Perry Optimis Ekonomi Indonesia Pulih di Kuartal IV 2020
Selasa, 14 April 2020 - 19:29 WIB
JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo memproyeksikan bahwa perekonomian Indonesia akan pulih ada kuartal IV 2020. Perry bahkan mengatakan pertumbuhan ekonomi Indonesia secara keseluruhan di 2020 akan mencapai 2,3%, dan akan meningkat kembali di tahun 2021.
"Selain dipengaruhi prospek perbaikan ekonomi global, pemulihan ekonomi nasional juga didorong berbagai kebijakan yang ditempuh Pemerintah, Bank Indonesia, dan otoritas terkait," terang Perry di Jakarta, Selasa (14/4/2020).
Dia menerangkan perlambatan ekonomi Indonesia terutama terjadi pada kuartal II dan kuartal III 2020, sejalan dengan prospek kontraksi ekonomi global dan juga dampak ekonomi dari upaya pencegahan peyebaran Covid-19.
"Penurunan ekonomi global dan penyebaran Covid-19 di dalam negeri berdampak pada pertumbuhan ekonomi domestik yang diprakirakan menurun," katanya.
Perry menambahkan pembatasan sosial dalam rangka pencegahan penyebaran Covid-19 berdampak pada pendapatan masyarakat dan penurunan produksi sehingga menurunkan prospek permintaan domestik, baik konsumsi rumah tangga maupun investasi.
"Pemerintah dan Komite Stabilitas Sistem Keuangan terus menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta pemulihan ekonomi nasional," jelasnya.
"Selain dipengaruhi prospek perbaikan ekonomi global, pemulihan ekonomi nasional juga didorong berbagai kebijakan yang ditempuh Pemerintah, Bank Indonesia, dan otoritas terkait," terang Perry di Jakarta, Selasa (14/4/2020).
Dia menerangkan perlambatan ekonomi Indonesia terutama terjadi pada kuartal II dan kuartal III 2020, sejalan dengan prospek kontraksi ekonomi global dan juga dampak ekonomi dari upaya pencegahan peyebaran Covid-19.
"Penurunan ekonomi global dan penyebaran Covid-19 di dalam negeri berdampak pada pertumbuhan ekonomi domestik yang diprakirakan menurun," katanya.
Perry menambahkan pembatasan sosial dalam rangka pencegahan penyebaran Covid-19 berdampak pada pendapatan masyarakat dan penurunan produksi sehingga menurunkan prospek permintaan domestik, baik konsumsi rumah tangga maupun investasi.
"Pemerintah dan Komite Stabilitas Sistem Keuangan terus menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta pemulihan ekonomi nasional," jelasnya.
(bon)
tulis komentar anda