Indonesia. "Dari 35 cekungan tersebut terdiri dari 6 producing basin, 7 discovery basin, 5 explored basin, dan sebanyak 17 lainnya merupakan cekungan baru atau unexplored basin yang belum pernah tersentuh sebelumnya," papar Dwi.
Dia berharap, dengan banyaknya jumlah cekungan yang disurvei, kelak akan menjadi potensi cadangan migas yang besar bagi Indonesia. Dwi juga menegaskan kembali bahwa meskipun saat ini industri hulu migas dihantam rendahnya harga minyak dan turunnya permintaan, namun kegiatan eksplorasi tetap menjadi prioritas utama yang harus dilakukan.
"Di tengah menurunnya gairah investasi di Indonesia, kami justru menggenjot kegiatan-kegiatan investasi di hulu migas agar tetap dilaksanakan. Untuk mencapai visi produksi 1 juta BOPD di 2030, SKK Migas berkomitmen melaksanakan not business as usual dengan cara masif, agresif, namun tetap menjunjung nilai efisien. Karena keberhasilan kegiatan eksplorasi hari ini merupakan bekal bagi generasi berikutnya untuk dapat menikmati hasil migas Indonesia," tandasnya.
Survei seismik 2D ini merupakan bagian dari Komitmen Kerja Pasti (KKP) Jambi Merang hingga tahun 2024 dengan nilai investasi USD239,3 Juta. Khusus untuk kegiatan eksplorasi, dalam KKP sudah dialokasikan USD196,5 juta untuk meningkatkan penemuan cadangan. Selanjutnya, hasil survei akan diproses dan dievaluasi oleh Pertamina dengan target penyelesaian pada November 2020. Hasil survei akan menjadi data terbuka dalam kurun waktu setahun ke depan.
(Baca Juga: Keren, PHE Jambi Merang Tuntaskan Survei 2D Lampaui Target Tanpa Kecelakaan Kerja)
"SKK Migas berharap setelah evaluasi selesai dilakukan, pemerintah dapat segera menetapkan hasilnya menjadi wilayah kerja aktif melalui join study atau lelang terbuka," tutup Dwi.
Survei seismik 2D oleh PHE Jambi Merang tersebut mulai dilaksanakan pada 20 November 2019 dan selesai pada 3 Agustus 2020. Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto mengatakan, keberhasilan ini patut menjadi kebanggaan karena 100% dilaksanakan oleh putra-putri Indonesia.
Tak hanya itu, kata dia, survei seismik 2D terpanjang di Asia-Pasifik ini dapat diselesaikan kurang dari setahun meski berada di tengah pandemi Covid-19. Survei seismik ini juga diselesaikan melebihi target yang ditetapkan sebelumnya, yaitu 30.000 km, atau mencapai 103,6% dari target dan tanpa kecelakaan kerja.
"Survei seismik ini menjadi yang terpanjang di Asia Pasifik dalam kurun waktu 10 tahun terakhir dan Indonesia mampu menyelesaikannya hanya dalam kurun waktu 261 hari," kata Dwi di Jakarta, Rabu (5/8/2020).
(Baca Juga: Tiga Cadangan Migas Ditemukan, Potensi Capai 136,5 Juta Barel)
Dwi menambahkan survei ini mencakup 35 cekungan dari 128 cekungan yang ada di Indonesia. "Dari 35 cekungan tersebut terdiri dari 6 producing basin, 7 discovery basin, 5 explored basin, dan sebanyak 17 lainnya merupakan cekungan baru atau unexplored basin yang belum pernah tersentuh sebelumnya," papar Dwi.
Dia berharap, dengan banyaknya jumlah cekungan yang disurvei, kelak akan menjadi potensi cadangan migas yang besar bagi Indonesia. Dwi juga menegaskan kembali bahwa meskipun saat ini industri hulu migas dihantam rendahnya harga minyak dan turunnya permintaan, namun kegiatan eksplorasi tetap menjadi prioritas utama yang harus dilakukan.
"Di tengah menurunnya gairah investasi di Indonesia, kami justru menggenjot kegiatan-kegiatan investasi di hulu migas agar tetap dilaksanakan. Untuk mencapai visi produksi 1 juta BOPD di 2030, SKK Migas berkomitmen melaksanakan not business as usual dengan cara masif, agresif, namun tetap menjunjung nilai efisien. Karena keberhasilan kegiatan eksplorasi hari ini merupakan bekal bagi generasi berikutnya untuk dapat menikmati hasil migas Indonesia," tandasnya.
Survei seismik 2D ini merupakan bagian dari Komitmen Kerja Pasti (KKP) Jambi Merang hingga tahun 2024 dengan nilai investasi USD239,3 Juta. Khusus untuk kegiatan eksplorasi, dalam KKP sudah dialokasikan USD196,5 juta untuk meningkatkan penemuan cadangan. Selanjutnya, hasil survei akan diproses dan dievaluasi oleh Pertamina dengan target penyelesaian pada November 2020. Hasil survei akan menjadi data terbuka dalam kurun waktu setahun ke depan.
(Baca Juga: Keren, PHE Jambi Merang Tuntaskan Survei 2D Lampaui Target Tanpa Kecelakaan Kerja)
"SKK Migas berharap setelah evaluasi selesai dilakukan, pemerintah dapat segera menetapkan hasilnya menjadi wilayah kerja aktif melalui join study atau lelang terbuka," tutup Dwi.
(fai)
Lihat Juga :
tulis komentar anda