Harga Bitcoin Tembus Rekor Rp692 Juta di Awal 2024, Begini Pandangan dari Analis

Kamis, 04 Januari 2024 - 10:48 WIB
Harga Bitcoin (BTC) sempat melampaui USD45.000 atau setara Rp692 juta pada Selasa, 2 Januari 2024, berikut pandangan dari analis. Foto/Dok
JAKARTA - Harga Bitcoin (BTC) sempat melampaui USD45.000 atau setara Rp692 juta (Kurs Rp15.396 per USD) pada Selasa, 2 Januari 2024 untuk mencetak tertinggi sejak April 2022. Kenaikan harga ini terutama disebabkan oleh ekspektasi pasar bahwa ETF Bitcoin spot pertama akan disetujui.



Harga BTC dengan cepat naik dari angka USD42.000 menjadi lebih dari USD45.000 pada tanggal 2 Januari, meningkat lebih dari 6% dalam waktu 24 jam. Para komentator dan analis pasar memiliki pandangan yang beragam mengenai dampak persetujuan ETF terhadap harga jangka pendek Bitcoin.



Beberapa analis dari platform perdagangan mata uang kripto percaya bahwa meskipun ETF disetujui, Bitcoin mungkin tidak akan langsung mengalami kenaikan yang signifikan. Terdapat pula beberapa pandangan optimis, seperti trader berpengaruh Scott Melker yang memprediksi bahwa Bitcoin dapat melonjak hingga harga USD54.000 dalam beberapa hari ke depan setelah SEC menyetujui ETF.



Matrixport memprediksikan bahwa BTC akan naik menjadi USD50.000 dalam waktu satu bulan setelah melewati ETF spot BTC pada bulan Januari. Chief Analyst di Riset Bitget, Ryan Lee menerangkan, bahwa secara keseluruhan, sentimen saat ini di pasar mata uang kripto adalah bullish.

"Terutama seiring dengan semakin dekatnya peristiwa Bitcoin halving dan meningkatnya minat investasi institusi tradisional terhadap BTC. Namun, perlu diperhatikan bahwa pasar mata uang kripto memiliki volatilitas yang tinggi. Meskipun terdapat peluang untuk mencapai efek kekayaan, terdapat juga risiko pasar yang lebih besar," terangnya.

Menurutnya, kondisi pasar saat ini sangat mengantisipasi keputusan tentang ETF Bitcoin spot dan kemungkinan dampaknya terhadap pasar. "Disarankan agar pengguna terus memperhatikan dampak dari berita tersebut, mempersiapkan strategi trading terlebih dahulu, dan menetapkan titik take profit dan stop loss," tutup Ryan Lee yang punya spesialisasi dalam tiga bidang utama: DeFi, Analisis Data On-Chain, dan Perdagangan Pasar Sekunder.
(akr)
tulis komentar anda
Follow
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Video Rekomendasi
Berita Terkait
Rekomendasi
Terpopuler
Berita Terkini More