PLN Gandeng 5 Perusahaan Kelas Dunia untuk Pengembangan Listrik Hijau
Kamis, 16 November 2023 - 21:14 WIB
JAKARTA - PT PLN (Persero) dan lima perusahaan energi dunia menyepakati pengembangan listrik hijau di Tanah Air. Kelima perusahaan tersebut adalah PT Hitachi Sakti Energy Indonesia, Electricite de France SA (EDF), GE Vernova, The Danish Energy Agency dan China Southern Power Grid International (HK) Co., Ltd.
Kolaborasi PLN dengan kelima entitas itu ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU). Kelima perusahaan tersebut adalah PT Hitachi Sakti Energy Indonesia, Electricite de France SA (EDF), GE Vernova, The Danish Energy Agency dan China Southern Power Grid International (HK) Co., Ltd.
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo mengatakan, dalam menghadapi krisis perubahan iklim, komunitas energi global mesti bersatu. Sehingga, tantangan transisi energi yang muncul di berbagai bidang baik inovasi teknologi, investasi, dan kebijakan bisa segera diatasi.
"Dengan kolaborasi ini, kita tidak hanya akan mampu memetakan setiap tantangan yang ada, tetapi juga mampu mengatasi setiap tantangan tersebut. Sehingga, misi besar transisi energi bisa terwujud," ungkap Darmawan melalui keterangan pers, Kamis (16/11/2023).
Adapun PLN dengan HK menjajaki peluang kemitraan jangka panjang untuk pengembangan High Voltage Direct Current (HVDC), pumped storage, interkoneksi antar pulau, hingga smart grid. Sedangkan MoU PLN dengan EDF, GE Vernova, dan The Danish Energy Agency akan melingkupi joint study melalui pertukaran informasi dalam berbagai hal untuk mendukung transisi energi di Indonesia.
Menurutnya, kolaborasi tersebut searah dengan identifikasi perseroan terkait tantangan sumber energi baru terbarukan (EBT) yang terisolir dengan pusat permintaan listrik di perkotaan.
"Kami telah mengidentifikasi adanya mismatch antara potensi EBT yang besar dengan pusat demand (listrik). Kami sedang dalam proses merancang pembangunan green enabling transmission line untuk memfasilitasinya," bebernya.
Tantangan berikutnya datang dari listrik EBT yang bersifat intermiten, fluktuatif dipengaruhi perubahan cuaca. Dalam hal ini, PLN siap membangun smart grid yang dilengkapi dengan flexible generation, smart transmission, smart distribution, hingga smart meter.
Untuk menyukseskan seluruh upaya tersebut, PLN telah merancang Accelerated Renewable Energy Development (ARED). Melalui ARED, pengembangan green enabling transmission line dan smart grid akan terus didorong untuk memperkuat sistem suplai listrik hijau di Indonesia.
"Bisakah PLN melakukannya sendiri? jawabannya tidak. Ini adalah tantangan global, kita harus mengatasinya dengan cara yang terpadu. Komunitas global harus bersatu untuk mengatasi tantangan perubahan iklim," pungkas dia.
Kolaborasi PLN dengan kelima entitas itu ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman (MoU). Kelima perusahaan tersebut adalah PT Hitachi Sakti Energy Indonesia, Electricite de France SA (EDF), GE Vernova, The Danish Energy Agency dan China Southern Power Grid International (HK) Co., Ltd.
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo mengatakan, dalam menghadapi krisis perubahan iklim, komunitas energi global mesti bersatu. Sehingga, tantangan transisi energi yang muncul di berbagai bidang baik inovasi teknologi, investasi, dan kebijakan bisa segera diatasi.
"Dengan kolaborasi ini, kita tidak hanya akan mampu memetakan setiap tantangan yang ada, tetapi juga mampu mengatasi setiap tantangan tersebut. Sehingga, misi besar transisi energi bisa terwujud," ungkap Darmawan melalui keterangan pers, Kamis (16/11/2023).
Adapun PLN dengan HK menjajaki peluang kemitraan jangka panjang untuk pengembangan High Voltage Direct Current (HVDC), pumped storage, interkoneksi antar pulau, hingga smart grid. Sedangkan MoU PLN dengan EDF, GE Vernova, dan The Danish Energy Agency akan melingkupi joint study melalui pertukaran informasi dalam berbagai hal untuk mendukung transisi energi di Indonesia.
Menurutnya, kolaborasi tersebut searah dengan identifikasi perseroan terkait tantangan sumber energi baru terbarukan (EBT) yang terisolir dengan pusat permintaan listrik di perkotaan.
"Kami telah mengidentifikasi adanya mismatch antara potensi EBT yang besar dengan pusat demand (listrik). Kami sedang dalam proses merancang pembangunan green enabling transmission line untuk memfasilitasinya," bebernya.
Tantangan berikutnya datang dari listrik EBT yang bersifat intermiten, fluktuatif dipengaruhi perubahan cuaca. Dalam hal ini, PLN siap membangun smart grid yang dilengkapi dengan flexible generation, smart transmission, smart distribution, hingga smart meter.
Untuk menyukseskan seluruh upaya tersebut, PLN telah merancang Accelerated Renewable Energy Development (ARED). Melalui ARED, pengembangan green enabling transmission line dan smart grid akan terus didorong untuk memperkuat sistem suplai listrik hijau di Indonesia.
"Bisakah PLN melakukannya sendiri? jawabannya tidak. Ini adalah tantangan global, kita harus mengatasinya dengan cara yang terpadu. Komunitas global harus bersatu untuk mengatasi tantangan perubahan iklim," pungkas dia.
(akr)
tulis komentar anda