Arti Transportasi Udara Bagi Menhub Budi Karya Sumadi
Minggu, 16 Agustus 2020 - 04:35 WIB
JAKARTA - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan, transportasi udara merupakan jembatan untuk menghubungkan, menyatukan dan meningkatkan keberagaman.
“Transportasi Udara diibaratkan sebagai jembatan, yang menghubungkan, menyatukan dan mengikat keberagaman. Karena keberagaman adalah berkah yang harus memperkuat persatuan,” ujar Menhub Budi dalam siaran pers yang diterima di Jakarta.
Kata dia, percepatan pembangunan dan pengembangan infrastruktur tersebut sebagai bentuk kehadiran pemerintah dalam hal ini Kementerian Perhubungan dan sesuai dengan program Presiden Republik Indonesia Joko Widodo yang akan membangun Indonesia dari daerah Terluar, Terpencil, Tertinggal dan Perbatasan (3TP) dan meningkatkan konektivitas.
(Baca Juga: Luhut Bakal Kurangi Bandara Internasional, Ada Apa? )
"Sebagai contoh dengan telah tersedianya Bandar Udara Miangas, Pulau Miangas di Sulawesi Utara kini lebih mudah dijangkau. Lalu beberapa infrastrutur transportasi udara membuka koneksi dengan lebih cepat seperti Bandar Udara Tambelan di Kabupaten Bintan Provinsi Kepulauan Riau dan Bandar Udara Haji Muhammad Sidik di Kabupaten Barito Utara Provinsi Kalimatan Tengah serta bandara-bandara yang berada di wilayah Papua," ungkapnya.
Kementerian Perhubungan terus melakukan pembangunan dan pengembangan sejumlah infrastruktur transportasi untuk membuka konektivitas udara meliputi : Jembatan Udara dengan 37 rute di Papua, pembangunan 21 Bandar Udara baru, pembangunan 10 bandar udara Hub Primer, rehabilitasi dan pengembangan 175 bandara guna mendukung kawasan prioritas, serta pembangunan bandar udara perairan di 5 lokasi untuk mendukung destinasi pariwisata perairan.
Selain mendukung destinasi pariwisata juga meningkatkan aksesbilitas dan mendorong perekonomian serta logistik negara Indonesia. “Pembangunan tersebut diharapkan dapat memudahkan masyarakat yang berada di daerah untuk melakukan perpindahan antar daerah dan mewujudkan cita cita anak bangsa," katanya.
(Baca Juga: Kampanye Angkutan Umum, Pemerintah Gandeng Operator dan Ahli Transportasi )
Transportasi udara juga terkena dampak pandemi Covid- 19 secara global, dimana jumlah penumpang pesawat udara menurun tajam sejak triwulan pertama 2020. Namun dengan usaha dan kerja keras bersama antar stakeholder penerbangan dan sejumlah pihak terkait seperti Kemenkes dan Gusus Tugas pada Juli 2020 performanya mulai membaik dengan meningkatnya pergerakan pesawat hingga 42 persen.
Ke depannya Kementerian Perhubungan akan terus mengutamakan protocol kesehatan dalam aktivitas penerbangan untuk meningkatkan perekonomian, pariwisata dan logistik.
“Transportasi Udara diibaratkan sebagai jembatan, yang menghubungkan, menyatukan dan mengikat keberagaman. Karena keberagaman adalah berkah yang harus memperkuat persatuan,” ujar Menhub Budi dalam siaran pers yang diterima di Jakarta.
Kata dia, percepatan pembangunan dan pengembangan infrastruktur tersebut sebagai bentuk kehadiran pemerintah dalam hal ini Kementerian Perhubungan dan sesuai dengan program Presiden Republik Indonesia Joko Widodo yang akan membangun Indonesia dari daerah Terluar, Terpencil, Tertinggal dan Perbatasan (3TP) dan meningkatkan konektivitas.
(Baca Juga: Luhut Bakal Kurangi Bandara Internasional, Ada Apa? )
"Sebagai contoh dengan telah tersedianya Bandar Udara Miangas, Pulau Miangas di Sulawesi Utara kini lebih mudah dijangkau. Lalu beberapa infrastrutur transportasi udara membuka koneksi dengan lebih cepat seperti Bandar Udara Tambelan di Kabupaten Bintan Provinsi Kepulauan Riau dan Bandar Udara Haji Muhammad Sidik di Kabupaten Barito Utara Provinsi Kalimatan Tengah serta bandara-bandara yang berada di wilayah Papua," ungkapnya.
Kementerian Perhubungan terus melakukan pembangunan dan pengembangan sejumlah infrastruktur transportasi untuk membuka konektivitas udara meliputi : Jembatan Udara dengan 37 rute di Papua, pembangunan 21 Bandar Udara baru, pembangunan 10 bandar udara Hub Primer, rehabilitasi dan pengembangan 175 bandara guna mendukung kawasan prioritas, serta pembangunan bandar udara perairan di 5 lokasi untuk mendukung destinasi pariwisata perairan.
Selain mendukung destinasi pariwisata juga meningkatkan aksesbilitas dan mendorong perekonomian serta logistik negara Indonesia. “Pembangunan tersebut diharapkan dapat memudahkan masyarakat yang berada di daerah untuk melakukan perpindahan antar daerah dan mewujudkan cita cita anak bangsa," katanya.
(Baca Juga: Kampanye Angkutan Umum, Pemerintah Gandeng Operator dan Ahli Transportasi )
Transportasi udara juga terkena dampak pandemi Covid- 19 secara global, dimana jumlah penumpang pesawat udara menurun tajam sejak triwulan pertama 2020. Namun dengan usaha dan kerja keras bersama antar stakeholder penerbangan dan sejumlah pihak terkait seperti Kemenkes dan Gusus Tugas pada Juli 2020 performanya mulai membaik dengan meningkatnya pergerakan pesawat hingga 42 persen.
Ke depannya Kementerian Perhubungan akan terus mengutamakan protocol kesehatan dalam aktivitas penerbangan untuk meningkatkan perekonomian, pariwisata dan logistik.
(akr)
tulis komentar anda