Pendampingan 1.741 Petani Sawit di Jambi, Wilmar Fokus Kesejahteraan
Kamis, 21 Desember 2023 - 12:17 WIB
JAMBI - PT Agrindo Indah Persada (AIP), Wilmar Group telah melakukan pendampingan terhadap 1.741 petani kelapa sawit swadaya di Jambi. Upaya tersebut bertujuan mendampingi mereka meraih sertifikat berkelanjutan, yang muaranya adalah peningkatan kesejahteraan petani.
Peran AIP dalam pendampingan tersebut pun diakui para petani. Manager Koperasi Perkasa Nalo Tantan (KPNT) Ahmad Fahmi mengatakan, AIP telah mendampingi anggota koperasi memperoleh sertifikat Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO) sejak 2017. Hingga pada 2019 pihaknya berhasil meraih sertifikat mandatory tersebut.
Hal itu menjadikan mereka sebagai koperasi petani swadaya pertama di Jambi yang mengantungi sertifikat ISPO. Saat ini mereka telah mempertahankan sertifikat ISPO selama empat tahun berturut-turut.
“PT AIP telah mendampingi kami sejak awal, dari mempersiapkan administrasi, membina dan melatih, mendukung pembiyaan hingga kami meraih sertifikat ISPO,” kata Fahmi dalam siaran persnya, Kamis (21/12/2023).
Hingga saat ini PT AIP telah mendampingi 909 petani anggota KPNT dengan luas lahan mencapai 3,328 hektare. KPNT juga menjadi koperasi petani swadaya pertama di Indonesia yang menerima dana hibah dari pemerintah Rp3,3 miliar, dan satu unit eskavator senilai Rp1,8 miliar dalam Program Sarana dan Prasarana (SARPRAS) Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).
Ketua Koperasi Tanjung Sehati Lestari (KTSL) Jalal Sayuti mengakui adanya dampak positif dari pendampingan AIP yang telah dilakukan sejak 2022. Di antaranya membantu pendampingan sehingga pada pada tahun yang sama anggota koperasi berhasil meraih ISPO.
Dengan ISPO, anggota koperasi memperoleh pemahaman yang lebih baik mengenai administrasi koperasi, pengelolaan kebun berkelanjutan, pengelolaan areal bernilai konservasi, dan pemahaman mengenai skema perbedaan penjualan harga tandan buah segar (TBS). Saat ini KTSL beranggotakan 832 petani yang mengelola kebun kelapa sawit seluas 1.355 ha.
"Dengan pendampingan dari perusahaan, kami dapat memenuhi kaidah-kaidah berkelanjutan sehingga berdampak pada kesejahteraan petani," ujarnya.
Manager Pembelian TBS PT AIP Junaedi mengatakan, pihaknya telah menerapkan transparansi skema harga perlakuan yang adil bagi koperasi petani swadaya yang telah bersertifikat ISPO dan Non-ISPO. Dalam skema itu juga diterapkan skema harga berbasis mutu TBS.
Selain itu juga diberlakukan jaminan penerimaan TBS petani jangka panjang melalui pola hubungan yang saling menguntungkan kedua pihak. "Kami sangat concern dengan kesejahteraan petani karena mereka adalah salah satu mitra utama perusahaan," tandasnya.
Peran AIP dalam pendampingan tersebut pun diakui para petani. Manager Koperasi Perkasa Nalo Tantan (KPNT) Ahmad Fahmi mengatakan, AIP telah mendampingi anggota koperasi memperoleh sertifikat Indonesia Sustainable Palm Oil (ISPO) sejak 2017. Hingga pada 2019 pihaknya berhasil meraih sertifikat mandatory tersebut.
Hal itu menjadikan mereka sebagai koperasi petani swadaya pertama di Jambi yang mengantungi sertifikat ISPO. Saat ini mereka telah mempertahankan sertifikat ISPO selama empat tahun berturut-turut.
“PT AIP telah mendampingi kami sejak awal, dari mempersiapkan administrasi, membina dan melatih, mendukung pembiyaan hingga kami meraih sertifikat ISPO,” kata Fahmi dalam siaran persnya, Kamis (21/12/2023).
Hingga saat ini PT AIP telah mendampingi 909 petani anggota KPNT dengan luas lahan mencapai 3,328 hektare. KPNT juga menjadi koperasi petani swadaya pertama di Indonesia yang menerima dana hibah dari pemerintah Rp3,3 miliar, dan satu unit eskavator senilai Rp1,8 miliar dalam Program Sarana dan Prasarana (SARPRAS) Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS).
Ketua Koperasi Tanjung Sehati Lestari (KTSL) Jalal Sayuti mengakui adanya dampak positif dari pendampingan AIP yang telah dilakukan sejak 2022. Di antaranya membantu pendampingan sehingga pada pada tahun yang sama anggota koperasi berhasil meraih ISPO.
Dengan ISPO, anggota koperasi memperoleh pemahaman yang lebih baik mengenai administrasi koperasi, pengelolaan kebun berkelanjutan, pengelolaan areal bernilai konservasi, dan pemahaman mengenai skema perbedaan penjualan harga tandan buah segar (TBS). Saat ini KTSL beranggotakan 832 petani yang mengelola kebun kelapa sawit seluas 1.355 ha.
"Dengan pendampingan dari perusahaan, kami dapat memenuhi kaidah-kaidah berkelanjutan sehingga berdampak pada kesejahteraan petani," ujarnya.
Manager Pembelian TBS PT AIP Junaedi mengatakan, pihaknya telah menerapkan transparansi skema harga perlakuan yang adil bagi koperasi petani swadaya yang telah bersertifikat ISPO dan Non-ISPO. Dalam skema itu juga diterapkan skema harga berbasis mutu TBS.
Selain itu juga diberlakukan jaminan penerimaan TBS petani jangka panjang melalui pola hubungan yang saling menguntungkan kedua pihak. "Kami sangat concern dengan kesejahteraan petani karena mereka adalah salah satu mitra utama perusahaan," tandasnya.
(poe)
tulis komentar anda