Teten Mengeluhkan UMKM Jadi Penyumbang Lapangan Kerja, Tapi Pembiayaan Pinjam Mertua
Kamis, 21 Desember 2023 - 21:24 WIB
JAKARTA - Menteri Koperasi dan UKM (MenkopUKM) Teten Masduki mengeluhkan, pembiayaan UMKM atau Usaha Mikro, Kecil dan Menengah masih rendah. Teten menyebutkan, saat ini penyaluran kredit perbankan ke UMKM saat ini masih 21%.
Angka tersebut jauh dari penyaluran kredit UMKM di negara-negara lain seperti Korea Selatan yang sudah menyentuh 80%, Jepang, India lebih dari 60%. Padahal kata Teten, sektor UMKM di Indonesia telah menyumbang tenaga kerja paling banyak di Indonesia. Namun pembiayaan dari perbankan ke UMKM lebih rendah dibandingkan ke korporasi.
"Kredit perbankan baru 21 persen. Jadi UMKM disuruh nyediain lapangan kerja, tapi harus ngurus sendiri pembiayaannya. Minjem ke mertua, ke rentenir. Nah ini harus dibenahi. Apalagi mau menuju ke Indonesia maju," kata Teten dalam acara Refleksi 2023 dan Outlook 2024 di Smesco, Jakarta, Kamis (21/12/2023).
Teten mengatakan, pihaknya kini terus mendorong untuk memberi kemudahan pada pelaku UMKM melalui credit scoring. Meskipun saat ini UMKM sudah dapat mengikuti program kredit rakyat (KUR) sebanyak Rp100 juta.
"Tapi marketnya tetap masih diminta agunan, ini yang kita ingin kembangkan. Terus kita bahas, perlu ada perubahan penyaluran kredit perbankan untuk UMKM tidak lagi pakai agunan. UMKM ini gak punya aset, sehingga kami usulkan menggunakan kredit scoring, jadi prospektif bisnis harus dilihat," katanya.
Angka tersebut jauh dari penyaluran kredit UMKM di negara-negara lain seperti Korea Selatan yang sudah menyentuh 80%, Jepang, India lebih dari 60%. Padahal kata Teten, sektor UMKM di Indonesia telah menyumbang tenaga kerja paling banyak di Indonesia. Namun pembiayaan dari perbankan ke UMKM lebih rendah dibandingkan ke korporasi.
"Kredit perbankan baru 21 persen. Jadi UMKM disuruh nyediain lapangan kerja, tapi harus ngurus sendiri pembiayaannya. Minjem ke mertua, ke rentenir. Nah ini harus dibenahi. Apalagi mau menuju ke Indonesia maju," kata Teten dalam acara Refleksi 2023 dan Outlook 2024 di Smesco, Jakarta, Kamis (21/12/2023).
Teten mengatakan, pihaknya kini terus mendorong untuk memberi kemudahan pada pelaku UMKM melalui credit scoring. Meskipun saat ini UMKM sudah dapat mengikuti program kredit rakyat (KUR) sebanyak Rp100 juta.
"Tapi marketnya tetap masih diminta agunan, ini yang kita ingin kembangkan. Terus kita bahas, perlu ada perubahan penyaluran kredit perbankan untuk UMKM tidak lagi pakai agunan. UMKM ini gak punya aset, sehingga kami usulkan menggunakan kredit scoring, jadi prospektif bisnis harus dilihat," katanya.
(akr)
tulis komentar anda