Kemenperin Dorong IKM di Daerah Naik Kelas, Ini Strateginya
Senin, 20 November 2023 - 13:00 WIB
JAKARTA - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mendorong pelaku industri kecil dan industri menengah (IKM) di daerah naik kelas melalui Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI).
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan III-2023 tumbuh positif 4,94 persen secara yoy dengan PDB sektor industri pengolahan non-migas tumbuh sebesar 5,20 persen. Industri non-migas menjadi dengan kontribusi terbesar pada perekonomian yakni 18,75 persen.
"Industri pengolahan juga masih berperan signifikan dalam ekspor nasional, dengan nilai ekspor produk industri pengolahan non-migas pada bulan Januari hingga September 2023 mencapai 139,04 miliar dolar AS yang berkontribusi sebesar 72,31 persen dari total nilai ekspor nasional," kata Agus, di Jakarta, Senin (20/11/2023).
Dengan data pertumbuhan ekonomi itu, ia optimistis gerakan ini bisa mendukung pelaku industri kecil dan menengah di daerah naik kelas.
"Melihat kondisi ekonomi Indonesia yang kian membaik, kita semua optimis dengan terus menggemanya Gernas BBI/BBWI. Maka para pelaku industri di Indonesia bisa mendapatkan manfaat yang besar dari tingginya animo masyarakat yang membeli produk dalam negeri, terutama produk IKM," tutur dia.
Tahun ini, Kementerian Perindustrian dan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu berperan sebagai co-Campaign Manager pada penyelenggaraan BBI dan BBWI di Provinsi Bengkulu.Dalam gelaran itu, dilaksanakan proses pembinaan berupa pendampingan dan fasilitasi kepada 30 IKM terpilih, yang selanjutnya dinilai untuk mendapatkan lima IKM champion.
“Pada kesempatan ini, kita melihat 30 IKM terbaik Provinsi Bengkulu yang menghasilkan 5 IKM Champion dengan total penjualan terbanyak selama diadakannya Gernas BBI/BBWI Bengkulu 2023. Total penjualan 30 IKM secara online dan offline sejak 1 September-11 November 2023 tercatat sebesar Rp11,72 miliar," ucap dia.
Pendataan omzet dilakukan dengan mendata total transaksi para IKM yang dilakukan secara online maupun offline. Tercatat rata-rata omset bulanan offline selama pendampingan mencapai angka Rp5,12 miliar dengan peningkatan sebesar 62,06 persen.
Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan III-2023 tumbuh positif 4,94 persen secara yoy dengan PDB sektor industri pengolahan non-migas tumbuh sebesar 5,20 persen. Industri non-migas menjadi dengan kontribusi terbesar pada perekonomian yakni 18,75 persen.
"Industri pengolahan juga masih berperan signifikan dalam ekspor nasional, dengan nilai ekspor produk industri pengolahan non-migas pada bulan Januari hingga September 2023 mencapai 139,04 miliar dolar AS yang berkontribusi sebesar 72,31 persen dari total nilai ekspor nasional," kata Agus, di Jakarta, Senin (20/11/2023).
Dengan data pertumbuhan ekonomi itu, ia optimistis gerakan ini bisa mendukung pelaku industri kecil dan menengah di daerah naik kelas.
"Melihat kondisi ekonomi Indonesia yang kian membaik, kita semua optimis dengan terus menggemanya Gernas BBI/BBWI. Maka para pelaku industri di Indonesia bisa mendapatkan manfaat yang besar dari tingginya animo masyarakat yang membeli produk dalam negeri, terutama produk IKM," tutur dia.
Tahun ini, Kementerian Perindustrian dan Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu berperan sebagai co-Campaign Manager pada penyelenggaraan BBI dan BBWI di Provinsi Bengkulu.Dalam gelaran itu, dilaksanakan proses pembinaan berupa pendampingan dan fasilitasi kepada 30 IKM terpilih, yang selanjutnya dinilai untuk mendapatkan lima IKM champion.
“Pada kesempatan ini, kita melihat 30 IKM terbaik Provinsi Bengkulu yang menghasilkan 5 IKM Champion dengan total penjualan terbanyak selama diadakannya Gernas BBI/BBWI Bengkulu 2023. Total penjualan 30 IKM secara online dan offline sejak 1 September-11 November 2023 tercatat sebesar Rp11,72 miliar," ucap dia.
Pendataan omzet dilakukan dengan mendata total transaksi para IKM yang dilakukan secara online maupun offline. Tercatat rata-rata omset bulanan offline selama pendampingan mencapai angka Rp5,12 miliar dengan peningkatan sebesar 62,06 persen.
tulis komentar anda