Inflasi AS Stabil 3,1%, The Fed Diramal Tahan Suku Bunga
Selasa, 12 Desember 2023 - 21:39 WIB
JAKARTA - Tingkat inflasi Amerika Serikat periode November mencapai 3,1% secara year on year (yoy). Angka ini lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya yang mencapai 3,2% yoy, sekaligus sesuai prediksi konsensus pasar.
Data Biro Statistik Departemen Tenaga Kerja juga mencatat inflasi inti (yang tidak termasuk komponen pangan dan energi) masih di level 4,0% (YoY), tak berubah dari periode sebelumnya 4,0% (YoY).
Secara bulanan, inflasi sedikit naik 0,1% (MoM) dari 0,0% pada bulan Oktober, demikian juga inflasi inti bulanan juga meningkat 0,3% dari sebelumnya 0,2%. Infilasi inti periode November masih sesuai ekspektasi pasar.
Salah satu penyumbang inflasi malam ini datang dari biaya komoditas energi yang lebih rendah. Data Bloomberg, Selasa (12/12) mencatat harga energi turun 2,3% (MoM). Ini didorong oleh harga gas yang lebih rendah, yang turun 6,0% selama bulan November.
Angka inflasi yang terjaga membangkitkan optimisme pasar bahwa bank sentral AS diprediksi kuat bakal kembali menahan suku bunga pada Desember 2023. Secara historis, puncak inflasi terjadi sebesar 9,1% pada Juni 2022, yang notabene tertinggi dalam 40 tahun terakhir, lalu mulai mendingin sejak saat itu.
Sebagai catatan, angka inflasi yang lebih rendah dapat membawa sentimen positif bagi market pasar modal, sekaligus memperjelas ekspektasi bahwa bank sentral atau Federal Reserve tidak perlu menaikkan suku bunga lagi pada pertemuan berikutnya.
Data Biro Statistik Departemen Tenaga Kerja juga mencatat inflasi inti (yang tidak termasuk komponen pangan dan energi) masih di level 4,0% (YoY), tak berubah dari periode sebelumnya 4,0% (YoY).
Secara bulanan, inflasi sedikit naik 0,1% (MoM) dari 0,0% pada bulan Oktober, demikian juga inflasi inti bulanan juga meningkat 0,3% dari sebelumnya 0,2%. Infilasi inti periode November masih sesuai ekspektasi pasar.
Salah satu penyumbang inflasi malam ini datang dari biaya komoditas energi yang lebih rendah. Data Bloomberg, Selasa (12/12) mencatat harga energi turun 2,3% (MoM). Ini didorong oleh harga gas yang lebih rendah, yang turun 6,0% selama bulan November.
Angka inflasi yang terjaga membangkitkan optimisme pasar bahwa bank sentral AS diprediksi kuat bakal kembali menahan suku bunga pada Desember 2023. Secara historis, puncak inflasi terjadi sebesar 9,1% pada Juni 2022, yang notabene tertinggi dalam 40 tahun terakhir, lalu mulai mendingin sejak saat itu.
Sebagai catatan, angka inflasi yang lebih rendah dapat membawa sentimen positif bagi market pasar modal, sekaligus memperjelas ekspektasi bahwa bank sentral atau Federal Reserve tidak perlu menaikkan suku bunga lagi pada pertemuan berikutnya.
(nng)
tulis komentar anda