Produsen Obat Anemia Ini Ekspor ke Korea Rp145 Miliar
Jum'at, 07 Agustus 2020 - 21:11 WIB
JAKARTA - Daewoong Infion, perusahaan joint venture yang merupakan bagian dari perusahaan farmasi asal Korea Selatan Daewoong Group, mencatatkan penjualan reverse export produk erythropoietin (EPO) senilai Rp145 miliar. Jumlah tersebut merupakan nilai kumulatif selama tiga tahun mulai dari semester kedua 2017 hingga semester pertama 2020.
Setelah mendirikan Daewoong Infion, perusahaan joint venture antara Daewoong Pharmaceutical dan Infion pada tahun 2012, Daewoong Group membuka pabrik biofarmasi pertama di Indonesia yang berlokasi di Surabaya, Jawa Timur, dan melakukan transfer teknologi biofarmasi unggulan dari Daewoong Pharmaceutical untuk melakukan penelitian, pengembangan, dan manufaktur berbagai produk biofarmasi di Indonesia.
“Kami senang sekali dapat memainkan peran utama dalam memajukan industri farmasi Indonesia dengan mengekspor bahan baku obat ke Korea Selatan, yang merupakan negara maju di bidang farmasi,” kata President Director Daewoong Infion Suh Chang-woo dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (7/8/2020). (Baca juga: Kemenristek Sebut Sedang Uji Coba 903 Proposal Penelitian Obat COVID-19 )
Dia menambahkan, Daewoong Infion merupakan perusahaan biofarmasi pertama di Indonesia yang memimpin industri biofarmasi serta berkontribusi dalam menyediakan produk biofarmasi berkualitas tinggi kepada pasien.
Saat ini, Daewoong Infion memproduksi erythropoietin (EPO) dalam bentuk produk jadi dan larutan murni di Indonesia. Produk EPO dikenal untuk mengobati anemia pada pasien yang menderita gagal ginjal kronis, menjalankan dialisis, dan mengidap anti-kanker. (Baca juga: Diet Kaya Antioksidan Dapat Meningkatkan Risiko Kanker Usus )
Pada Januari 2020 lalu, produk EPO Daewoong mendapatkan sertifikasi halal dari LPPOM MUI. Sejak diluncurkan pada 2017, produk ini mampu menjadi produk dengan pangsa pasar terbesar di Indonesia hanya dalam waktu enam bulan.
Setelah mendirikan Daewoong Infion, perusahaan joint venture antara Daewoong Pharmaceutical dan Infion pada tahun 2012, Daewoong Group membuka pabrik biofarmasi pertama di Indonesia yang berlokasi di Surabaya, Jawa Timur, dan melakukan transfer teknologi biofarmasi unggulan dari Daewoong Pharmaceutical untuk melakukan penelitian, pengembangan, dan manufaktur berbagai produk biofarmasi di Indonesia.
“Kami senang sekali dapat memainkan peran utama dalam memajukan industri farmasi Indonesia dengan mengekspor bahan baku obat ke Korea Selatan, yang merupakan negara maju di bidang farmasi,” kata President Director Daewoong Infion Suh Chang-woo dalam keterangannya di Jakarta, Jumat (7/8/2020). (Baca juga: Kemenristek Sebut Sedang Uji Coba 903 Proposal Penelitian Obat COVID-19 )
Dia menambahkan, Daewoong Infion merupakan perusahaan biofarmasi pertama di Indonesia yang memimpin industri biofarmasi serta berkontribusi dalam menyediakan produk biofarmasi berkualitas tinggi kepada pasien.
Saat ini, Daewoong Infion memproduksi erythropoietin (EPO) dalam bentuk produk jadi dan larutan murni di Indonesia. Produk EPO dikenal untuk mengobati anemia pada pasien yang menderita gagal ginjal kronis, menjalankan dialisis, dan mengidap anti-kanker. (Baca juga: Diet Kaya Antioksidan Dapat Meningkatkan Risiko Kanker Usus )
Pada Januari 2020 lalu, produk EPO Daewoong mendapatkan sertifikasi halal dari LPPOM MUI. Sejak diluncurkan pada 2017, produk ini mampu menjadi produk dengan pangsa pasar terbesar di Indonesia hanya dalam waktu enam bulan.
(ind)
tulis komentar anda