Jelang Nataru, Bapanas Jamin Stok Pangan Aman Meski Harga Naik
Rabu, 13 Desember 2023 - 19:25 WIB
JAKARTA - Menjelang Natal dan Tahun Baru ( Nataru ), Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi memastikan stok pangan strategis bagi masyarakat tercukupi dan dalam kondisi aman. Badan pangan fokus pada ketersediaan stok dan harga pangan menjelang Nataru tahun ini.
"Presiden mengingatkan kita agar persiapan Nataru dilaksanakan sebaik mungkin. Meskipun ini rutinitas setiap tahun, tapi persiapan yang matang tetap ditekankan oleh beliau. Terkait pangan, Bapak Presiden menggarisbawahi pada kelancaran penyaluran pasokan dan distribusi bahan-bahan pokok serta stabilitas harga pangan di daerah,” beber Arief dalam keterangan tertulis dikutip Rabu (13/12/2023).
"Minggu lalu di Nagekeo, presiden menemukan harga cabai rawit Rp 50.000 per kg, sementara kita ketahui harga di Pulau Jawa melebihi itu. Ini bisa terjadi dikarenakan berasal produksi lokal daerah setempat, sehingga NFA selalu mendorong pemerintah daerah concern pada komoditas pangan yang bisa dibudidayakan di daerahnya," jelasnya.
Arief menyatakan, per 11 Desember, Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) berupa stok pangan strategis yang ada di BUMN antara lain beras yang dikelola Perum Bulog ada 1,4 juta ton dan ID FOOD ada 2,26 ribu ton. Untuk jagung stok yang ada di Bulog ada 15,2 ribu ton dan kedelai ada 0,58 ton. Stok bawang merah dan bawang putih yang ada di Bulog masing-masing terdapat 0,85 ton dan 11,88 ton. Untuk cabai terdapat stok di Bulog 15,59 ton.
Selain itu, CPP daging sapi dikelola di Bulog 42,29 ton dan ID FOOD 1,27 ribu ton. Sementara daging kerbau di Bulog ada sebanyak 46,2 ribu ton. Stok daging ayam di Bulog ada 11,55 ton dan ID FOOD kelola 89,5 ton. Selanjutnya telur ayam ada di Bulog sebanyak 93,35 ton.
Gula pasir 5,5 ribu ton ada di Bulog dan 8,1 ribu ton di ID FOOD. Untuk minyak goreng, Bulog kelola stok 4.169 kiloliter dan ID FOOD 597,4 kilo liter. Terakhir beragam jenis ikan dikelola oleh ID FOOD sebanyak 968,9 ton.
"NFA akan membantu mobilisasi pangan antardaerah melalui FDP (Fasilitasi Distribusi Pangan). Ini agar dapat mengimbangi daerah yang punya stok berlebih dengan daerah yang stok defisit atau mengalami lonjakan harga," ujarnya.
Sementata itu sampai 8 Desember, realisasi FDP telah mencapai 2,54 juta kg. Dengan adanya mobilisasi pangan seperti ia yakin akan semakin memperkuat stok untuk pemerataan ke berbagai daerah, terutama ke daerah-daerah yang mayoritas merayakan Natal.
Secara rinci, mobilisasi pangan yang telah dilaksanakan NFA melalui skema FDP antara lain jagung yang telah mencapai 1,17 juta kg. Selanjutnya kedelai 645 ribu kg, beras 181 ribu kg, bawang goreng 158 ribu kg, minyak goreng 137 ribu kg, gula 79,5 ribu kg, telur ayam ras 73,2 ribu kg, tepung terigu 44,8 ribu kg, daging ayam ras 30 ribu kg, cabai merah keriting 16,8 ribu kg, dan cabai rawit merah 5,2 ribu kg.
