Gawat! Sri Mulyani Bilang Ekonomi RI Tahun Ini Bisa Minus 1,1%
Jum'at, 14 Agustus 2020 - 17:22 WIB
JAKARTA - Pemerintah nampaknya harus bekerja keras dalam memompa kinerja perekonomian yang tertekan akibat pandemi virus corona (Covid-19). Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2020 akan berada di zona negatif yakni pada minus 1,1%.
"Dampak covid-19 harus hati karena bisa di kuartal III dan IV. Kita melakukan revisi karena melihat pertumbuhan ekonomi di kuartal II yang mengalami negatif pada minus 5,32%," ujar dia dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (14/8/2020).
Dia melanjutkan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang negatif tergantung pada angka pertumbuhan ekonomi di kuartal III dan IV. Jika di kuartal III dan IV tidak negatif maka ekonomi Indonesia bisa di angka 2%, namun jika negatif maka akan di angka minus.Apalagi covid-19 masih akan menghantui kinerja ekonomi Indonesia pada tahun ini. "Kita bergeser ke arah negatif dan tekanan di kuartal kedua dalam dan kuartal ketiga harus diusahakan agar tidak negatif karena kita proyeksikan ekonomi bisa minus 1,1% dan bisa tumbuh 2,3%," katanya.
Dia menambahkan semua sektor ekonomi akan berada di zona negatif dimana konsumsi rumah tangga, investasi dan kinerja ekspor dan impor akan terus tertekan. "Karena investasi juga akan negatif dan san ekspor dan impor akan mengalami tekanan luar bisa dan konsumsi rumah tangga masih lemah," tandasnya.
"Dampak covid-19 harus hati karena bisa di kuartal III dan IV. Kita melakukan revisi karena melihat pertumbuhan ekonomi di kuartal II yang mengalami negatif pada minus 5,32%," ujar dia dalam konferensi pers di Jakarta, Jumat (14/8/2020).
Dia melanjutkan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang negatif tergantung pada angka pertumbuhan ekonomi di kuartal III dan IV. Jika di kuartal III dan IV tidak negatif maka ekonomi Indonesia bisa di angka 2%, namun jika negatif maka akan di angka minus.Apalagi covid-19 masih akan menghantui kinerja ekonomi Indonesia pada tahun ini. "Kita bergeser ke arah negatif dan tekanan di kuartal kedua dalam dan kuartal ketiga harus diusahakan agar tidak negatif karena kita proyeksikan ekonomi bisa minus 1,1% dan bisa tumbuh 2,3%," katanya.
Dia menambahkan semua sektor ekonomi akan berada di zona negatif dimana konsumsi rumah tangga, investasi dan kinerja ekspor dan impor akan terus tertekan. "Karena investasi juga akan negatif dan san ekspor dan impor akan mengalami tekanan luar bisa dan konsumsi rumah tangga masih lemah," tandasnya.
(nng)
tulis komentar anda