Soal Negara Kuasai 61% Saham Freeport, Erick Thohir: Tidak Terburu-buru
Selasa, 19 Desember 2023 - 18:19 WIB
JAKARTA - Pemerintah berencana menguasai saham PT Freeport Indonesia (PTFI) sebesar 61%. Sebelumnya, pemerintah berencana menambah lagi jumlah saham Freeport sebanyak 10%, dimana saat inikepemilikan melalui Holding Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Pertambangan atau MIND ID baru di angka 51%.
Menteri BUMN, Erick Thohir mengatakan, rencana pemerintah mengakuisisi saham PTFI tidak dilakukan secara terburu-buru. Iamenjelaskan, masa kontrak Freeport Indonesia akan selesai pada 2041 mendatang. Kendati begitu, PTFI punya pilihan, yakni tetap mengembangkan potensi dengan berinvestasi, setelah berakhirnya izin usaha pertambangan khusus (IUPK) di perut Grasberg, Papua. Atau justru berhenti beroperasi alias shutdown.
Soal pengembangan potensi emas setelah habis masa kontrak, pemerintah memberi sinyal akan memperpanjang kontrak Freeport Indonesia hingga 20 tahun mendatang.
Hanya saja, izin perpanjangan kontrak juga dibarengi dengan penambahan kepemilikan saham pemerintah sebesar 10%, sehingga total saham negara naik menjadi 61%.
“Investasi untuk 20 tahun lagi, kalau bisnis pertambangan harus invest di awal, nggak bisa kontraknya habis baru invest, nanti barangnya muncul 20 tahun lagi,” ungkap Erick di Kementerian BUMN, Selasa (19/12/2023).
“Jadi bukan sesuatu yang buru-buru, memang potensinya masih ada atau shutdown 2041, pilihannya itu. Mau menggali potensi atau shutting down, tapi kalau mau menggali potensi beyond 2041, dia mesti invest sekarang,” lanjutnya.
Saat ini, PTFI kembali berinvestasi dengan membangun fasilitas pemurnian atau smelter kedua di Gresik, Jawa Timur (Jatim). Progres pembangunannya sudah mencapai 84% dan ditargetkan rampung Mei 2024 mendatang.
Di sisi kapasitas produksi, fasilitas peleburan ini memiliki kemampuan produksi sebesar 1,7 juta ton per tahun
“Investasi yang harus dilakukan sejak awal itu, investasinya nanti selain smelter di Gresik dari 1,3 (ton) ditambah 1,7 (ton), nanti ada di Fakfak, itu kan semua uang, kembali it's a ya, mesti dihitung,” papar Erick.
Menteri BUMN, Erick Thohir mengatakan, rencana pemerintah mengakuisisi saham PTFI tidak dilakukan secara terburu-buru. Iamenjelaskan, masa kontrak Freeport Indonesia akan selesai pada 2041 mendatang. Kendati begitu, PTFI punya pilihan, yakni tetap mengembangkan potensi dengan berinvestasi, setelah berakhirnya izin usaha pertambangan khusus (IUPK) di perut Grasberg, Papua. Atau justru berhenti beroperasi alias shutdown.
Soal pengembangan potensi emas setelah habis masa kontrak, pemerintah memberi sinyal akan memperpanjang kontrak Freeport Indonesia hingga 20 tahun mendatang.
Hanya saja, izin perpanjangan kontrak juga dibarengi dengan penambahan kepemilikan saham pemerintah sebesar 10%, sehingga total saham negara naik menjadi 61%.
“Investasi untuk 20 tahun lagi, kalau bisnis pertambangan harus invest di awal, nggak bisa kontraknya habis baru invest, nanti barangnya muncul 20 tahun lagi,” ungkap Erick di Kementerian BUMN, Selasa (19/12/2023).
“Jadi bukan sesuatu yang buru-buru, memang potensinya masih ada atau shutdown 2041, pilihannya itu. Mau menggali potensi atau shutting down, tapi kalau mau menggali potensi beyond 2041, dia mesti invest sekarang,” lanjutnya.
Saat ini, PTFI kembali berinvestasi dengan membangun fasilitas pemurnian atau smelter kedua di Gresik, Jawa Timur (Jatim). Progres pembangunannya sudah mencapai 84% dan ditargetkan rampung Mei 2024 mendatang.
Di sisi kapasitas produksi, fasilitas peleburan ini memiliki kemampuan produksi sebesar 1,7 juta ton per tahun
“Investasi yang harus dilakukan sejak awal itu, investasinya nanti selain smelter di Gresik dari 1,3 (ton) ditambah 1,7 (ton), nanti ada di Fakfak, itu kan semua uang, kembali it's a ya, mesti dihitung,” papar Erick.
(akr)
tulis komentar anda