"Stok pangan kita secara nasional aman dan cukup. Akan tetapi momentum Nataru yang merupakan peak season akan berdampak pada peningkatan harga pangan. Masyarakat dipersilahkan untuk selalu berbelanja bijak sesuai dengan kebutuhan. Pemerintah akan bahu membahu memastikan ketersediaan stok ada bagi masyarakat," pungkas Arief.
"Presiden mengingatkan kita agar persiapan Nataru dilaksanakan sebaik mungkin. Meskipun ini rutinitas setiap tahun, tapi persiapan yang matang tetap ditekankan oleh beliau. Terkait pangan, Bapak Presiden menggarisbawahi pada kelancaran penyaluran pasokan dan distribusi bahan-bahan pokok serta stabilitas harga pangan di daerah,” beber Arief dalam keterangan tertulis dikutip Rabu (13/12/2023).
"Minggu lalu di Nagekeo, presiden menemukan harga cabai rawit Rp 50.000 per kg, sementara kita ketahui harga di Pulau Jawa melebihi itu. Ini bisa terjadi dikarenakan berasal produksi lokal daerah setempat, sehingga NFA selalu mendorong pemerintah daerah concern pada komoditas pangan yang bisa dibudidayakan di daerahnya," jelasnya.
Arief menyatakan, per 11 Desember, Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) berupa stok pangan strategis yang ada di BUMN antara lain beras yang dikelola Perum Bulog ada 1,4 juta ton dan ID FOOD ada 2,26 ribu ton. Untuk jagung stok yang ada di Bulog ada 15,2 ribu ton dan kedelai ada 0,58 ton. Stok bawang merah dan bawang putih yang ada di Bulog masing-masing terdapat 0,85 ton dan 11,88 ton. Untuk cabai terdapat stok di Bulog 15,59 ton.
Selain itu, CPP daging sapi dikelola di Bulog 42,29 ton dan ID FOOD 1,27 ribu ton. Sementara daging kerbau di Bulog ada sebanyak 46,2 ribu ton. Stok daging ayam di Bulog ada 11,55 ton dan ID FOOD kelola 89,5 ton. Selanjutnya telur ayam ada di Bulog sebanyak 93,35 ton.
Gula pasir 5,5 ribu ton ada di Bulog dan 8,1 ribu ton di ID FOOD. Untuk minyak goreng, Bulog kelola stok 4.169 kiloliter dan ID FOOD 597,4 kilo liter. Terakhir beragam jenis ikan dikelola oleh ID FOOD sebanyak 968,9 ton.
"NFA akan membantu mobilisasi pangan antardaerah melalui FDP (Fasilitasi Distribusi Pangan). Ini agar dapat mengimbangi daerah yang punya stok berlebih dengan daerah yang stok defisit atau mengalami lonjakan harga," ujarnya.
Sementata itu sampai 8 Desember, realisasi FDP telah mencapai 2,54 juta kg. Dengan adanya mobilisasi pangan seperti ia yakin akan semakin memperkuat stok untuk pemerataan ke berbagai daerah, terutama ke daerah-daerah yang mayoritas merayakan Natal.
Secara rinci, mobilisasi pangan yang telah dilaksanakan NFA melalui skema FDP antara lain jagung yang telah mencapai 1,17 juta kg. Selanjutnya kedelai 645 ribu kg, beras 181 ribu kg, bawang goreng 158 ribu kg, minyak goreng 137 ribu kg, gula 79,5 ribu kg, telur ayam ras 73,2 ribu kg, tepung terigu 44,8 ribu kg, daging ayam ras 30 ribu kg, cabai merah keriting 16,8 ribu kg, dan cabai rawit merah 5,2 ribu kg.
"Stok pangan kita secara nasional aman dan cukup. Akan tetapi momentum Nataru yang merupakan peak season akan berdampak pada peningkatan harga pangan. Masyarakat dipersilahkan untuk selalu berbelanja bijak sesuai dengan kebutuhan. Pemerintah akan bahu membahu memastikan ketersediaan stok ada bagi masyarakat," pungkas Arief.
(nng)
Lihat Juga :
tulis komentar anda